Hari ini, ada banyak persoalan yang menimpa
kehidupan anak-anak Tuhan. Ada yang kecewa karena dimarahi oleh atasan,
kecewa karena tidak sepaham dengan pasangan, marah karena sesuatu hal.
Semua itu terjadi karena kita masih belum bisa menguasai diri kita
sendiri, karena kita masih dikendalikan oleh egoism yang sangat
berlebihan.
Sebenarnya, hidup kita
dimuka bumi ini ibarat sebuah kapal di tengah lautan bebas. Kadang
melaju dengan cepat, lambat dan perlahan sesuai dengan kendali dari
nakhoda. Ketika ombak besar datang (masalah besar) menimpa kapal,maka
nakhoda akan berusaha untuk agar jangan sampai tenggelam dan membentur
karang.
Kehidupan kita seperti diibaratkan sebuah kapal tadi, tidak akan bisa
bertahan dengan baik jika kita tidak mengundang Tuhan Yesus sebagai
nakhodanya. Kalau sudah Tuhan yang menjadi nakhoda dalam hidup kita,
percayalah bahwa hidup kita akan dikendalikannya seturut dengan
firman-Nya. Kadang-kadang, kita merasa hebat dan tak perlu mengundang
Tuhan hadir dalam setiap gerak langkah kita. Akan tetapi, ketika kapal
terbentur karang, maka penumpang akan panik dan berlarian tak tentu
arah. Sama halnya dengan kita, ketika masalah datang baru kita sadar
kalau hanya mengandalkan kekuatan sendiri saja tidak akan bisa melampaui
satu persolan.
Bagaimana mungkin kita bisa melangkah ke tangga ke empat dan ke lima
kalau tangga pertama saja belum kita lalui? Manusia cenderung rakus dan
ingin menang sendiri dalam banyak hal. Berbisnis, manusia sering serakah
dan menggunakan cara-cara kotor. Politik, manusia sering
memutarbalikkan fakta yang benar menjadi salah dan yang salah menjadi
benar. Kesalahan yang sudah jelas terlihat oleh mata, bisa
ditutup-tutupi menjadi sebuah pembenaran.
Dunia tempat kita berpijak makin dijejali dengan persoalan-persoalan
hidup yang makin kompleks. Ini sejalan dengan hasil eksplorasi manusia
atas alam semesta yang dikenal sebagai pengetahuan. Namun, jauh sebelum
manusia mencapai kemajuan dalam banyak hal seperti sekarang, Tuhan telah
menetapkan patokan tentang bagaimana orang beriman menjejakkan kaki di
kehidupan ini.
Melalui pemazmur Tuhan mengajar tentang jalan kehidupan yang seharusnya
ditempuh orang percaya. Caranya adalah dengan mengambil keputusan untuk
tidak berjalan di jalan orang fasik, tidak berdiri di jalan orang
berdosa dan tidak duduk di kumpulan orang-orang pencemooh.
Seorang nakhoda kapal juga tidak bisa mengambil keputusan dengan
sembrono atau ragu-ragu. Nakhoda harus yakin bahwa jalan yang harus
dilalui kapal yang dikemudikannya adalah jalan yang benar. Tuhan Yesus
meminta murid-murid-Nya melewati jalan sempit yang membawa kita pada
kehidupan. Kebalikan dari jalan sempit adalah jalan lebar namun berujung
pada kebinasaan. Untuk menapaki jalan sempit memang tidak senyaman
melalui jalan yang lebar. Sama halnya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Tidak semua hari yang kita lalui mulus-mulus saja tanpa ada gejolak,
pasti ada hari-hari yang melelahkan dan sangat menyengsarakan. Kita
tinggal memilih mau lewat jalan yang sempit atau jalan yang lebar.
Dalam Mazmur 25 : 8-10 "Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia
menunjukkan jalan kepada orang yang sesat, Ia membimbing orang-orang
yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalanNya kepada
orang-orang yang rendah hati. Segala jalan Tuhan adalah kasih setia dan
kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjianNya dan
peringatan-peringatanNya."
Sebenarnya, kita semua sadar kalau dalam melakukan sesuatu yang
melanggar hukum pasti ada penolakan dalam hati. Hanya saja, pembenaran
terhadap kesalahan seringkali lebih kuat dan menguasai kita untukt tetap
melanggar perintah Tuhan. Tuhan selalu mengingatkan kita ketika kita
mulai membelokkan jalanNya.
Ingat saja apa kata firman Tuhan dalam Ulangan 28 : 9 "TUHAN akan
menetapkan engkau sebagai umat-Nya yang kudus, seperti yang
dijanjikan-Nya dengan sumpah kepadamu, jika engkau berpegang pada
perintah TUHAN, Allahmu, dan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya."
Seperti diceritakan di awal Renungan ini, bahwa hidup kita bagaikan
kapal yang berada di tengah laut bebas. Apabila nakhodanya benar-benar
mengendalikan kapal dengan cara Tuhan, maka kita akan selamat. Walau
badai dan gelombang datang, kapal akan tetap berlayar dan bergerak
melampaui badai dan ombak besar sekalipun. Ketika kita berhasil
menguasai diri kita sendiri dan keluar dari badai besar, masalah besar,
percayalah bahwa pertolongan Tuhan selalu ada beserta kita.
Firman Tuhan dari I Petrus 3 : 12 mengatakan, "Sebab mata Tuhan tertuju
kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang
minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat
jahat."
Minta selalu petunjuk Tuhan ketika akan melakukan sesuatu hal. Ada 24
jam satu hari kita lalui, sekitar 8 jam waktu kita bekerja di kantor.
Sisanya, kita bisa bersama-sama dengan keluarga. Berkumpul dan bersekutu
membaca firman Tuhan, sharing firman Tuhan dengan sesama seiman.
Berdoalah dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan. Dalam setiap langkah
kehidupan kita di muka bumi ini, kita harus tetap meminta pertolongan
Tuhan lewat doa dan pujian.
Injil Matius dari pasal 6 : 5 sampai 6 menuliskan "Dan apabila kamu
berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan
doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada
tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau
berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada
Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang
tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar