Menguasai
dan mengetahui beberapa teknik untuk melibatkan murid secara aktif
dalam proses pembelajaran adalah hal mutlak yang harus dimiliki seorang
guru ketika merancang rencana pembelajarannya (lesson design). Teknik mini-lektur,
misalnya, adalah cara ringkas menyampaikan latar belakang informasi
yang penting, temuan-temuan ilmu pengetahuan yang baru, dan
contoh-contoh yang membangun motivasi keilmuan. Harus diingat,
penyampaian materi harus singkat, tidak memakan waktu lama – sekitar
10-15 menit. Teknik kedua, jedah klarifikasi adalah
cara yang memungkinkan seorang guru berkeliling ruang kelas, sementara
murid mereview catatannya. Murid yang belum memahami hal tertentu,
dengan demikian, memiliki kesempatan untuk bertanya kepada guru secara
tidak formal. Murid pemalu yang tidak pernah bertanya secara formal akan
memanfaatkan jedah klarifikasi ini untuk bertanya ketika guru
menghampirinya.
Diskusi berpasangan,
merupakan kegiatan sederhana yang memberi kesempatan kepada murid untuk
berpikir tentang suatu topik pelajaran, kemudian berdiskusi dengan
teman sebangkunya atau pasangan yang ditetapkan guru tentang topik itu.
Hasil diskusi kemudian disampaikan kepada seluruh kelas.
Selain itu teknik laporan satu menit (pre-test
and post-test), memberikan kesempatan kepada murid untuk mensintesiskan
pengetahuannya dan menanyakan permasalahan yang belum dipahaminya.
Menjelang penghujung pelajaran, mintalah murid-murid untuk membuat
jawaban tertulis singkat – di atas selembar kertas – untuk pertanyaan:
Apa hal terpenting yang dipelajarinya dalam sesi pelajaran itu?
Pertanyaan penting apa yang masih belum terjawab? Kedua pertanyaan kunci
ini bisa diajukan dalam berbagai variasi. Jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan tersebut akan memperkuat proses pembelajaran murid
dan memberikan umpan balik kepada guru tentang pemahaman murid terhadap
apa yang telah dipelajari.
Guru juga dapat memberikan kegiatan menulis bebas dalam
berbagai topik pelajaran yang memberikan peluang kepada murid untuk
berpikir dan memproses informasi. Contohnya, disamping laporan satu
menit, guru dapat membuat pertanyaan dan meminta murid bebas menjawabnya
secara tertulis. Peluang bisa juga diberikan kepada murid untuk menulis
secara bebas mengenai topik pelajaran tertentu. Setelah itu gunakan
juga teknik curah gagasan, sebuah teknik
sederhana yang dapat melibatkan seisi kelas dalam suatu diskusi.
Kemukakanlah suatu topik atau masalah, kemudian mintalah masukan murid
untuknya, dan tulislah masukan itu di papan tulis.
Permainan (games) yang
terkait dengan pelajaran dapat diperkenalkan di dalam (indoor) atau di
luar (outdoor) kelas untuk membantu pembelajaran aktif dan meningkatkan
partisipasi murid. Aktivitas kelompok kecil dalam debat akan memberikan
setiap Murid kesempatan untuk berbicara, menyampaikan pandangan
pribadinya, dan mengembangkan kemampuannya untuk bekerja sama dengan
murid lain. Bekerja secara berkelompok mengharuskan seluruh murid
bekerja sama menyelesaikan suatu tugas dalam suatu teknik kelompok kerja
kooperatif. Teknik ini dapat dilanjutkan dengan konsep bermain peran.
Siklus belajar,
digunakan terutama dalam mengajarkan ilmu pengetahuan alam. Siklus
belajar ini dibagi ke dalam tiga fase: eksplorasi, pengenalan
istilah-istilah konsep, dan aplikasi. Pada fase eksplorasi, murid
mengeksplorasi fenomena, membuat prediksi jika memungkinkan dan
mengevaluasi hasilnya. Dalam fase kedua, fasilitator mengungkapkan
istilah-itilah yang digunakan untuk menamakan pola, regularitas dan
karakteristik lain dari konsep yang tengah dipelajari. Dalam fase
aplikasi, murid mempraktekkan penerapan konsep-konsep tersebut dalam
situasi yang berbeda. Teknik ini dapat diteruskan dengan bermain peran
Simulasi,
merupakan kegiatan yang distrukturkan hingga mirip pengalaman nyata.
Dalam simulasi, murid-murid diminta membayangkan diri mereka berada
dalam suatu situasi, atau memerankan permainan/aktivitas terstruktur
yang membuat mereka bisa mengalami suatu perasaan yang mungkin saja
timbul dalam suatu situasi tertentu. Teknik terakhir yang patut dicoba
para guru adalah studi kasus. Gunakan kisah
nyata yang melukiskan apa yang terjadi pada suatu masyarakat, keluarga,
sekolah, atau individu, untuk mendorong murid mengintegrasikan
pengetahuan yang didapatnya di ruang kelas dengan pengetahuannya tentang
situasi, aksi, dan konsekuensi di dunia nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar