Selasa, 24 Januari 2012

The Meaning Of Life


















































ARTI KEHIDUPAN


Suatu hari..pernah kurenungi…
adakah seorang insan yang mengerti..
apakah arti kehidupan ini…
pernah kucari arti cinta sejati
namun yang kutemui hanyalah mimpi..
suatu mimpi kosong yang tak bertepi
apakah salah hati ini
ingin memiliki sebuah cinta sejati..
apakah arti sebuah persahabatan sejati
apakah itu juga sebuah mimpi..?
jika benar, apalah arti semua ini..
sudah banyak hari kujalani
tanpa suatu tujuan yang pasti…
semua seakan hanyalah ilusi..
ilusi yang tiada memiliki arti
namun akhirnya satu hal kusadar0i
hanya Tuhan yang sungguh mengerti,
tentang semua arti kehidupan ini..
kekosongan hati ini
tidak lagi diisi dengan benci..
tak ada yang lebih murni
dari kesucian cinta Ilahi





    
Pengertian Hidup

Pertanyaan: Apa arti hidup?

Jawaban: Apakah arti hidup? Bagaimana saya dapat menemukan tujuan, pemenuhan dan kepuasan dalam hidup? Apakah saya memiliki potensi untuk mencapai sesuatu yang memiliki makna yang langgeng? Banyak orang tidak pernah berhenti mempertimbangkan apakah arti hidup itu. Mereka memandang ke belakang dan tidak mengerti mengapa relasi mereka berantakan dan mengapa mereka merasa begitu kosong walaupun mereka telah berhasil mencapai apa yang mereka cita-citakan. Salah satu pemain baseball yang namanya dicatat dalam Baseball Hall of Fame ditanya apa yang dia harap orang beritahu dia ketika dia baru mulai bermain baseball. Dia menjawab, “Saya berharap orang akan memberitahu saya bahwa ketika kamu sampai di puncak, di sana tidak ada apa-apa.” Banyak sasaran hidup ternyata kosong setelah dikejar dengan sia-sia bertahun-tahun lamanya.

Dalam masyarakan humanistik kita, orang mengejar banyak cita-cita, menganggap bahwa di dalamnya mereka akan mendapatkan makna. Beberapa cita-cita ini termasuk: kesuksesan bisnis, kekayaan, relasi yang baik, seks, hiburan, berbuat baik kepada orang lain, dll. Orang-orang memberi kesaksian bahwa saat mereka mencapai cita-cita mereka untuk mendapat kekayaan, relasi dan kesenangan, di dalam diri mereka ada kekosongan yang dalam, perasaan kosong yang tidak dapat dipenuhi oleh apapun.

Penulis kitab Pengkhotbah menjelaskan perasaan ini ketika dia mengatakan, “Kesia-siaan belaka, kesia-siaan belaka, … segala sesuatu adalah sia-sia.” Penulis memiliki kekayaan yang tak terkira, hikmat kebijaksanaan yang melampaui orang-orang pada zamannya maupun zaman sekarang, dia memiliki ratusan wanita, istana dan taman yang menjadikan kerajaan-kerajaan lain cemburu, makanan dan anggur terbaik, dan segala bentuk hiburan. Satu saat dia berkata, segala yang diinginkan hatinya dikejarnya. Namun kemudian dia menyimpulkan, “hidup di bawah matahari” (hidup dengan sikap sepertinya hidup itu hanyalah apa yang kita lihat dan rasakan) adalah kesia-siaan belaka! Mengapa bisa ada kehampaan seperti ini? Karena Allah menciptakan kita untuk sesuatu yang melampaui apa yang dapat kita alami dalam dunia sekarang ini. Tentang Allah, Salomo berkata, “Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka …” Dalam hati kita, kita senantiasa sadar bahwa dunia sekarang ini bukan segalanya.

Dalam kitab Kejadian, kitab pertama dalam Alkitab, kita mendapatkan bahwa Tuhan menciptakan manusia menurut gambarNya (Kejadian 1:26). Ini berarti kita lebih mirip dengan Tuhan daripada dengan ciptaan-ciptaan lainnya. Kita juga mendapatkan bahwa sebelum manusia jatuh dalam dosa dan bumi dikutuk: (1) Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk sosial (Kejadian 2:18-25); (2) Tuhan memberi manusia pekerjaan (Kejadian 2:15); (3) Tuhan memiliki persekutuan dengan manusia (Kejadian 3:8); dan (4) Tuhan memberi manusia kuasa atas bumi ini (Kejadian 1:26). Apakah arti semua ini? Saya percaya bahwa Allah menginginkan semua ini menambah kepuasan dalam hidup kita, namun semua ini (khususnya persekutuan manusia dengan Tuhan) telah dirusakkan oleh kejatuhan manusia ke dalam dosa dan juga oleh kutukan atas bumi ini (Kejadian 3).

Dalam kitab Wahyu, kitab terakhir dalam Alkitab, di bagian akhir dari banyak peristiwa yang terjadi pada zaman akhir, Tuhan mengungkapkan bahwa Dia akan menghancurkan langit dan bumi ini dan membawa kekekalan dengan menciptakan langit dan bumi yang baru. Pada waktu itu Dia akan memulihkan persekutuan dengan orang-orang yang sudah ditebus. Sebagian umat manusia akan dihukum dan dilemparkan ke dalam Lautan Api (Wahyu 20:11-15). Pada waktu ini kutukan atas bumi ini akan disingkirkan, dan tidak akan ada lagi dosa, kesusahan, penyakit, kematian, kesakitan, dll (Wahyu 21:4). Dan orang-orang percaya akan mewarisi segala sesuatu, Allah akan berdiam dengan mereka dan mereka akan menjadi anak-anakNya (Wahyu 21:7). Dengan demikian kita menggenapi siklus di mana Allah menciptakan kita untuk bersekutu dengan Dia, manusia jatuh dalam dosa dan memutuskan persekutuan itu; dalam kekekalan Allah memulihkan hubungan itu secara penuh dengan orang-orang yang Dia pandang layak. Hidup dalam dunia ini dan mendapatkan segala sesuatu hanya untuk mati dan terpisah dari Tuhan untuk selama-lamanya adalah lebih buruk dari kesia-siaan! Namun Tuhan telah membuat jalan di mana bukan saja kebahagiaan kekal dimungkinkan (Lukas 23:43), namun juga agar hidup sekarang ini memuaskan dan berarti. Sekarang, bagaimana kebahagiaan kekal dan “surga di bumi” ini dapat diperoleh?

MAKNA HIDUP DIPULIHKAN MELALUI YESUS KRISTUS

Sebagaimana telah diindikasikan di atas makna hidup, baik sekarang maupun dalam kekekalan ditemukan dalam hubungan yang dipulihkan dengan Tuhan; hubungan yang telah lenyap ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa. Hari ini, hubungan dengan Allah itu dimungkinkan hanya melalui AnakNya, Yesus Kristus (Kisah Rasul 4:12; Yohanes 14:6; 1:12). Hidup kekal diperoleh ketika seseorang menyesali dosa-dosanya (tidak mau lagi hidup dalam dosa namun ingin Kristus mengubah mereka dan menjadikan mereka pribadi-pribadi yang baru) dan milai bergantung pada Yesus Kristus sebagai Juruselamat (lihat pertanyaan: “Apa itu rencana keselamatan?” untuk informasi lebih lanjut tentang topik penting ini)

Arti hidup yang sebenarnya tidak ditemukan hanya dengan mengenal Yesus sebagai Juruselamat (seindah apapun hal itu). Makna hidup yang sebenarnya ditemukan ketika orang mulai berjalan mengikuti Kristus sebagai muridNya, belajar dari Dia, menggunakan waktu bersama dengan Dia dalam FirmanNya, Alkitab, bersekutu dengan Dia dalam doa, dan berjalan denganNya dalam ketaatan kepada perintah-perintahNya. Jikalau Anda adalah orang yang belum percaya (atau baru percaya), Anda mungkin akan mengatakan kepada diri sendiri, “Sepertinya itu tidak terlalu menggairahkan atau menyenangkan untuk saya!” Tapi tolong baca lebih lanjut. Yesus membuat pernyataan-pernyataan ini:

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan" (Matius 11:28-30). “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10:10b). "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya” (Matius 16:24-25).“Dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu” (Mazmur 37:4).

Apa yang dikatakan oleh ayat-ayat ini adalah bahwa kita memiliki pilihan. Kita bisa terus berusaha mengarahkan hidup kita sendiri (dan sebagai hasilnya hidup dalam kehidupan yang kosong) atau kita bisa memilih untuk mengikuti Tuhan dan rencanaNya bagi hidup kita, mengikutiNya dengan sepenuh hati (hasilnya, hidup yang penuh, cita-cita kesampaian, dan mendapatkan kepuasan). Hal ini karena Pencipta kita mengasihi kita dan menghendaki yang terbaik bagi kita (bukan selalu yang paling mudah, tapi yang paling memuaskan).

Sebagai penutup, saya ingin membagikan sebuah perumpamaan yang saya pinjam dari seorang teman pendeta. Jikalau Anda adalah penggemar olahraga dan Anda memutuskan untuk pergi ke pertandingan professional, Anda dapat membayar beberapa dollar, dan duduk di barisan paling atas di stadion, atau Anda merogoh beberapa ratus dollar dan duduk dekat dengan lapangan pertandingan. Demikian pula dengan hidup keKristenan. Menyaksikan Tuhan bekerja SECARA LANGSUNG bukanlah bagian dari orang-orang Kristen hari Minggu. Menyaksikan Allah bekerja SECARA LANGSUNG adalah bagi murid-murid Tuhan yang sepenuh hati, yang telah berhenti mengejar keinginan mereka sendiri dalam hidup ini supaya mereka bisa mengejar rencana Tuhan. MEREKA telah membayar harga (penyerahan penuh kepada Kristus dan kehendakNya); mereka menikmati hidup secara penuh; dan mereka bisa memandang diri sendiri, teman-teman mereka, dan Pencipta mereka tanpa ada penyesalan. Sudahkah Anda membayar harga? Apakah Anda bersedia? Jika demikian, Anda tidak akan pernah kehilangan makna atau tujuan hidup lagi.




Hal-hal Penting Dalam Hidup

Ada 3 hal dalam hidup yang tidak pernah kembali :
Waktu.
Perkataan.
Kesempatan.
Kita tak bisa memutar kembali waktu tapi kita dapat menciptakan kenangan dengan waktu yang masih kita punya dan memanfaatkan waktu yang masih kita punya dan memanfaatkan waktu yang ada, walaupun sebenatar untuk menciptakan kenangan yang berarti.
Time is free but it’s priceless. You can’t qwn it but you can use it. Tou can’t keep it but you can spent it.
Kita tidak dapat menghapus caci maki yang telah kita katakan hingga membuat orang lain marah, terluka atau menangis, tetapi kita dapat membuat apa yang selanjutnya keluar dari mulut kita menjadi lebih banyak pujian dibandingkan caci maki, lebih banyak syukur dan terimakasih daripada keluhan atau komplain, dan lebih banyak nasihat positif dari pada sulutan amarah.
Kita tidak dapat mendapatkan kembali kesempatan yang sudah lewat, tetapi dapat menciptakan peluang untuk membuat kesempatan kesempatan lain datang dalam hidup kita dengan lebih memperhatikan keadaan.
Ada 3 hal dalam hidup yang tidak boleh hilang :
Kehormatan
Kejujuran.
Harapan.
Jika kita tidak memiliki uang dan masih memiliki kehormatan, maka bersyukurlah karena kehormatan merupakan salah satu kekayaan yang masih berharga di mata orang lain. Jika kita telah kehilangan kehormatan dan ingin memulihkannya, maka gunakanlah kejujuran untuk meraih kehormatan kita kembali karena orang-orang jujur adalah orang-orang terhormat.
Jika kita relah kehilangan kehormatan karena ketidakjujuran kita, maka milikilah harapan bahwa suatu saat mereka akan mengerti alasan di balik semuanya. Milikilah harapan bahwa kita bisa memperbaiki kehormatan meski dengan susah payah. Milikilah harapan bahwa meski banyak orang yang takkan lagi percaya karena kita pernah melakukan hal hal yang tidak jujur, pada waktunya nanti mereka akan melihat sendiri upaya kita.
Teruslah bergerak hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan hingga keleihan itu letih bersamamu.
Teruslah terjaga hingga kelesuan itu lesu menemanimu.
Karena dimana ada kemauan, disitu ada jalan.
Ada  3 hal dalam hidup yang paling berharga :
Keluarga
Sahabat
Cinta.
Kekayaan bukan soal berapa banyak uang yang anda miliki. Kekayaan adalah apa yang masih anda miliki saat anda kehilangan semua uang anda. Kalau anda kehilangan uang, ingaylah bahwa anda masih memiliki keluarga. Kalau anda kehilangan semua keluarga anda, ingatlah bahwa anda masih memiliki sahabat.
What is the difference berween blood and friend? Blood enters the heart and flows out, but friend enters the heart and stay inside.
Jika anda kehilangan semua keluarga dan tidak ada satu pun sahabat, maka ingatlah bahwa anda masih memiliki cinta untuk mendapatkan mereka kembali, untuk mengenang masa masa indah bersama mereka dan untuk menciptakan persahabatan yang baru dengan kehangatan kasih yang mampu anda berikan.
Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Dalam keadaan seperti apa, Allah tetap mengasihi manusia. KasihNya diberikan sebab Anda adalah ciptaan Tuhan yang sangat berharga bagi-Nya. Dalam kasih Allah kita menemukan pokok utama kebutuhan manusia….. menperoleh hidup kekal dalam kerajaan Allah di Sorga kelak…. untuk itu Dia datang memberikan kasih karunia demi kasih karunia untuk keselamatan yang sempurna. Menyambut kasihNya dan mempercayai kasihNya, akan mengubah hidup mendapatkan yang paling utama sampai kekekalan bersama-Nya.

UNTUK APA HIDUP ITU ?
Kita lahir ke dunia. Tumbuh menjadi besar. Sekolah dari TK, SD, SMP, SMU dan jika beruntung meneruskan kuliah. Lalu bekerja dan menikah. Punya anak. Jika umur panjang, masih bisa lihat cucu, buyut, dan -jika beruntung- canggah. Lalu mati. Itulah gambar kasar dari hidup kita. Lalu hari-hari hidup itu adalah bangun, mandi, makan pagi, bekerja atau sekolah, makan siang, mengisi waktu dengan berbagai aktivitas, mandi lagi, makan malam, dan tidur lagi. Kebanyakan dari kita melakukan hari-harinya seperti itu.
Lalu apa sebenarnya hidup kita ini ? Karl Marx  pernah berkata, ” Hidup itu perut kenyang”. Maksudnya hidup itu untuk makan (saja). Sedangkan Sigmund Freud berpendapat hidup itu pemenuhan kebutuhan seksual belaka, lain tidak. Jika kita tanya orang-orang di sekitar kita tentang ‘untuk apa kita hidup ?’ mungkin -dan sangat mungkin- jawaban yang kita peroleh adalah sebanyak orang yang kita tanyai. Maksudnya adalah satu orang menjawab dengan jawaban yang berbeda-beda dari yang lainnya, sebagaimana pendapat Karl Marx berbeda dengan Sigmund Freud.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan tepat, maka gunakan akal sehat kita ! Yang paling tahu untuk apa kita hidup tentu saja ialah Yang Menghidupkan kita, yaitu Sang Pencipta, Alloh subhaanahu wa ta’ala. Alloh subhaanahu wa ta’ala berfirman, yang artinya: ” Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu..” (QS: Adz-Dzaariyaat: 56).

Sekarang sudah jelas bagi kita, bahwa kita diciptakan dan dihidupkan hanya untuk beribadah kepada Alloh subhaanahu wa ta’ala saja dan tidak ada tujuan yang lain.
Mungkin timbul pertanyaan: Lalu apakah hidup kita ini hanya  untuk sholat saja, ke masjid saja, mengaji saja ? Kemudian tidak mancari nafkah, tidak menikah ? Sebelum bertanya-tanya, lebih dulu harus kita pahami makna ‘ibadah’ itu.
Pengertian Ibadah yang biasa dirujuk oleh ulama adalah pengertian yang dirumuskan oleh Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah, yaitu ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Alloh subhaanahu wa ta’ala, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang nampak (lahir) maupun yang tersembunyi (batin). Sebagian ulama menambahkan dengan: disertai oleh ketundukan yang paling tinggi dan rasa kecintaan yang paling tinggi kepada Alloh subhaanahu wa ta’ala.

Ibadah itu banyak macamnya dan terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa khauf (takut kepada Alloh subhaanahu wa ta’ala), raja’ (mengaharap rahmat Alloh subhaanahu wa ta’ala), mahabbah (cinta kepada Alloh subhaanahu wa ta’ala), tawakkal adalah ibadah yang berkaitan dengan hati. Sedangkan membaca Al-Qur’an, tasbih, tahlil, takbir, tahmid adalah ibadah lisan dan hati. Sedangkan shalat, zakat, haji, berbakti pada orang tua, membantu orang kesulitan adalah ibadah badan dan hati.

Jadi ibadah mencakup seluruh tingkah laku seorang mukmin jika diniatkan qurbah (untuk mendekatkan diri kepada Alloh subhaanahu wa ta’ala) atau apa saja yang membantu qurbah. Bahkan adat kebiasaan yang mubah pun bernilai ibadah jika diniatkan sebagai bekal untuk taat kepada Alloh subhaanahu wa ta’ala. Seperti tidur, makan, minum, jual beli, bekerja mencari nafkah, menikah, dan sebagainya. Jadi ibadah itu tidaklah sempit cakupannya, bahkan ia mencakup seluruh aspek kehidupan muslim, baik di masjid maupun di luar masjid.

Sebagai contoh ibadah di luar masjid adalah bekerja. Banyak hadits yang menganjurkan seorang muslim untuk bekerja dan memuji para pelakunya. Rasululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: ” Sesungguhnya sebaik-baik yang kamu makan adalah dari hasil kerjamu sendiri” (HR: Abu Dawud, At-Tirmidzy, dan An-Nasa-i, dari ‘A-isyah dengan sanad shahih).

Ketika para sahabat menyaksikan seorang laki-laki berjalan dengan gesit, mereka berkomentar, ” Seandainya (saja) ia berjalan di jalan Allah (berjihad).” Kemudian Nabi Shallaallaahu  ‘alaihi wa sallam meluruskan pernyataan tersebut dan bersabda, yang artinya: “Jika ia keluar mencarikan nafkah anaknya yang kecil, maka ia di jalan Alloh subhaanahu wa ta’ala. Jika ia keluar mencarikan nafkah kedua orang tuanya yang sudah tua, maka ia di jalan allah, dan jika ia keluar mencari nafkah untuk dirinya dengan maksud menjauhkan diri dari yang tidak baik, maka ia di jalan Allah. Dan jika ia keluar dengan maksud riya’ (pamer) dan sombong, maka ia di jalan setan. ” (HR. Ath-Thabrany dari Ka’ab bin Ujrah dengan sanad shahih).

Rasululloh shallaalaahu ‘alaihi wa sallam -yang merupakan teladan yang utama dan pertama dalam beribadah-  pada waktu kecil bekerja menggembala kambing dengan upah beberapa dinar. Kemudian beliau juga pernah berdagang. Begitu pula dengan para salafush-sholih (para pendahulu Islam yang sholih) mereka juga mencari nafkah dan membenci pengangguran. Abu Bakar, Utsman dan Thalhah Radhiyallahu ‘anhum adalah pedagang kain. Az-Zubair, dan Amr bin Al-Ash Radhiyallaahu ‘anhuma bekerja menjual pakaian jadi. Imam Ahmad Rahimahullah bekerja sebagai penulis kitab bayaran.

Jadi merupakan pandangan yang salah jika ada orang yang menganggap bekerja itu tidak termasuk ibadah. Namun tentu saja, bekerja yang dihitung sebagai ibadah adalah bekerja yang diniatkan untuk mencari bekal agar bisa mendekatkan diri kepada Alloh subhaanahu wa ta’ala dan menjaga kehormatan muslim serta harus dengan cara yang halal. Jika bekerja namun diniatkan untuk menumpuk harta atau berfoya-foya tanpa memikirkan hak anak, istri, orang tua serta ditempuh dengan cara yang haram masih ditambah lagi dengan melalaikan kewajiban agama (sholat dan mncari ilmu agama misalnya), tentu saja bekerja yang seperti ini tidaklah bernilai ibadah, bahkan hanya menambah dosa.

Ibadah yang bermanfaat adalah ibadah yang diterima oleh Alloh subhaanahu wa ta’ala. Jika kita telah berlelah-lelah beribadah namun tidak diterima oleh Alloh subhaanahu wa ta’ala maka ibadah kita tidak bermanfaat dan arti hidup kita akan tidak bermakna serta tujuan hidup kita tidaklah tercapai.
Agar bisa diterima oleh Alloh subhaanahu wa ta’ala, ibadah disyaratkan harus benar. Dan ibadah itu tidak benar kecuali dengan syarat: Ikhlas karena Alloh subhaanahu wa ta’ala semata, bebas dari syirik besar dan kecil & Sesuai tuntunan Rasullulloh shallaallaahu ‘alaihi wa sallam

Syarat pertama adalah konsekuensi dari syahadat laa ilaaha ilaaLlaah, karena ia mengharuskan ikhlas beribadah hanya untuk Allah dan jauh dari syirik kepadaNya. Syarat kedua adalah konsekuensi dari syahadat Muhammadur-Rasululloh karena ia menuntut wajibnya ta’at keada Nabi, mengikuti tuntunannya dan meninggalkan bid’ah (ibadah atau cara beribadah yang tidak pernah dituntunkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).

Dalil bagi kedua syarat ini ialah firman Alloh subhaanahu wa ta’ala, yang artinya: ”Barang siapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaknya ia mengerjakan amal shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun (terhadap Alloh) dalam beribadah kepada Tuhannya.” (QS: Al-Kahfi :110).

Kalimat “..maka hendaknya ia mengerjakan amal shalih..” merupakan manifestasi syarat kedua, yaitu sesuai tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena amal shalih itu adalah amal yang pasti telah dituntunkan Nabi. Sedangkan “..dan janganlah ia mermpersekutukan seorang pun (terhadap Allah) dalam beribadah kepada Tuhannya.” meruplakan manifestasi syarat pertama, yaitu keharusan ikhlash.

Dua syarat ini merupakan keharusan yang mutlak. Jadi adalah salah jika orang beribadah dengan cara yang tidak pernah dituntunkan Nabi kemudian dia berkata untuk membenarkan ibadahnya : ” Yang penting kan niatnya” atau ” Yang penting kan ikhlas”.

Niat ikhlas tidak bisa mengubah cara beribadah yang salah menjadi benar. Apalagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Barang siapa melaksanakan suatu amalan tidak atas perintah kami (yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah memerintahkannya dan tidak pernah membolehkannya) maka amal itu ditolak” (HR: Al-Bukhary dan Muslim ). Begitu pula sebaliknya, jika kita telah sesuai dengan tuntunan Nabi namun niatnya tidak ikhlas, maka amalan kita juga ditolak Alloh azza wa jalla.

Dua syarat ini haruslah dipahami dan berusaha terus untuk dikaji secara mendalam dan dipraktekkan. Maka tentu saja merupakan suatu kebohongan yang besar jika ada seorang muslim banyak ibadahnya tapi tidak pernah belajar bagaimana cara beribadah yang benar dan bagaimana agar amal ibadahnya dapat diterima Alloh subhaanahu wa ta’ala. Oleh karena itu, langkah awal seorang muslim agar tujuan hidupnya tercapai adalah belajar dulu bagaimana cara beribadah yang benar dan dapat diterima. Tidak mungkin seorang yang tidak pernah mengaji, tidak pernah belajar agama  bisa benar ibadahnya. Padahal tujuan dihidupkannya kita ini adalah ibadah -yang mencakup seluruh aspek kehidupan, lain tidak.

Maka marilah kita hidupkan semangat mencari ilmu agama agar kemudian ibadah kita benar dan dapat diterima oleh Allah, sehingga hidup kita benar-benar bermakna dan tujuan hidup kita tercapai. Marilah kita baca Al-Qur’an, kita pelajari isinya melalui buku-buku agama, kita baca hadits-hadits, kita pahami maknanya melalui majelis-majelis pengajian, agar tak menyesal jika sudah sampai di kuburan nanti.



Yang Menjadi Tujuan Hidup Manusia
Setiap manusia mempunyai pencarian yang panjang mengenai hidupnya tentang makna, pengaruh, ataupun tujuan hidupnya. Untuk beberapa orang, ketiga hal ini saling terkait satu sama lain. Apa makna hidup ini? Apakah saya mempunyai pengaruh kepada dunia? Jika ada, apakah tujuan hidup saya? Jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan itu hanya dapat kita temukan di dalam Pencipta kita.
Jika Anda ingin menemukan alasan mengapa sesuatu itu diciptakan, maka Anda harus tanyakan kepada penciptanya, bukan ciptaannya. Jadi, jika ada pertanyaan mengenai ciptaan Tuhan, tanyakan kepada Tuhan. Tujuan Tuhan menciptakan kita menjadi tujuan kita di dalam hidup ini. Masuk akal bukan? Lantas, apa tujuan Tuhan menciptakan kita?
Kenapa tukang sepatu menciptakan sepatu? Karena dia membutuhkan sesuatu untuk melindungi kakinya dari luka. Dan apa kegunaan sepatu kalau begitu? Tentu saja melindungi kaki kita dari luka. Kenapa tukang roti membuat roti? Untuk memberi makan orang yang lapar. Jadi, apa kegunaan roti kalau begitu? Untuk memberikan kepuasan bagi mereka yang lapar. Kita salah jika kita katakan sepatu dibuat agar kaki kita terlihat bagus, atau tujuan roti dibuat hanya agar mengeluarkan bau yang harum. Bisa jadi itu tambahan manfaat yang dirasakan, namun bukan menjadi tujuan utama benda-benda itu dibuat.
Jadi, untuk apa Tuhan ciptakan kita? Mungkin kita tampan / cantik dan wangi, namun bukan untuk itu kita ada di dunia. Rick Warren dalam bukunya Purpose Driven Life menulis, “Anda harus memulai dengan Tuhan. Anda dilahirkan karena tujuan-Nya dan untuk mencapai tujuan-Nya.” Karena itu hanya di dalam Tuhan kita menemukan tujuan hidup kita, identitas kita, arti hidup kita, dampak kita, maupun takdir hidup kita.
Cari tahu dengan melatih diri Anda dekat dengan Tuhan dan melakukan hal-hal yang Dia ingin kita lakukan. Ada banyak aspek dimana Tuhan bisa tempatkan seseorang, kita ada dimana, itu sangat tergantung dari kedekatan kita kepada Tuhan. “Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.” Efesus 1:6-10. Karena itu, carilah apa yang Tuhan inginkan dalam hidup Anda dan temukan jawabannya.



(Yakinlah) Hidup Itu (Bukan)

Pilihan

Ungkapan Hidup Adalah Pilihan sudah sering kita dengar, bahkan mungkin kita setuju dengan maksud yang terkandung dari ungkapan tersebut bahwa hidup ini benar bergantung pada keputusan-keputusan pribadi seseorang, yaitu pilihan-pilihan yang dipilihnya dengan sadar. Contoh sederhananya seperti memutuskan (=memilih) untuk segera bangun atau tidur lagi. Kedua pilihan ini, juga dengan penalaran sederhana, akan tampak berkonsekuensi bagi suatu kejadian tertentu selanjutnya sebagai akibat apa yang dipilihnya sebelumnya, misalnya karena memilih tidur lagi, Andy terlambat memberi kuliah. Namun benarkah demikian? Bagaimana dengan busa sabun yang masih menempel di daun telinga Andy, apakah itu akibat dia memilih untuk tidur lagi ketimbang segera bangun agar dia tidak harus mandi dengan terburu-buru? Dari uraian singkat di atas, jika kita memikirkannya sedikit lebih mendalam, mungkin kita bisa menyimpulkan bahwa HIDUP ITU BUKAN PILIHAN?

Ungkapan semacam judul artikel ini setidaknya memerlukan pemahaman dasar yang baik atas dua term (=batas, istilah, dsb) yang digunakan, yaitu apa HIDUP dan PILIHAN yang dimaksud ketika kita ingin memikirkan lebih mendalam maksud yang terkandung di dalamnya seperti yang disebutkan sebelumnya. Untuk mempermudah tugas ini, kamus bahasa Indonesia bisa membantu. Silahkan klik HIDUP dan PILIHAN. Khususnya definisi kata HIDUP, ada baiknya membaca juga “uraian para ahli” DI SINI, khususnya sub-judul Definisi. Dari referensi-referensi tersebut, sehubungan dengan fokus artikel ini, ada beberapa pokok yang perlu digaris-bawahi, yaitu:
1. Hidup adalah suatu proses dalam pemaknaan lahiriah juga non-lahiriah, materil dan immateril. Sebagai suatu proses, bagi fokus persoalan di sini, sudah seharusnya membicarakan hidup sebagai yang ber-awal dan ber-akhir; yaitu proses yang dipikirkan mulai dari peristiwa lahir hingga kematian seseorang. Jadi jelas juga bahwa memikirkan maksud ungkapan tersebut perlu memikirkan batasan pemaknaan atas hidup yang dimaksud, yaitu sebagai yang meliputi Kelahiran, Kehidupan (menghidupi hidup sehari-hari), sampai Kematian.
2. Berkaitan dengan poin 1 di atas, pilihan di sini bukan semata jalan atau upaya atau tindakan pengambilan keputusan atas sesuatu daripada yang lain (=memilih). Pilihan di sini juga mencakup apa yang dipilih; opsi atau alternative yang ditawarkan. Dengan demikian, ungkapan HIDUP ADALAH PILIHAN mencakup persoalan benar-tidaknya hidup sebagai sebuah opsi atau pilihan.
Bila menyimak dua poin di atas, menjawab benar-tidaknya HIDUP ADALAH PILIHAN tentu tidak sesederhana memahami hidup sebagai yang “berisi” serangkaian pilihan yang diperhadapkan pada setiap pribadi sejak dari bangun hingga tidur kembali; sejak dari lahir hingga mati. Jika Kelahiran merupakan salah satu pemaknaan yang termasuk di dalam Hidup itu sendiri, yaitu hidup sebagai sebuah proses, adakah setiap kita memilih hal-hal tertentu menyangkut kelahiran kita? Jelas tidak seorangpun yang memilih untuk dilahirkan sebagai laki-laki atau perempuan, lahir dengan kewarganegaraan apa, dan sebagainya. Sampai di sini, kita juga perlu memikirkan bahwa PILIHAN yang dimaksud juga menyangkut KESADARAN seseorang dalam menentukan pilihan-pilihannya, bukan?  Artinya, dengan kesadaran itu, seseorang sungguh diperhadapkan pada kondisi di mana ia benar-benar memilih. Dengan kata lain, jika kita sungguh-sungguh memiliki PILIHAN atas Kelahiran itu, maka kita dapat melakukan hal yang sebaliknya, misalnya menolak untuk dilahirkan. Setidaknya, PILIHAN akan menempatkan seseorang pada sedikitnya dua opsi; memilih A atau B, memilih hitam atau putih, memilih bangun atau tidur kembali, memilih pergi atau tinggal, dan sebagainya.
Seorang anak yang mengikuti kehendak orang tuanya meski bertentangan dengan kehendaknya sendiri tentu tidak mesti berarti ia tidak memiliki pilihan atau tidak memilih dengan sadar. Si anak tetap bisa memilih untuk mengikuti pilihan orang tuanya atau pilihannya sendiri, namun ia memutuskan untuk memilih mengikuti kehendak sang orang tua. Andy bisa memilih untuk tidak buru-buru mandi meski konsekuensinya ia telat lebih lama. Tapi Andy “memilih” membawa busa sabun itu ke mana-mana dengan daun telinganya ketimbang terlambat jauh lebih lama untuk memberikan kuliah pada hari itu. Ya, selain berkonsekuensi, pilihan juga bisa tampak sebagai konsekuensi dari sebab yang lain, seperti busa sabun tersebut. Bagaimana dengan kelahiran kita secara personal? Bukankah ia lebih sebagai konsekuensi dari sebab yang lain ketimbang konsekuensi (=hasil) dari pilihan kita sendiri? Bagaimana dengan bayi? Jelas, seorang bayi memiliki tingkat kesadaran yang berbeda, namun tetap dikatakan bahwa bayi memiliki itu. Apa dan bagaimana kita memikirkan tentang bayi ini, saya pikir pemaknaan HIDUP ADALAH PILIHAN dengan memahami bahwa hidup yang dibicarakan juga mencakup hal Kelahiran seharusnya membuat kita bertanya kembali benarkah hidup itu pilihan. Dapatkah sebuah pilihan dikatakan sebagai pilihan kita bilamana tanpa kuasa penolakan dan tidak bergantung pada keputusan kita sendiri secara pribadi? Sekarang, apakah hidup adalah pilihan?
Sebelum menjawab pertanyaan terakhir di atas, pikirkan juga bahwa orang tua kita tidak pernah tahu siapa bakal menjadi anaknya; misalnya berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Apakah ia akan lahir dengan selamat atau tidak (maaf). Nah, Hidup yang dipikirkan sebagai pilihan ini ternyata juga mencakup persoalan Kematian; sebagai akhir dari proses hidup yang dimaksudkan tadi. Apakah Kematian ini bisa dikatakan sebagai Pilihan dalam pengertian yang sama? Mungkin kita pernah mengalami atau mendengar seseorang yang mencoba bunuh diri tapi gagal (tidak mati). Kita juga mungkin pernah melihat peristiwa kematian seseorang akibat kejadian yang tidak terduga sama sekali. Bagaimana pun persoalan Kematian ini kita pikirkan, tampaknya ada suatu misteri di mana kita tidak bisa memastikan benar-tidaknya kematian itu bisa dipilih oleh seseorang atau tidak. Apakah kematian itu bergantung pada pilihan seseorang atau tidak. Seseorang yang nekad meledakkan dirinya sendiri tentu bisa membatalkan niatnya itu karena suatu ‘kesadaran’ sebelum ia melakukannya, sementara yang lain sukses melakukan niat nekadnya itu. Mengapa demikian? Apakah muncul tidaknya ‘kesadaran’ semacam ini melibatkan faktor x di luar dirinya? “X” yang bisa saja semilir angin, kenangan pun ingatan pada sesuatu, rangkaian bom yang gagal meledak/diledakkan, atau Tuhan mungkin? Sampai di sini, memang masih tersisa banyak pertanyaan menyangkut Kematian ini yang belum bisa terjawab dengan memuaskan khususnya menyangkut persoalan Hidup Adalah Pilihan ini, apalagi bila menyangkut kepastian bagaimana hidup kita setelah kematian itu kita alami. Namun, bagi fokus persoalan di sini, setidaknya sudah ada beberapa pertimbangan dimiliki guna menjawab benarkah hidup itu adalah pilihan?
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa dalam menjalani kehidupan ini, setiap kita diperhadapkan pada berbagai pilihan yang bisa berdampak pada kehidupan kita selanjutnya. Namun ditunjukkan juga bahwa hidup yang dimaksud bukanlah sekedar menjalani rutinitas keseharian semata. Hidup juga mencakup peristiwa kelahiran dan kematian itu. Sekali lagi, seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, jika hidup ini diawali dengan kepastian bahwa kelahiran bukanlah pilihan pribadi, dan kemudian diakhiri dengan misteri kematian yang menyisakan juga ketidakpastian bahwa ia merupakan pilihan, masihkah dapat dikatakan bahwa hidup adalah pilihan? Menurut saya, “lebih aman” untuk mengatakan Hidup berisi pilihan-pilihan namun bukan pilihan. Ini menjadi kesimpulan yang saya ambil ketika memikirkan apa itu hidup secara utuh; utuh yang berarti mencakup keseluruhan proses dari Kelahiran hingga Kematian seseorang. Kesimpulan ini, sebagaimana kesimpulan anda yang mungkin berbeda dengan saya, tentu berkonsekuensi pada  pokok-pokok pemikiran lain yang berkaitan. Misalnya, hidup/kehidupan setelah kematian. Bagaimana kita memaknai hidup setelah kematian ini tentu berkaitan dengan bagaimana kita memaknai hidup di dunia ini, termasuk persoalan pilihan ini. Jika, hidup yang sekarang bukanlah pilihan secara pribadi, bagaimana dengan kehidupan nanti itu? Apakah ia bergantung pada pilihan-pilihan kita? Mungkin ada baiknya merenungkan kehidupan “yang di sana” saat sekarang ini sebelum kita mengalaminya tanpa bisa menolaknya sebagaimana kelahiran kita sebelumnya; sebelum kematian yang sesungguhnya itu menimpa atas kita.
Tentang Hidup sebagai pilihan,
tentang Hidup kini dan nanti…
Lahir dan mati dalam kehidupan,
awal dan akhir yang memberi suatu arti…
Kosong sama kosong,
kedua ujung tanpa kepastian akan pilihan…
Kosong dikalikan kosong,
pilihan apapun di antaranya cukup berarti bagi kehidupan nanti???

Menghidupi kehidupan.

Pergulatan atas hari-hari kita yang penuh dengan ujian ialah untuk menemukan kerelaan demi sebuah perjuangan. Rela dengan Allah, dan rela kepada Allah.

Sebuah kata, RELA. Mungkin cara yang tepat, bagaimana rambut yang memutih itu tetap setia menemani dagangan yang di pikul oleh Bapak Penjual Bubur Kacang Ijo dan Ketan Item keliling, yang rutin ia lakoni sejak aku pindah ke daerah rumahku yang sekarang hingga kini… sudah 15 tahun..bahkan mungkin ia lebih lama sebelum itu..

Entahlah… tiba-tiba pikiran itu masuk ke dalam sel-sel otakku… beginikah kerelaannya menghidupi kehidupan?? Yang dahulu ia hanya saat pagi hari saja berkeliling… kini untuk menghidupi kehidupannya ia berjualan dari pagi hari sampai petang… memikul 2 priuk besar berisi kacang ijo dan ketan item.. di tambah setoples santan, setoples gula dan mangkok, sendok.. dan lainnya…
Dari yang rambutnya masih hitam, badannya masih tegap… hingga rambutnya yang kini sudah memutih, bahkan hingga kumis dan brewoknya pun ikut memutih… dan badannya kini tirus.. perjuangan menghidupi hidup yang penuh kerelaan..

Begitu juga dengan perjalanan tukang Asinan dan Rujak keliling,, yang tak pernah absen dengan becandaan khas beliau… mau ada yang beli atau tidak… beliau tetap tersenyum… perjalanan kerelaannya diulas senyum… bahkan kadang… saat sedang tidak banyak pembeli… dan beliau sedang beristirahat sambil main tenis meja di dekat rumah… beliau membagikan GRATIS dagangannya selepas bermain ke orang-orang yang ada di sekitar… (aku pun slalu menanti-nanti kapan lagi beliau akan seperti itu…. Hehehe..)
Menghidupi kehidupan dengan kebahagiaan, dan kehangatan…

Begitu juga dengan sepasang kakek dan nenek yang kulihat di sebuah Reality show yang dengan ikhlas menerima bahwa anak-anak yang telah dibesarkannya dari buaian hingga menjadi orang besar.. tetapi tidak mau mengakuinya.. dan kini mereka hanya bergantung pada gelas-gelas plastik bekas minum dan botol yang mereka kumpulkan.. mereka tetap menjalaninya.. walau terkadang.. kaki mereka sudah merasa letih untuk terus berjalan… Namun, mereka masih mau berbagi dengan orang lain yang juga kesusahan..Menghidupi kehidupan dengan IKHLAS, dan membantu sesama..

Mungkin masih banyak kisah yang terurai.. karena setiap manusia mempunyai caranya masing-masing untuk menghidupi kehidupannya….

Kadang… kehidupan itu penuh dengan canda, tawa, perjuangan, persahabatan, suka, duka, air mata… namun, saat kita tahu bahwa semua ini adalah upaya untuk menghidupi kehidupan kita.. baik di dunia maupun di akhirat kelak…

Sebuah langkah kembali ditegakkan.. Ribuan asa pun di lambungkan… SEMANGAT kembali dipancangkan…

Untuk menghidupi kehidupan,,, yang penuh dengan kerelaan dengan Allah, maupun kepada Allah, Ikhlas, membantu sesama, demi kebahagiaan dan kehangatan dunia dan akhirat.. …

Untuk manis yang tak lekang oleh waktu… setetes air yang jatuh dari pelupuk mata di penghujung malam.. mengakhiri musibah kali ini.. dan ditutup sebuah do’a kesuksesan dalam menghidupi kehidupan bagi manusia.






Tantangan dalam kehidupan

Dikutip dari Ps. Patrick Ondrey: “Kamu bisa ubah kendala menjadi kesempatan jika kamu memiliki sikap yang baik. Ambil kendali akan hidupmu, jangan biarkan kondisi kehidupan yang mengendalikan hidupmu.”

Saya bener-bener setuju dengan beliau dan sangat beryukur buat orang-orang yang Tuhan sudah tempatkan dalam hidup saya untuk mengajarkan bgmn caranya membunuh Goliat dalam kehidupan saya. Sy berterima kasih kepada Tuhan untuk RohNya yang tersedia buat kita semua sebagai Penasehat dan juga Penghibur.

Roh yang sama dari Tuhan yang hidup yang sanggup mengubah orang2 yang pengecut menjadi pendekar-pendekar dengan memberikan kuasaNya yang mengubah cara menjalani kehidupan. Roh yang sama yang dapat mengubah kelemahan-kelemahan kita dan kelebihan-kelebihan kita menjadi sesuatu yang bermanfaat. Roh yang memotivasi kita diatas segala tantangan2 yg kita hadapi, yang memberikan ketenangan dibadai kehidupan dan memberikan kita peringatan akan bahaya dan membimbing kita kepada kebenaran.

Seneng banget dengan orang-orang yang mengubah tantangan2 dalam kehidupan mereka menjadi kesaksian yang menguatkan orang lain.

Tantangan-tantangan dalam hidup ini bagus untuk dijadikan alat:
a. Mengalami kebesaran kuasa/mujijat Tuhan
b. Menunjukan isi hati kita (apakah iman atau ketakutan yang
     menguasai hati kita)
c. Melatih otot iman kita
d. Digunakan sebagai batu loncatan untuk promosi kehidupan
e. Sebagai saringan untuk tau siapa teman sejati kita
f. memurnikan hati dan motif kita

Sangat bersyukur buat orang-orang yang sudah mengajarkan dan menunjukkan melalui suri teladan hidup mereka agar jangan panik pada saat tantangan datang silih berganti.

Jangan sia-siakan tantangan yang datang dalam kehidupan kita. Gunakan jadi kesaksian untuk membangun orang-orang disekitar kita.

Seneng dengar apa yang diajarkan di kebaktian minggu lalu mengenai Ayub. Ga ada satupun dalam kehidupan kita yg terjadi tanpa seijin Dia dan apapun yg Beliau ijinkan Beliau bisa ubah itu menjadi berkat bagi kita.

Sering terheran-heran atas kasihNya kepada saya. Tau betapa tegar tengkuk dan ngedableknya saya dulu dan masih banyaknya kekurangan saya, tapi Dia selalu bilang Dia mengasihi saya. Kalo udah kaya gini, gimana ga mau jatuh cinta sama Dia? Gimana ga bisa bersyukur sama Dia? Banyak hal yang saya ga mampu lakukan dengan kekuatan sendiri, tapi Dia bantu saya melakukan semuanya. Kalo gini, gimana ga jatuh cinta lagi dan lagi terhadapNya?

Walaupun masih kangen setengah hidup dengan papa saya, tapi mengetahui Pencipta saya mengijinkan saya untuk mendekati Dia sebagai Ayah saya bikin saya terhibur. Mengetahui Dia mengasihi saya lebih dari ayah biologis saya bikin saya bersyukur seumur hidup saya.

Memang di fb ga ada yang pasang foto lagi njengkik berdoa minta tolong sama Tuhan atau pasang foto lagi stress berat atau lagi nangis bombai (ga juga saya. Hi.....), tapi kalau mau jujur semua orang akan mengalami proses tantangan dalam kehidupan. Bahkan para hamba besar Tuhan.

Kenapa ada hamba Tuhan yang stress? Karena hamba Tuhan juga masih manusia yang masih harus terus dimurnikan. Pada saat dia stress, dia harus praktekin otot imannya untuk mempercayai Tuhan lebih lagi. Tuhan juga bisa pake ini untuk memperbesar kapasitas dia didalam Tuhan. Kadang hamba Tuhan stress juga karena terlalu sibuk dan kurang istirahat. Sama seperti yang dialami Elia pada saat dia lari ketakutan padahal dia baru saja mengalahkan 450 nabi baal.

Tuhan layani dia dengan memberikan dia kesempatan untuk makan dan istirahat. Setelah itu baru Tuhan bicara dan bicara hal yang sama sampai dua kali yang kurang lebih gini isinya, "Ngapain kamu disini, Elia?" Saya tahu Tuhan sebenarnya tau kenapa Elia disitu, tapi Beliau nanya Elia untuk negur secara halus agar Elia ga tenggelam mengasihi dirinya sendiri, tapi bangkit dan menyelesaikan tugas apa yang Tuhan sudah percayakan baginya.

Tantangan dalam hidup ini bagian dari kehidupan. Kalo lagi loyo, lari kehadapan Tuhan dan berdoa atau minta didukung dalam doa ama temen2 yang mulutnya ga bocor.Bangkit lagi dan hadapi semua bersama Tuhan.Bersama Dia, kita sanggup melakukan segala perkara. Terpujilah Tuhan.

Persiapan menghadapi tantangan hidup
“When life hand you a lemon, squeeze it and make lemonade.”
— W. Clement Stone
Tantangan begitu identik dengan kehidupan manusia. Pemanasan global adalah topik yang sedang hangat bila kita berbincang tentang tantangan. Sebelum betul-betul menjadi bencana besar bagi seluruh umat manusia, berbagai upaya sudah dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut. Salah satunya adalah diselenggarakannya Konferensi UNFCCC di P. Bali, yang mendesak kesadaran masyarakat dunia untuk memelihara kelestarian alam, di antaranya tidak menggunduli hutan, bertanggung jawab terhadap pengolahan limbah, reboisasi, mengurangi polusi udara dan lain sebagainya.
Tantangan yang tidak kalah berat di negeri kita adalah bencana alam, di antaranya banjir, gempa, gunung meletus, tanah longsor dan lain sebagainya. Banjir di Jakarta 1 Februari 2008 misalnya, itu sangat merepotkan, menyebabkan kerugian dan pemborosan besar-besaran, karena macet di mana-mana dan kegiatan ekonomi tentu juga terhambat. Banyak waktu terbuang sia-sia. Saya merupakan salah satu di antara ribuan warga Jakarta yang terperangkap di jalanan puluhan jam karena macet luar biasa.
Tantangan lainnya adalah gejolak ekonomi di seluruh belahan dunia, antara lain disebabkan oleh kenaikan harga minyak mentah yang menggila. Masalah tersebut menimbulkan iklim bisnis yang suram di dunia termasuk di Indonesia. Kelesuan ekonomi mengancam kelangsungan usaha. Akibatnya, banyak perusahaan mengurangi produksi atau bahkan bangkrut, lalu mengurangi jumlah karyawan. Akibatnya persaingan kerja semakin tinggi, karena jumlah pengangguran semakin banyak sedangkan peluang kerja semakin sedikit.
Sementara itu BBM industri sudah naik per 1 Maret 2008. Sementara di tengah daya beli masyarakat yang menurun, harga kebutuhan pokok termasuk minyak goreng dan minyak tanah juga terus merangkak naik. Masalah ekonomi semakin menghimpit kehidupan masyarakat, selanjutnya memicu kriminalitas dan masalah sosial lainnya.
Saat sekarang bangsa Indonesia akan segera menyongsong perhelatan pemilihan presiden dan wakilnya tahun depan (2009). Situasi politik di Indonesia akan menghangat. Tentu saja kita berharap semoga proses menuju perhelatan akbar itu tidak diwarnai teror bom dan kerusuhan seperti di Pakistan dan Nigeria, agar tidak ikut menambah panjang tantangan yang harus kita hadapi.
Tantangan akan terus bermunculan di belahan dunia mana pun. Semakin hari tantangan tersebut akan meningkat seiring berjalannya waktu dan gejolak di dunia yang penuh ketidakpastian. Sehingga kita harus segera melakukan langkah-langkah konstruktif, sebab semakin lama tantangan yang harus kita hadapi bukan semakin mudah. Segera lakukan sesuatu agar tidak menjadi korban dari tantangan kehidupan melainkan menjadi pemenang karena berhasil melampaui tantangan tersebut dengan baik.
Langkah penting pertama yang harus segera kita lakukan menghapuskan kata frustrasi dalam kamus kehidupan. Jika Anda harus berhadapan dengan kegagalan atau kepedihan yang secara positif disebut dengan tantangan, maka luangkan waktu sejenak untuk mengevaluasi kesalahan yang mungkin Anda lakukan. Kemudian segeralah bangkit.
Boleh saja Anda berduka karena tantangan yang harus Anda hadapi. Tetapi, jangan membiarkan diri Anda terkalahkan olehnya. “If you are not committed to getting better at what you are doing, you are bound to get worse. – Jika Anda tidak berkomitmen untuk mengerjakan tanggung jawab Anda dengan lebih baik, maka Anda selamanya Anda akan terperangkap dan kian terpuruk,” kata Pat Riley dalam bukunya yang berjudul The Winner Within.
Petiklah manfaatnya dengan menjadikan tantangan tersebut sebagai motivasi untuk memperbaiki diri, meliputi memperbaiki pola pikir, sikap, meningkatkan kekuatan spiritual, etos kerja, kemampuan dan lain sebagainya. “Jangan berharap sesuatu yang lebih baik, berharaplah Anda yang lebih baik,” kata Jim Rohn. Bila hal itu Anda lakukan, maka dalam jangka waktu tertentu Anda akan mampu mengerjakan suatu pekerjaan atau peluang baru dengan lebih baik dan mental yang lebih kuat.Setelah itu, segera manfaatkan setiap kesempatan untuk meningkatkan kemampuan dan ilmu pengetahuan. Sebuah pepatah mengatakan, “The future belongs to the competent. – Masa depan adalah milik mereka yang mempunyai keahlian lebih baik.” Orang-orang yang berilmu dan mempunyai keahlian lebih mampu menjelang masa depan gemilang. Karena di tengah badai tantangan sekalipun mereka dapat bersikap optimis dan kreatif.
Salah satu contoh sebut saja Roy Wibisono, seorang peneliti sekaligus pengusaha keramik di Semarang-Jawa Tengah. Di tengah impitan tekanan ekonomi seperti sekarang, usaha keramik yang ia tekuni justru makin berkibar. Daya kreativitasnya memanfaatkan lumpur Porong Lapindo dan pasir dari letusan Gunung Merapi menghasilkan karya keramik yang unik dan bernilai jual tinggi. Siapa yang mengira bahwa apa yang disebut sebagai bencana dapat menjadi sumber penghasilan yang prospektif di tangan Roy Wibisono dengan ilmu pengetahuan dan kreativitas yang dimilikinya.
Sedangkan langkah lain yang harus Anda lakukan adalah mengontrol pengeluaran. Sebesar apa pun penghasilan Anda tidak akan pernah cukup jika Anda bergaya hidup konsumtif. Ciptakan kesadaran untuk tidak berutang. Gunakan kartu kredit hanya untuk kebutuhan mendesak, bukan untuk komsumtif.
Sebaliknya, belajarlah menabung dan investasi. Sisakan minimal 20 persen dari total pendapatan setiap bulan. Kemudian tingkatkan terus jumlah tabungan dan investasi Anda karena tindakan tersebut dapat memberikan keuntungan dalam jangka panjang.
Selain merencanakan keuangan untuk hari depan, pikirkan pula perlindungan terhadap kesehatan. Sisihkan sebagian kecil dari uang Anda untuk menjamin semua biaya pengobatan di kemudian hari. Dengan cara demikian Anda akan mendapatkan manfaat yang sangat besar di masa depan dan hidup lebih nyaman di hari tua.
Hidup bersahaja adalah pilihan yang sangat bijaksana di tengah harga semua kebutuhan pokok semakin mahal. Hidup lebih sehat meskipun Anda tetap mempertahankan pola kesederhanaan. Selain mengurangi pengeluaran, hidup bersahaja sangat efektif untuk menjaga harta dan keselamatan Anda, karena tidak akan menyebabkan kecemburuan sosial yang dapat memicu tindak kriminal.
Secara garis besar, kunci keberhasilan menghadapi tantangan kehidupan yang semakin berat adalah bersikap optimis, atau memupuk ketahanan mental. Kalau dalam peribahasa Tionghoa dikatakan, “Nian nian nan guo, nian nian guo.” Artinya, kehidupan setiap tahun akan semakin sulit, tetapi dengan ketabahan semua tantangan itu akan dapat dilalui dengan baik.
Sementara di tengah tantangan itu kita juga harus bertindak lebih bijaksana dan berhati-hati. Perhitungkan segala tindakan hanya untuk mencapai manfaat hingga jangka panjang. “You must have long term goals to keep you from being frustrated by short term failures. – Kamu harus punya tujuan jangka panjang untuk menghindarkan dirimu dari frustasi terhadap kegagalan jangka pendek,” kata Charles Sherwood Noble (1873-1957), seorang mantan tuan tanah yang jatuh pailit tetapi berhasil bangkit dan membangun kesuksesan kembali 1 tahun kemudian.


Kuatkanlah Hatimu dan Setialah dalam Tantangan

Bagaimana kita dapat menemukan damai sejahtera di dunia ini? Bagaimana kita dapat bertahan sampai akhir? Bagaimana kita dapat mengatasi kesulitan-kesulitan dan tantangan-tantangan yang kita hadapi?
Juruselamat Yesus Kristus berfirman: “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”1
Sebagai bagian masa percobaan fana kita, kita mengalami penderitaan, kepedihan, dan kekecewaan. Hanya di dalam Yesus Kristus kita dapat menemukan damai sejahtera. Dia dapat menolong kita menjadi kuat hati dan untuk mengatasi semua tantangan dalam kehidupan ini.
Apakah artinya menjadi kuat hati? Artinya adalah memiliki harapan, tidak putus asa, tidak kehilangan iman, dan menjalani kehidupan dengan penuh sukacita. “Manusia ada, supaya mereka boleh bersukacita.”2 Itu artinya menghadapi kehidupan dengan keyakinan diri.
Injil Yesus Kristus memberi kita kekuatan dan sudut pandang kekal untuk menghadapi apa yang akan terjadi dengan kuat hati. Meskipun demikian, kita seharusnya tidak meremehkan kesulitan-kesulitan yang dinubuatkan bagi zaman kita.
Apa saja kesulitan-kesulitan itu? Bagaimana kita dapat menghadapinya?
Beberapa di antara kesulitan itu adalah kurangnya harapan, kurangnya kasih, dan kurangnya damai sejahtera.
Nabi Moroni mengajarkan, “Jika kamu tidak mempunyai harapan seharusnyalah kamu berada dalam keadaan putus asa; dan putus asa datang karena kedurhakaan.”3 Bagi banyak orang, tahun-tahun yang akan datang mungkin menjadi tahun-tahun keputusasaan. Semakin besar kedurhakaan, semakin besar kepedihan akan terasakan.
Juruselamat berfirman, “Karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.”4 Ketika kedurhakaan meningkat, kasih sejati menghilang. Sebagai hasilnya, tumbuh ketakutan, ketidakamanan, dan keputusasaan!
Kepada Nabi Joseph Smith, Tuhan berfirman: “Aku … menghendaki agar semua orang akan mengetahui bahwa harinya akan datang dengan cepat, waktunya belum tiba, tetapi sudah sangat dekat, pada waktu damai akan diambil dari bumi dan iblis akan berkuasa di atas daerah kekuasaannya sendiri. Dan Tuhan juga akan menguasai para orang suci-Nya dan akan memerintah di tengah-tengah mereka.”5 Kita hidup pada zaman ketika damai sejahtera diambil dari bumi.
Sebaliknya, kita hidup di suatu zaman mulia, zaman ketika Tuhan telah memulihkan imamat-Nya. Injil yang benar telah dipulihkan. Gereja Yesus Kristu dari Orang-orang Suci Zaman Akhir adalah kerajaan Allah di bumi! Kita sedang membantu mempersiapkan bumi bagi zaman ketika Tuhan Yesus Kristus akan datang dan memerintah secara pribadi.
Mengapa kita harus melewati tantangan-tantangan dalam kehidupan ini?
Tuhan tidak merahasiakan bahwa Dia akan menguji iman dan kepatuhan kita. “Kita akan menguji mereka,” Dia berfirman, “untuk melihat apakah mereka mau melakukan segala hal yang diperintah Tuhan Allah mereka kepada mereka.”6
Kita belajar dari Kitab Pengkhotbah: “Segala sesuatu sama bagi sekalian; nasib orang sama: baik orang yang benar maupun orang yang fasik, orang yang baik maupun orang yang jahat; … sebagaimana orang yang baik, begitu pula orang yang berdosa …. Nasib semua orang sama.”7 Badai dapat terjadi dalam kehidupan manusia yang membangun kehidupannya di atas batu karang Injil, demikian juga dalam kehidupan orang-orang fasik yang membangun kehidupannya di atas hal-hal duniawi.8
Bagaimana kita hendaknya bereaksi terhadap pencobaan-pencobaan ini?
Tuhan telah berfirman, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”9 Setiap hari kita harus memikul salib dan maju terus—dan tidak hanya diam saja di pinggir jalan dalam perjalanan kekal kita.
Bagaimana kita dapat mengetahui apakah kita sedang diuji atau apakah Tuhan sedang menghukum kita?
Pencobaan adalah kesempatan bagi pertumbuhan kita. Tuhan berfirman, “Umat-Ku harus dicoba dalam segala hal agar mereka dapat siap untuk menerima kemuliaan yang Aku punyai untuk mereka, yaitu kemuliaan Sion; dan dia yang tidak dapat menanggung siksaan tidaklah layak untuk kerajaan-Ku.”10
Ketika kita dicobai, kita hendaknya berpikir serta bertanya, “Apakah yang Tuhan kehendaki agar saya lakukan dalam situasi ini?”

Tuhan memberikan kata-kata penghiburan ini kepada Nabi Joseph Smith: “Ketahuilah engkau, hai anak-Ku, bahwa hal-hal itu semuanya akan memberimu pengalaman, dan untuk kebaikan bagimu. Anak Manusia telah turun di bawah semuanya. Apakah engkau lebih besar daripada Dia?”11 Kita perlu memandang setiap pencobaan sebagai suatu kesempatan untuk pertumbuhan. Kelak kita akan memahami mengapa.
Tuhan telah berfirman, “Mereka yang Aku kasihi juga Aku hajar supaya dosa mereka boleh diampuni, sebab dengan siksaan Aku mempersiapkan sebuah jalan bagi pembebasan mereka.”12 Tuhan mengasihi kita masing-masing. Dia ingin kita menjadi bahagia. Kebahagiaan ini datang melalui iman kita kepada Yesus Kristus, melalui pertobatan kita yang sungguh-sungguh dan benar, melalui kepatuhan kita terhadap perintah- perintah-Nya, serta melalui bertahan sampai akhir.
Kadang-kadang kita mungkin berpikir bahwa Tuhan tidak mendengar atau menjawab doa-doa kita. Di saat-saat seperti itu, kita perlu berhenti sejenak dan merenungkan apa yang telah kita lakukan di sepanjang kehidupan kita. Jika perlu, kita harus menyelaraskan kehidupan kita dengan Injil Yesus Kristus. Melalui Nabi Joseph Smith, Tuhan mewahyukan:
“Aku, Tuhan, telah membiarkan penderitaan itu menimpa mereka, yang telah menjadikan mereka menderita, sebagai akibat pelanggaran mereka ….
Mereka lambat mendengarkan suara Tuhan Allah mereka; karena itu Tuhan, Allah mereka akan lambat mendengarkan doa-doa mereka, untuk menjawab mereka pada hari-hari kesusahan mereka.
Pada masa kedamaian mereka, mereka menganggap ringan nasihat-Ku, tetapi, pada masa kesukaran mereka, mereka mencari Aku karena terpaksa.”13
Ketika kita memiliki hasrat yang sungguh-sungguh untuk menyelaraskan kehidupan kita dengan kehendak Tuhan, Dia akan senantiasa siap untuk membantu meringankan beban kita.
Apa yang menghancurkan hati kita yang kuat dan harapan kita?
Yesus Kristus memberitahukan kepada Dua Belas Rasul beberapa hal yang dapat menghancurkan harapan kita dan membuat kita putus asa: dengan membiarkan diri kita sendiri jatuh ke dalam godaan; tidak bertahan dalam kemalangan, kesengsaraan, dan penganiayaan; takut dengan “kekhawatiran” dunia; mencari kekayaan terlebih dahulu; putus asa daripada bertahan sampai akhir; dan membiarkan nabi-nabi palsu menipu kita.14
Apa yang memberi kita keberanian dan harapan?
Ajakan Tuhan kepada kita masing-masing adalah “marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”15 Yesus Kristus memiliki kuasa untuk memberi kita kelegaan dari rasa sakit dan penderitaan kita.

Nabi Mormon mengajarkan:
“Oleh karena itu, jika seseorang beriman, ia harus mempunyai harapan, karena tanpa iman tidak mungkin ada harapan ….
… Dan jika seorang lemah lembut dan rendah hati dan mengaku dengan kuasa Roh Kudus bahwa Yesus itu adalah Kristus, ia harus mempunyai kasih yang murni.”16
Jika setiap hari kita menjalankan iman, kelemahlembutan, kasih yang murni, dan kerendahan hati, dengan mengakui bahwa Yesus adalah Kristus, serta menerima Kurban Tebusan-Nya, kita akan diberkati dengan kekuatan dan harapan untuk menghadapi dan mengatasi pencobaan-pencobaan dan kepedihan dalam kehidupan ini.
Apakah beberapa janji Tuhan kepada kita masing-masing?
“Bersenanghatilah, anak-anak kecil; sebab Aku ada di tengah-tengahmu, dan Aku tidak meninggalkan kamu.”17
“Bersenanghatilah, karena Aku akan membimbing kamu. Kerajaan adalah milikmu dan berkat-berkat daripadanya adalah milikmu, dan kekayaan-kekayaan kekal adalah milikmu.”18
Mengutip perkataan Nabi Eter: “Oleh karena itu, barangsiapa percaya kepada Allah boleh mengharapkan dengan kepastian untuk suatu dunia yang lebih baik, ya, bahkan suatu tempat di sebelah kanan Allah, dan harapan ini datang karena iman dan merupakan suatu sauh bagi jiwa manusia.”19
Allah adalah Bapa kita. Kita adalah anak-anak-Nya. Dia mengasihi kita. Dia menginginkan kebahagiaan kita dalam kehidupan ini dan sepanjang segala kekekalan. Kita dipimpin oleh seorang nabi Allah yang sejati pada zaman sekarang. Yesus adalah Kristus. Melalui Dia, kita dapat menemukan damai sejahtera di dunia ini. Dalam nama Yesus Kristus, amin.
Makna dibalik sebuah tantangan hidup

Ada seorang istri memberikan tantangan kepada suaminya yaitu suaminya harus hidup tanpa dirinya.
Dia meminta kepada suaminya untuk tidak ada komunikasi sama sekali di antara mereka selama satu hari.

Si istri berkata kepada suaminya itu, "Bila kamu bisa melewati tantangan yang kuberikan padamu, aku akan mencintaimu selamanya...".

Sang suami pun setuju... Dia tidak melakukan komunikasi sama sekali dengan istrinya, tidak sms, tidak telpon selama satu hari itu.

Tanpa dia ketahui bahwa istrinya hanya memiliki sisa waktu selama 24 jam untuk hidup
karena dia sudah lama terkena kanker...

Keesokan harinya sang suami itu pulang ke rumah. Ia kaget seraya tidak percaya. Air matanya pun tak terbendung menetes melihat istrinya sudah terbaring dengan sepucuk surat di tangan yang bertuliskan...

"Kamu Berhasil Sayang...
Dapatkah kamu melakukan itu untukku setiap hari...? 
I LOVE YOU..."

Don't Ever lost contact with someone you love... 
You'll never know what's gonna happen the next day...
Or the day after that...
Even a single "Hi" or a "Good Night"...
Before you know that someone is no longer there...

Apa Arti Tantangan Buat Anda?

Pada sebagian orang sering menganggap Tantangan adalah sesuatu yang membuat sulit, kadang menghambat sesuatu yang ingin kita capai.
Tapi sebenarnya kalau kita mau melihat dari sisi yang agak berbeda dari pemahaman tersebut, sebenarnya tantangan merupakan bahan bakar yang sangat dahsyat dalam pencapaian sesuatu tujuan, Anda percaya akan hal ini ?, mari kita buktikan kebenarannya, semoga setelah anda membaca dan menyimak tulisan artikel saya kali ini, akan menambah wacana cara anda melihat/mamandang sebuah tantangan dalam memacu semangat kinerja Anda dalam pencapaian sesuatu maksud dan tujuan ( Catatan : Maaf ini hanya sekedar sharing pemikiran saja, tidak ada maksud atau tedensi untuk menggurui para sahabat. )
Tapi sebelum saya membahasnya lebih lanjut, saya akan sedikit mengingatkan perihal yang berkaitan dengan thema kali ini yaitu Type watak dan karakter seseorang ( Catatan : Thema ini juga pernah saya bahas secara khusus pada tulisan saya terdahulu dengan judul, Type watak dan karakter seseorang, Kompasiana 5 April 2009 ).
Agar dapat mengingat kembali, ini saya lampirkan ulang ke 4 ( empat ) type watak dan Karakter tersebut, agar pembahasan thema tentang Tantangan ini menjadi lebih jelas.
1. Type cangkang telur, orang dengan type ini sangat rapuh, sedikit mengalami tekanan saja sudah patah arang, sering kali type ini mengalami stress dan bisa masuk kedalam depresi hingga mendatangkan rasa putus asa, sebenarnya orang type ini bisa diperbaiki watak dan karakternya selama dia memiliki orang orang terdekatnya yang selalu men-supportnya dan membantu semua kesulitannya, ya…,tidak seterusnya dia harus bergantung dengan orang lain, tapi kita bantu agar orang ini bisa menumbuhkan ketahanan mentalnya dengan menumbuhkan kepercayaan dirinya dari dalam, artinya dari kesadarannya sendiri, bila type orang ini mau berusaha dengan keras pasti dia bisa merubah watak dan karakternya kearah menjadi lebih baik.
2. Type lempeng logam, type orang ini, pada awalnya seperti kuat menerima tekanan, seperti lempeng logam ini, tapi kalau tekanan itu diterimanya terus menerus, maka lempeng logam ini akhirnya akan bengkok juga, artinya type orang ini awalnya dia bisa mengatasi tekanan yang datang, tapi bila tekanan itu terus menderunya lama lama ketahanan mentalnya berkurang, lama lama dia menyerah, hingga akhirnya ada yang masuk kedalam keputusasaan, tapi type ini ada kelebihannya dari type kesatu, setidaknya dia bisa bertahan difase awal sebelum dia menyerah, sebenarnya type orang ini bisa dibantu untuk meningkatkan ketahanan mentalnya, dengan sedikit bimbingan dan dorongan untuk terus maju dan pantang menyerah dalam menghadapi tekanan, ya…,dengan membangkitkan jiwa menantang, bila kita dampingi terus type orang ini bisa berkembang menjadi lebih baik dan terus menjadi lebih baik, bila kesadaran dalam dirinya merasa tertantang untuk menghadapi semua kesulitan dan tekanan itu.
3. Type busa/gabus ( sponges ), type orang ini cukup baik dalam menerima tekanan, seperti halnya busa/gabus yang lentur, bisa menyesuaikan dirinya terhadap tekanan dan cepat kembali ke bentuk semula, ya…,type orang ini sangat fleksibel dalam menghadapi takanan, dan umumnya type ini bisa bertahan dan lebih baik dari type kesatu dan kedua dalam mengatasi semua tekanan dan kesulitan. Pada orang type ini karena mempunyai karakter yang bisa dengan cepat menyesuaikan diri terhadap tekanan, maka kelebiban inilah yang bisa menyelamatkannya dari keterpurukan, dengan tidak malu atau sungkan untuk memulainya dari titik nol/titik start/titik awal, dan memulai semuanya dengan semangat baru, dengan kata lain nilai kejuangannya sangat baik.
4. Type bola bekel atau bola pingpong, type orang ini sangat ideal dari pada semua type diatas, type ini sangat expresif terhadap tekanan, seperti bola bekel/pingpong ini, bila dibanting/ditekan makin terpantul kesana kemari, artinya type orang ini tidak gampang menyerah, dia selalu mencari jalan keluar dalam setiap tekanan, bahkan tekanan yang didapatinya membuat dia lebih kreatif dan ekpresif untuk menghadapi semua tekanan dan kesulitan tersebut, ya…,type orang ini kebanyakan yang bisa meraih kesuksesan di bidang yang digelutinya. Type orang dengan karakter ini sangat menyukai adanya Tantangan, buatnya tantangan adalah api kehidupannya, tidak heran jika kelompok karakter ini, bila tidak mendapat tantangan yang cukup berarti buatnya, maka ia akan mencari tantangan tersebut di setiap kesempatannya dalam bekerja, sehingga kinerjanya seolah olah tidak pernah mengenal lelah dan akan terus berjuang hingga bisa mendapatkan apa yang menjadi cita citanya, dengan kata lain nilai kejuangannya amat sangat baik.
Nah, sekarang kita sudah tahu ke-empat type watak dan karakter seseorang dalam menghadapi tekanan dan kesulitan, juga cara pandangnya dalam melihat sebuah tantangan dalam pencapaian tujuan hidup atau cita citanya, lantas Anda berada di type yang mana ?, coba Anda amati diri Anda sendiri, tetapi penulis hanya mengingatkan, apapun hasil yang didapat dari pengamatan Anda yang mengarah ke salah satu type diatas, Anda tidak perlu risau, karena tiap type ini bisa diperbaiki gradasinya, mulai dari type kesatu yang bisa diperbaiki secara bertahap hingga mencapai type ideal yaitu type keempat, kuncinya adalah Anda harus sadar dulu akan kondisi Anda, dan buatlah kesadaran yang timbul dari dalam diri Anda ini menjadi kekuatan yang dahsyat untuk merubah grade menjadi lebih baik, saya yakin Anda bisa melakukannya, tentunya dengan semangat yang kuat dan keyakinan yang kuat pula, dengan latihan latihan dan pengalaman selama Anda melakukan kegiatan hidup Anda, bisa juga Anda meminta bantuan orang orang terdekat dan terpercaya buat Anda untuk men-support dan membantu Anda dalam pengembangan ketahanan mental Anda, hingga mempunyai ketahanan mental yang dapat Anda andalkan, bila perlu Anda bisa juga meminta tenaga professional dalam meningkatkan gradasi ini.
Baik sekarang kita coba kaitkan ke-empat type watak dan karakter diatas dengan Tantangan ini. Tantangan akan menggairahkan Anda, memberi Anda arah, dan membangkitkan yang terbaik dalam diri Anda. Tantangan akan mendorong Anda untuk mempelajari keterampilan baru, meraup pengetahuan baru. Tantangan memotivasi Anda untuk memberi hasil terbaik dari diri Anda.
Pernahkah Anda perhatikan atau Anda sadari, bahwa saat Anda memiliki sedemikian banyak tugas yang harus dikerjakan, Anda justru memiliki lebih banyak energi untuk menyelesaikan apa yang semestinya harus selesai dikerjakan. Tapi sebaliknya saat sedikit hal yang perlu dikerjakan, ternyata lebih sedikit lagi hal yang selesai dikerjakan. Usaha Anda akan meningkat sesuai dengan volume pekerjaan yang harus dikerjakan. Tantangan mendorong hasil kerja Anda. Tantangan tidak muncul untuk menarikan anda kebawah, tapi tantangan ada untuk mendorong anda ke atas, sehingga menghasilkan hal yang terbaik dalam pencapaian target.
Memang tantangan itu sulit dan tidak menyenangkan. Tetapi hal itulah yang memberikan arti dan nilai. Kesuksesan terbesar hadir lewat kebiasaan berurusan dengan serangkaian tantangan, bukan dengan menghindari tantangan.
Tolonglah diri Anda sendiri. Temukan tantangan sejati dalam setiap pekerjaan dan kegiatan hidup Anda, maka Anda akan menemukan hidup sejati yang sangat membanggakan dan menyenangkan.
Ini ada sedikit Illustrasi tentang sebuah tantangan yang pasti pernah Anda lakukan, Anda pernah berpacaran ?, ya…, saat anda mulai tertarik dengan lawan jenis Anda, pastilah Anda akan memulai menerima sebuah tantangan tersebut, misalnya tantangan saat Anda ingin mengungkapkan isi hati Anda ( Ungkapan Cinta ) pada sasaran yang Anda bidik, dengan segudang kekuatan/keberanian dan sedikit keraguan dan segala hal yang Anda rasakan saat itu, namun Anda tetap berupaya terus dalam pergumulan tersebut, yang intinya, Anda akan melakukan apa saja, asalkan semua keinginan anda dapat terwujud mendapatkan sang kekasih hati idaman Anda, bahkan tantangan yang Anda hadapi tidaklah mudah, Pertama Anda harus menyakinkan hati calon pasangan Anda, kemudian tantangan berikutnya, meyakinkan keluarga calon pasangan Anda dan seterusnya, tapi apakah anda pernah menyerah ?, ya…, semua sangat bergantung dengan watak dan karakter Anda, bila anda gigih memperjuangkannya, maka Anda akan mendapatkan keinginan Anda tersebut, mulai dari menyatakan cinta Anda hingga bisa mempersunting idaman Anda tersebut, kenapa bisa demikian ?, ya…, karena Anda menerima tantangan tersebut dengan segenap hati dan terus memperjuangkannya hingga Anda mencapai semuanya, artinya Tubuh Anda memberikan Adrenalin yang lebih untuk menerima dan menghadapi tantangan tersebut, tapi bila Anda menyerah pada tantangan tersebut, maka siap siaplah Anda untuk kecewa dan menyesal dikemudian hari, karena sasaran yang Anda bidik menjadi milik orang lain.
Nah, kenapa semangat juang yang pernah Anda lakukan dalam kehidupan Anda ini tidak Anda terapkan pada kegiatan hidup Anda yang lain ?, misalnya dalam dunia pekerjaan Anda, dalam Usaha Anda dan lain sebagainya.
Jadi semua kesimpulan dari semua uraian tulisan saya kali ini adalah semua berpulang kepada diri Anda sendiri, bagaimana Anda menyikapi diri Anda ( Kesadaran Diri/Self Awareness ), dan cara Anda memandang/melihat tantangan yang ada dihadapan Anda, merasa tertantang atau mau menghindar dari tantangan tersebut, sebagai catatan saja bahwa, sebagai pribadi yang matang yang mau membentuk diri menjadi seorang yang tangguh, maka ia tak pernah berhenti untuk terus belajar segala hal, termasuk belajar menerima semua tantangan yang datang kepada diri kita disetiap kesempatan.
Bagaimana, bila sekarang Anda saya tantang untuk berani mengakui segala kekurangan dan kelemahan yang ada pada diri Anda, dengan melakukan evaluasi diri secara berkala, jangan sering mengeluh, jangan sering mencari alasan, jangan sering membuat dalih, jangan sering menyalahkan pihak pihak diluar diri Anda dan jangan menyindir pihak lain dan segala sesuatu yang bisa melemahkan kekuatan mental Anda.
Ayo bangun dan terus membangun semangat membara guna membentuk pribadi yang tangguh dengan ketahanan mental yang sangat amat baik, sehingga Bangsa ini akan sangat bangga memiliki Putra Putra terbaik seperti Anda, yang akan membawa Indonesia tercinta ini kearah yang lebih baik.
Apapun profesi Anda, apapun jabatan dan kedudukan Anda, mari kita bahu membahu, bersatu untuk membuat Indonesia menjadi Negara yang sejajar dengan Negara Lain, tanpa mengurangi ciri khas kebangsaan kita yang Berke-Tuhan-an, Beradab, Berbudaya, Santun, Ramah, Manusiawi.
Demikianlah uraian singkat pada tulisan saya kali ini, agar para sahabat bisa mengambil manfaatnya.
( Catatan dari penulis, Saya sekali lagi tidak ada maksud/tedensi untuk menggurui semua sahabat, tapi tergerak hati ini untuk sekedar sharing saja, karena saya cukup perihatin bila saya membaca setiap tulisan/postingan dan tanggapan yang masuk di rumah sehat kita ini Kompasiana.com, begitu tajam dan mengdiskreditkan pribadi/kelompok atau golongan tertentu tanpa ada tedeng aling aling yang menjadikan filter dalam khasanah pergaulan kita, saya sangat terharu saat membaca tulisan kakak saya, Mbak Linda tentang Tali pertemanan adalah silaturahmi yang diamati Tuhan, ini merupakan bukti bukan saya saja yang perihatin dengan situasi ini, juga masukan tanggapan dari kakakku yang lain, Mbak Novrita yang sangat santun bahasanya dalam memberi komentarnya, juga guru saya Pak guru Wijaya Kusumah yang sangat bersahaja dan rendah hati dalam menulis atau berkomentar, ini contoh tiga tokoh di rumah sehat Kompasiana.com yang patut kita tiru dan merupakan tokoh tokoh kebanggaan kita di Kompasiana.com ini, tapi saya sangat yakin masih banyak yang lainnya yang bisa dijadikan panutan. Semoga semua dari kita di rumah sehat Kompasiana ini, bisa menjadikan rumah sehat ini menjadi sarana berbagi segala hal, bisa ilmu, budaya, pengetahuan, agama, canda, tawa, gurauan dan lain sebagainya, tapi janganlah dijadikan ladang permusuhan, hujatan, makian, merendahkan, memojokkan dan lain lainnya, kalau kurang berkenan dengan apa yang di baca, cukup disimpan saja dalam hati kita masing masing, jangan diupload agar terbaca oleh khalayak ramai, kalau saya boleh meminjam pesan Bijak dari Bapak Ustad AA.Gym, “Isi sebuah teko akan diketahui saat teko tersebut dimiringkan untuk mulai mengeluarkan isinya, bila yang keluar hitam kemungkinan isinya kopi, bila bening kemungkinan air putih”. Maka jadikanlah kita teko yang baik, dengan mengeluarkan isi yang baik pula. Sekali lagi saya mohon maaf bila himbauan saya ini kurang berkenan ).

Hidup Terlalu Berharga Untuk Diisi

Ketika Anda merasa tertolak atau kecewa dengan orang lain dan membiarkan rasa sakit itu masuk ke dalam hati Anda, kepahitan dan kekecewaan akan berakar. Semuanya itu akan mempengaruhi alam sadar dan alam bawah sadar Anda, serta mempengaruhi tindakan yang Anda ambil. Jika Anda hanya membiarkan nanah itu, maka nanah itu akan terus memborok dan membunuh Anda (Galatia 5:19-21).
Tapi bagaimanapun juga, semua hal tersebut dapat dibunuh dengan kasih. “Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan. Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.” (Ibrani 12:14-15)  Cara untuk mencapai semua itu adalah dengan membuang segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, dan fitnah dan juga segala kejahatan (Ef 4:31)
Yesus memberikan contoh yang nyata bagi kita. Hal itu tertulis di dalam 1 Petrus 2:23 yang berbunyi, “Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki, ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.”
Kedengarannya memang susah, tapi hal itu dapat berdampak baik buat Anda. Alkitab dengan tegas mengatakan, “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu. (Mat 6:14-15).
Banyak manfaat yang dapat Anda ambil dalam mengusir kepahitan di dalam hidup Anda. Ketika Anda melepaskan kepahitan itu, Anda akan mendapatkan damai sejahtera. Anda memberikan hati Anda hal-hal yang baik, hal itu akan membuat kesehatan Anda lebih baik. Hidup Anda pun dapat berjalan lebih baik dan bahagia. Jadi, cobalah mengejar itu semua dan buanglah segala hal yang buruk di dalam hidup Anda. Ingat akan hukum tabur tuai. Ingat juga bahwa pembalasan itu datangnya dari Tuhan saja dan ingat bahwa hidup Anda terlalu berharga untuk diisi dengan hal-hal yang jelek

Perspektif

Bilangan 13: 33
“Juga kami lihat disana orang- orang raksasa, orang- orang enak, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami.”
Bolehkan saya mengajukan pertanyaan- pertanyaan penting ini untuk melihat bagaimana Anda melihat diri Anda sendiri. Apakah yang paling penting?

1.Bagaimana orang lain melihat Anda?
2.Bagaimana Anda melihat diri Anda sendiri?
3.Atau bagaimana Tuhan melihat Anda?
Untuk pertama kalinya, pasti Anda akan berkata, “bagaimana Tuhan melihat saya tentunya!” walaupun sangatlah penting bagaimana Tuhan melihat kita, tapi hal itu tidak menghapus gambaran diri kita sendiri. Biar saya jelaskan, selagi Anda tinggal dalam dosa, jauh dari Tuhan, apakah Tuhan melihat Anda secara berbeda dari sekarang Ia melihat Anda? Tidak sama sekali! Firman-Nya tetap dari dulu, sekarang, sampai selamanya. Amsal 139: 17 berkata, “ dan bagiku, betapa berharganya pikiran-Mu ya Allah! Betapa besar jumlahnya! Tuhan hanya selalu punya pikiran yang positif tentang diri Anda.
Di mata-Nya, Anda adalah orang benar. Anda suci, kudus, dan adil. Tetapi bagaimana Anda melihat diri Anda sendiri? Apakah Anda melihat diri Anda sama seperti bagaimana Tuhan melihat Anda? Atau, Anda melihat diri Anda sebagai seseorang yang tidak layak untuk mendapatkan kasih dan anugerah dari Tuhan? Apakah Anda menyukai diri Anda sendiri? Apakah Anda melihat diri Anda berkemenangan? Salomo berkata, “ seperti apa yang dipikirkan oleh orang itu, itulah yang akan terjadi padanya.”
Bagaimana Tuhan berpikir tentang Anda bukanlah masalahnya, masalahnya adalah bagaimana Anda berpikir tentang diri Anda sendiri. Mulailah dari hari ini untuk menanam pikiran Tuhan ke pikiran kita dan mulai menuai karakter seperti Kristus. Hanya dengan begitu Anda akan dapat berjalan seperti Kristus.
Pengakuan
 “Bapa, terima kasih bahwa perspektifku hari ini tidak lebih dari ekspresi dalam diriku yang sementara. Saya memilih untuk menerima pikiran Tuhan dan memenjarakan setiap pikiran yang menentang apa yang telah Tuhan katakan.”

Mencari Kedamaian di Tengah Masalah

Pencarian yang sepertinya mustahil dilakukan oleh manusia, tapi banyak manusia yang masih mencari kedamaian. Tenaga dan sumber daya dikeluarkan agar kedamaian itu dapat ditemukan dengan anggota keluarga kita, teman-teman, pacar, pasangan hidup, anak-anak, tetangga, dan juga rekan kerja. Seringkali, seberapa besar pun kita berusaha, kedamaian tidak ada di dalam hidup kita. Apalagi jika perang itu ada di dalam pikiran dan hati kita yang terus berlanjut dari waktu ke waktu. Dimanakah kita bisa menemukan kedamaian? Kabar yang menggembirakan adalah kedamaian itu bisa terjadi di dalam hidup Anda, bahkan di tengah masalah yang begitu berat sekalipun.
Jika Anda mengalami kesulitan dalam menemukan kedamaian hidup, Anda harus mengerti terlebih dahulu sumber dari konflik yang menyusahkan hidup Anda tersebut. Peperangan yang di dalam batin Anda ini hanya mempunyai sedikit pengaruh kepada sekeliling Anda tapi mempengaruhi segalanya apa yang ada di dalam jiwa Anda. Alkitab mengatakan, “Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,” (Kol 1:21). Karena memang sejak manusia diciptakan untuk bersekutu dengan Tuhan (Kej 3:8) Kej 5:1), pemisahan dari Allah ini merampok kedamaian dari hidup kita. Dosa kita membuat kita tanpa harapan dan tanpa Tuhan (Ef 2:12).
Tapi Tuhan tidak meninggalkan kita sepertinya kita ini orang asing. Tapi karena kasih-Nya yang luar biasa itulah, Tuhan mengirimkan Anak-Nya untuk memulihkan kedamaian antara Allah dan manusia. Bagaimana kita bisa percaya? Di Yohanes 14:27 Yesus berkata, “Damai sejahtera Kutinggalkan kepadamu, dan apa yang kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”
Namun, sama seperti Adam dan Hawa digoda oleh Iblis, umat Kristen juga digoda untuk tidak mempercayai janji-janji Allah akan kedamaian. Dia bisa bertarung dengan pikiran dan perasaan kita. Tapi yang harus kita yakini bahwa Bapa di surga pasti memberikan yang terbaik buat kita, pencobaan yang kita alami tidak akan melebihi kekuatan kita, dan kita akan mendapatkan hari depan yang penuh harapan. Yang penting, ubah fokus Anda bukan pada masalah tapi pada Tuhan. Ubah lingkungan Anda, lihat bagaimana gaya hidup Anda apakah sudah sesuai dengan yang Tuhan mau. Ubah kebiasaan Anda yang buruk, yang mungkin bisa memperkeruh suasana dan menjauhkan kedamaian. Lalu, berdoalah. Semuanya akan Tuhan ubah menjadi lebih baik.

Apapun Yang Terjadi, Kehidupan Anda di Tangannya Tuhan

Di dalam kehidupan, suka duka datang silih berganti. Kita hidup di dalam ketidakpastian dan di dalam dunia yang penuh dengan tantangan. Hal ini bahkan mungkin membuat kita bertanya, “Bagaimana saya bisa melihat apa yang Tuhan lakukan ataupun rancangkan untuk saya sekarang ini?” Beberapa yang harus kita tahu adalah :
  1. Tuhan mencintai Anda dan punya rancangan masa depan yang indah untuk Anda
Di dalam Alkitab dengan jelas dikatakan, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Yer 29:11. Bukan hanya itu, dengan jelas Yesus mengatakan bahwa “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” Yoh 10:10.
Anda mungkin sudah mengetahui ayat-ayat ini, namun kenapa seringkali masih begitu putus asa? Hal ini dikarenakan tekanan hidup yang mengalihkan perhatian Anda. Fokus Anda haruslah kepada Tuhan dan janji-janjiNya yang pasti. Karena pengorbanan-Nya yang begitu besar, segala sesuatu pasti ditepati-Nya.
  2. Dosa kita sudah memisahkan kita dari Tuhan
Manusia berdosa. Kita hanya perlu melihat sekeliling kita untuk mengetahui bahwa itu benar adanya. Kita tidak hidup sesuai dengan standarnya Tuhan. Ketika dulu kita belum mengenal-Nya, kita jauh dari-Nya. Namun, ketika Dia sudah menyelamatkan kita, kita masuk ke dalam hubungan dengan-Nya. Penyelamatan itu dilakukan oleh Yesus yang tertulis di dalam Injil. Kabar Baik. Bacalah Injil untuk memperkuat Anda di tengah badai.
  3. Yesus Kristus satu-satunya penghapus dosa kita
Hal ini perlu kita yakini benar, karena meskipun agama kita Kristen, tidaklah menjamin apa yang sesungguhnya ada di hati kita. Karena itu agama tidaklah menjamin, tapi kita harus meyakini benar-benar Yesus sebagai Juru Selamat pribadi kita. Setelah itu, kita akan mengenal Pencipta kita lebih dalam lagi, kita bisa merasakan kasih-Nya, kedamaian dan harapan, dan menerima karunianya yang berlimpah-limpah.
  4. Menyerahkan sepenuhnya kepada Yesus
Pada akhirnya, pengorbanan Yesus di atas kayu salib harus selalu membuat kita berbalik pada-Nya. Di masa-masa kita gagal dan tidak berdaya, kita kembali lagi. Kita mencoba lagi dan menyerahkan kepada-Nya dari hari ke hari sehingga lama kelamaan kita belajar dan belajar untuk semakin serupa dengan-Nya.
Saat semuanya sudah ada di tangan Tuhan, biarkan Tuhan yang mengatur agar kehidupan Anda, masa depan Anda, indah di dalam Dia yang memberikan Anda kehidupan. Lalui proses yang ada, belajar segala sesuatu, rendahkan hati Anda kepada Tuhan, minta hikmat-Nya, dan bertumbuhlah. Maka sedikit banyak Anda tidak akan gelisah terhadap hidup Anda, selama Anda juga berusaha, Tuhan pasti berikan yang terindah.

4 Sikap Hati Yang Menentukan Kehidupan

Amsal 4:23
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Sadarkah saudara bahwa apa yang terjadi dalam kehidupan ini ditentukan oleh sikap hati kita? Keberhasilan dan juga kegagalan seseorang ditentukan oleh sikap hatinya, bukan oleh kepandaiannya ataupun kekayaannya. Karena begitu pentingnya sikap hati ini, Tuhan meminta agar kita menjaga hati kita dengan segenap kewaspadaan.
Ada sebuah pelajaran yang penting yang Tuhan Yesus sendiri ajarkan tentang sikap hati ini. Dia mengajarkannya melalui sebuah perumpamaan, yaitu perumpamaan tentang penabur dalam Lukas 8:4-15. Dalam perumpaan ini ada dua hal penting :
1. Bibit = firman Tuhan
2. Tanah = sikap hati kita
Yang lebih penting lagi dan harus dimengerti baik-baik adalah benih yang Tuhan taburkan adalah sama, namun hasilnya mengapa berbeda? Ada yang diinjak-injak orang dan dimakan burung, ada yang tumbuh tapi kemudian kering, dan ada yang mati terhimpit semak duri. Namun ada juga sebagian bibit yang ditabur memberikan hasil yang luar biasa, yaitu seratus kali lipat.
Tahukah apa yang membuat perbedaan? Sikap hati.
Tanah Pinggir jalan
Sikap hati yang pertama diumpamakan seperti tanah pinggiran jalan. Bibit yang jatuh dipinggir jalan diinjak-injak orang dan dimakan oleh burung-burung. Artinya, bibit itu sama sekali tidak ada kesempatan untuk bertumbuh di hati orang yang seperti tanah dipinggir jalan ini. Orang jenis ini mendengarkan firman Tuhan, namun firman tersebut tidak sampai di hati mereka dan tertanam namun dicuri oleh iblis sehingga mereka jangan percaya dan diselamatkan.
Tanah yang berbatu
Jika Anda pernah menanam tanaman, tentu Anda akan menyingkirkan batu-batu yang ada ditanah saat mencangkulnya atau menggemburkannya sehingga benih yang Anda tanam dapat bertumbuh dengan baik. Sebab jika Anda biarkan batu-batu itu tetap ada, maka akan terjadi seperti ilustrasi yang Tuhan Yesus berikan ini:
“Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air.” (ayat 6).
Batu-batu itu adalah sesuatu yang menghalangi untuk firman itu bisa berakar. Hati yang keras, hati yang tidak mau mengampuni dan menyimpan kesalahan orang lain. Semua sampah yang Anda simpan dalam hati Anda, itulah batu-batu yang membuat benih firman Tuhan yang sudah ditaburkan tidak mendapat air dan tidak bisa berakar.
Tanah bersemak duri
Di ayat 14 jelas dikatakan bahwa semak duri adalah kekuatiran dan kekayaan hidup dan kenikmatan hidup. Jika hati Anda terpaut kepada keempat hal ini, maka firman yang sudah ditaburkan dan bertumbuh dalam hidup Anda akan terhimpit dan mati, bahkan sekalipun Anda bisa menghasilkan buah, buah tersebut tidak dapat matang. Anda tentu tahu rasa buah yang belum matang, asam, atau bahkan ada yang pahit. Artinya, buah tersebut tidak bisa dinikmati karena rasanya tidak enak. Sedangkan tujuan Tuhan adalah agar kita menghasilkan buah yang matang, terlebih lagi berbuah lebat.

Tanah yang baik
Tanah yang baik adalah hati yang lembut, dimana ketika orang tersebut mendengarkan firman Tuhan ia menyimpannya dalam hatinya dengan baik dan menghasilkan buah dalam ketekunannya.
Kata ketekunan menjadi sesuatu yang perlu kita cermati disini. Sama seperti petani, tidak mungkin menanam sebuah tanaman yang menghasilkan buah dalam satu hari, demikian juga kehidupan. Ketika firman itu ditanam dalam hati Anda, maka firman itu harus dihidupi sehingga menjadi gaya hidup, bukan sekedar pengetahuan saja. Dengan berjalannya waktu, maka gaya hidup kita akan seturut dengan firman Tuhan, dengan demikian kita secara otomatis menghasilkan buah. Pastinya, buah ini adalah buah yang matang dan buah yang lebat.
Dari kebenaran yang dibagikan diatas, bagaimanakah keadaaan hati Anda? Apakah tanah yang pinggir jalan, berbatu, bersemak duri atau tanah yang baik dan subur? Pastikan tanah hati Anda tanah yang subur. Jika ada batu, congkellah dan buanglah. Jika ada semak duri, segera cabut hingga ke akar-akarnya, lalu ijinkan Roh Kudus membajak hati Anda hingga lembut sehingga tanah hati Anda menjadi tanah hati yang baik
Panggilan Atau Merasa Terpanggil Saja?
Kebanyakan dari kita terkadang tidak mengerti apakah yang sudah kita lakukan untuk Tuhan itu merupakan panggilan dalam hidup kita ataukah hanya merasa terpanggil saja. Dalam hidup kita, seringkali kita tidak menyadari hal-hal seperti itu sehingga dengan mudah kita mengklaim bahwa yang kita lakukan itu sudah merupakan panggilan.
Merasa terpanggil, tentu mempunyai sisi positif yaitu melakukan tugas kita sepenuh hati, tapi hal itu hanya dapat bertahan sementara. Sisi negatifnya adalah hal tersebut berasal dari keinginan kita yang terselubung, atau dari rasa takut, atau dari rasa bingung, atau bahkan berasal dari rasa ingin bersaing.
Lalu bagaimana cara membedakannya? Panggilan membuat kita mendapatkan kedamaian yang dashyat saat melakukannya dan membuat jiwa kita beristirahat. Mungkin ketika Piter dipanggil, dia belum merasakan itu panggilannya. Yesus bertanya sampai tiga kali padanya, “Apakah engkau mencintai-Ku?” Itulah motivasi utama kita dalam melayani Yesus, karena mencintai-Nya. Setelah itu, ketika dihadapkan dengan cobaan berat, Piter malah dengan berani memberitakan tentang Yesus sampai rela mati sama seperti Gurunya mati.
Yudas tentu saja hanya merasa dipanggil saja. Alkitab mengatakan dia kecewa dengan wanita yang menuangkan minyak yang mahal untuk Yesus di Yoh 12:6 padahal memang kita harusnya seperti itu terhadap Yesus. Memberikan yang terbaik dari diri kita. Dampaknya sungguh bertolak belakang ketika kita memang melakukan panggilan itu atau hanya terpanggil saja. Yudas akhirnya gantung diri dan tidak menikmati uang yang dia dapatkan. Sebaliknya, Piter ataupun murid-murid Yesus lainnya menyelamatkan ribuan jiwa.
Akibat yang kita rasakan mungkin tidak sedramatis itu. Namun, tetap ada dampaknya. Ketika itu panggilan kita, maka dengan berani kita katakan, “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.” (Fil 3:8) Kata-kata seperti ini akan ada di dalam hati kita bila memang kita mengerjakan panggilan yang sudah Yesus berikan di dalam hati kita, panggilan apapun itu.

Teruslah Jaga Mimpi Besarmu

Kita semua mempunyai mimpi, berapapun usia kita. Ingin menjadi petugas pemadam kebakaran, seorang putri, orangtua, direktur, gembala sidang dari sebuah gereja yang besar, seorang pensiunan yang bisa bersenang-senang, atau siapapun yang kita inginkan. Tapi, di dalam kehidupan sejak kita di rahim sampai ada di kuburan, mimpi itu dapat mati.
Di dalam Perjanjian Lama diceritakan tentang Yusuf yang bermimpi menjadi pemimpin yang besar sampai-sampai orangtua dan saudara-saudaranya berlutut di hadapannya. Sebelum dia menyadari mimpi itu dapat diwujudkan, saudara-saudaranya yang iri itu menjualnya ke Mesir. Di sana, bisa jadi Yusuf menyerah dan tidak lagi berusaha mewujudkan mimpinya. Bisa jadi dia tidak mau menjadi orang yang mengartikan mimpi juru roti dan juru minum karena dia tidak peduli pada sekelilingnya lagi. Tapi itu tidak dia lakukan.
Sejak Tuhan memberikan mimpi itu ke dalam hati kita melalui keinginan yang luar biasa, Dia menginginkan agar mimpi itu dapat kita wujudkan sampai menjadi sesuatu yang signifikan. Untuk mewujudkannya, sama seperti mimpi Yusuf, kita perlu memperbaiki diri kita agar mimpi yang kita punya itu jernih adanya.  
Sebelum dijual, Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya (Kej 37:2) dan menyombongkan dirinya dengan menceritakan bahwa mereka akan menyembahnya. Yusuf akhirnya harus kehilangan segalanya. Bukan mimpinya yang salah, tapi sikap dari Yusuf yang salah. Para pemimpi perlu kerja keras untuk mewujudkan mimpi ini.
Namun meskipun begitu, seberapa menyakitkannya kejadian yang kita alami selama ini, tidak akan sia-sia di dalam rencana Tuhan. Tuhan tetap bisa pakai segala kejadian yang buruk di dalam hidup kita agar mimpi itu bisa terwujud. Akhirnya, setelah 13 tahun berlalu, mimpi Yusuf bisa terwujud. Setelah ‘digembleng’, Yusuf menjadi orang nomor dua di Mesir.
Mimpi Yusuf benar-benar terbukti. Di dalam Kejadian 50:18-20, saudara-saudaranya dengan menunduk dan hormat kepadanya, mengatakan bahwa mereka adalah budaknya. Namun, apa kata Yusuf waktu itu? “Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.”
Dapatkah Anda lihat betapa berbedanya sikap Yusuf setelah digembleng selama belasan tahun? Dia tahu betul kenapa dia mengalami kejadian yang tidak mengenakkan dalam perjalanan hidupnya. Dia tidak menyombongkan diri dan berkata, “Aku bilang juga apa, kalian pasti menyembahku”. Tapi dia tahu betul mimpinya itu setelah dia menjadi orang nomor dua di Mesir. Tanpa mimpi dan penderitaan yang dialami Yusuf, mungkin kelaparan akan menghabiskan bangsa yang besar itu. Itulah mimpi besar!
Saat ini, kita tidak tahu mimpi seperti apa yang kita punyai atau mungkin kita mengalami penderitaan yang panjang tanpa kita mengerti mengapa itu harus terjadi. Tapi marilah kita belajar merendahkan diri kita di hadapan Tuhan dan mencari tahu mimpi apa yang sudah Dia siapkan untuk kita. Biarlah hidup kita dipakai untuk kemuliaan nama-Nya semata.

7 Alat Untuk Menemukan Kerendahan Hati

Saya tahu sedikit tentang kerendahan hati. Namun saya tahu pasti tentang satu hal: Tuhan ingin umatNya rendah hati.
Alkitab penuh dengan ajaran, teladan, pelanggaran, perintah, dan dorongan tentang kerendahan hati. Tiada ada yang sepasti seperti mengetahui bahwa Yesus Kristus sendiri adalah pribadii yang rendah hati dan menjadi teladan bagi kita. Coba pelajari ayat berikut ini sebagai permulaan:
Matius 11:29 : Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Yohanes 13:14-15: Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.
Filipi 2:5-8 : Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Alkitab mengatakan orang percaya untuk mengenakan kerendahan hati (Kolose 3:12), berpakaian dengan kerendahan hati (I Petrus 5:5), dan berjalan dengan kerendahan hati (Efesus 4:1-2).
Tuhan sangat ingin anak-anak-Nya menjadi rendah hati hingga Dia memperlengkapi kita dengan tujuh alat bantu untuk mencapai hal ini dan untuk menjaga kita seperti itu.

1.      Akal sehat
Lihatlah ke sekeliling, ada miliaran orang. Anda hanya salah satu dari mereka. Lihatlah ke atas pada milyaran bintang. Anda duduk di satu planet kecil yang mengelilingi satu bintang kecil yang sederhana. Mereka sudah ada milyaran tahun, sementara Anda baru beberapa tahun hidup di sini. Jika itu tidak membuat Anda rendah hati, maka Anda tidak memperhatikan dengan baik.

2.      Roh Kudus
Buah Roh adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kerendahan hati... (Galatia 5:22-23).

3.      Keluarga kita
Saya mendengar istri seorang pengkhotbah terkenal mengatakan di televisi - dan mungkin mengejutkan beberapa orang pendengarnya - "Saya memberitahu suami saya, 'Jangan mulai hal besar dengan saya, saya melihat Anda dalam celana pendek Anda pagi ini."
Pepatah lama mengatakan, "Tidak seorang pun menjadi pahlawan bagi pelayan pribadinya." Demikian juga, untuk anak-anak Obama, Barack hanyalah "Ayah." Untuk keturunan Billy Graham, dia "Ayah." Keluarga kita merupakan pengingat terbaik agar kita selalu rendah hati.

4.      Teman-teman kita
Mereka yang menjadi teman-teman terdekat Anda bukanlah pengagum Anda. Mereka akan memberitahu Anda bau napas Anda buruk, Anda perlu menggunakan saputangan, atau bahwa Anda memiliki noda pada pakaian Anda bahwa Anda tidak memperhatikan. Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah. (Amsal 27:6).

5.      Penderitaan, kesulitan
Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak. Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN. (Ulangan 8:2-3)
6.      Kegagalan
Alkitab menyebutkan begitu banyak contoh tentang hal ini, sulit untuk tahu di mana untuk memulai. Allah membiarkan orang Israel gagal untuk menaklukkan kota kecil Ai untuk merendahkan mereka karena dosa di kamp mereka. Dia membiarkan Samson gagal karena keras kepalanya. Sama dengan Nebukadnezar. Berulang kali, Tuhan mengijinkan bangsa asing untuk menaklukkan Israel dan mendominasi mereka sampai mereka merendahkan diri dan berseru kepada-Nya.
Seorang teman dalam pelayanan mengatakan kepada saya bahwa setelah istrinya meninggalkan dia, hal itu mengakhiri pelayanan pastoralnya yang membuat namanya terkenal. Allah benar-benar merendahkan dirinya. Saya berkata, "Dugaan saya adalah Anda melakukan pekerjaan jauh lebih baik bagi Tuhan sekarang daripada sebelumnya." Dia berkata, "Saya bekerja untuk diriku sendiri sebelumnya dan sekarang saya bekerja untuk Yesus.."
7.      Kritik
Tidak ada yang mendorong Musa untuk mendekat dengan Yang Mahakuasa seperti celaan terus menerus dari orang Israel. Banyak pendeta harus berdiri di mimbar dan menyampaikan pesan Allah kepada orang-orang yang mencari kelemahannya dan bersemangat untuk menerkam pada setiap kesalahan yang dibuatnya. Ini adalah cara yang mengerikan untuk hidup, tapi Tuhan dapat menggunakan ini dalam hidupnya untuk membangun karakter dan memperdalam komitmennya kepada Kristus.
Mungkin Anda tidak mengalami seperti Musa, namun akan tiba waktunya ketika sebuah kritikan diarahkan kepada Anda. Pada saat itu, rendahkan hati Anda untuk menerimanya.
Kerendahan hati bukanlah sebuah karakter yang mudah dicapai. Banyak hal yang harus dilepaskan untuk mencapainya. Namun semakin Anda bertumbuh dalam kerendahan hati, Anda menjadi semakin seperti Kristus.

Rasa Marah yang Membakar Hati

Kemarahan adalah kekuatan yang begitu menghancurkan. Kemarahan mengambil alih pikiran kita dengan kekuatan yang besar. Saat seperti itu, sepertinya tidak dapat dikontrol. Dan kemarahan membuat Anda seolah-olah begitu buruk dan menyebabkan hancurnya sebuah hubungan, menghancurkan keluarga, menghancurkan karir yang kita bangun, dan dapat menghancurkan iman.
Kemarahan yang terus diumbar akan merusak, kemarahan yang terus disimpan akan meledak. Tapi kemarahan yang diatasi dengan baik, akan membuahkan hasil yang baik pula. Tentunya bukan hal yang mustahil untuk mengatasi kemarahan ini. Ada banyak penyebab kemarahan, tapi umumnya disebabkan oleh sesuatu yang sudah ada di dasar hati yang tidak sesuai dengan apa yang kita mau.
Biasanya, kemarahan ini langsung kepada orang yang membuat kita marah. Tapi terkadang, kita pun marah kepada Tuhan karena kita diberikan peristiwa yang tidak mengenakkan tersebut. Sama seperti istri Ayub, dia malah mengatakan kepada Ayub untuk mengutuki Tuhan lalu menyuruh suaminya mati saja. (Ayub 2:9). Sayangnya, setelah semua energi yang kita keluarkan untuk kemarahan, kemarahan tidak dapat membuat kita bertumbuh atau membuat anak kita menjadi taat, atau memperbaiki pernikahan yang sudah retak. Bahkan, kata Alkitab, “Sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.” Sungguh suatu hal yang sia-sia bukan?
Cara untuk mengubah hal itu adalah dengan menyerahkan kontrol hidup Anda kepada Tuhan. Rencana ini berjalan jika Anda mulai membangun hubungan dengan Tuhan. Tidak berarti Anda tidak akan marah lagi. Anda mungkin tetap mengalami kejadian yang dapat membuat Anda marah. Namun, atasi hal itu dari hari ke hari. Ketika hati mulai panas, cobalah tinggalkan sejenak masalah itu, datang pada Tuhan, curhat ke Tuhan lalu minta kedamaian datang.
Kemarahan tidak akan membawa keuntungan apa-apa. Kemarahan yang penuh emosi tidak akan membuat Anda puas, malah kemarahan akan membakar hati Anda. Jika sesuatu itu hal yang sia-sia, tidak ada gunanya untuk dilakukan bukan? Karena itu, meski terasa sakit, tapi teruslah berusaha mengatasi rasa marah dengan melekat pada-Nya.

Ucapkanlah Terima Kasih

Ketika kecil, kita selalu diajarkan oleh orangtua jika menerima sesuatu dari seseorang harus mengucapkan “Terima kasih.” Mengucapkan terima kasih, adalah tindakan sederhana, namun hal ini merupakan sebuah tindakan yang sangat berarti. Ucapan terima kasih membuat setiap tindakan baik menjadi sesuatu yang berarti. Hal itu menunjukkan bahwa Anda menghargai tindakan si pemberi. Ucapan terima kasih juga menjalin hubungan Anda dengan orang tersebut menjadi lebih dekat lagi.
Di jaman modern ini, mengucapkan terima kasih kepada orang lain menjadi sesuatu yang berharga. Ada dua sisi, pertama saat ini ucapan terima kasih telah menjadi standarisasi sebuah pelayanan di banyak perusahaan. Jadi terkadang, ucapan terima kasih jarang benar-benar dari hati yang tulus, namun menjadi sebuah kewajiban. Yang kedua, beberapa orang menganggap mengucapkan terima kasih sudah ketinggalan jaman. Banyak orang merasa bahwa dirinya layak menerima apa yang seharusnya diberikan, jadi ucapan terima kasih tidak diperlukan lagi.
Namun tanpa ucapan terima kasih, sebuah hubungan dapat menjadi kering. Karena sekecil apapun yang dilakukan seseorang kepada orang lain, dia ingin di hargai. Ucapan terima kasih adalah cara sederhana bentuk penghargaan kita kepada orang lain. Hal itu ibarat minyak pelumas bagi mesin hubungan Anda dengan sesama.
Tahukah Anda, bahwa ucapan terima kasih bukan hanya diperlukan dalam hubungan Anda dengan sesama? Terima kasih Anda kepada Tuhan dapat meningkatkan hubungan baik Anda dengan Tuhan. Alkitab menamakannya ucapan syukur. Anda butuh alasan untuk mengucap syukur? Berikut adalah alasan kuat bagi Anda :
1. Ucapan syukur membuka pintu mukjizat, “Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan, dan mereka memberikannya kepada orang banyak. Mereka juga mempunyai beberapa ikan, dan sesudah mengucap berkat atasnya, Ia menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul. (Markus 8: 6-8).
2. Dengan mengucap syukur Anda memuliakan Allah, dan meninggikan Dia atas hidup Anda. “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” (Kolose 3:17)
3. Dengan mengucap syukur kepada Tuhan, Anda menghargai pengorbanan dan penebusan Kristus di kayu salib.

Benarkah Tujuan Hidupmu Untuk Menyenangkan Tuhan?

Dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen, Tuhan Yesus menekankan agar kita dapat berbuah dan memberikan Kabar Sukacita kepada setiap orang yang belum mengenal-Nya. Tapi berapa banyak dari kita yang menjalani kehidupan biasa-biasa saja? Pernahkah kita bertanya-tanya mengapa ada begitu banyak orang yang belum mendengar kabar keselamatan yang telah disediakan oleh Tuhan?
Memang kita mengucap syukur kepada Tuhan atas apa yang telah diberikan-Nya kepada kita, saat kehidupan tak berjalan dengan semestinya pun kita tetap mengucap syukur. Memang kita tidak pernah mabuk-mabukan, mencuri, apalagi membunuh. Memang kita melakukan semua perintah dan tidak melanggar larangan yang telah ditetapkan. Tapi sadarkah kita seringkali ketika kita membaca Alkitab bahwa ada sesuatu yang salah? Mengapa gereja tidak menjadi terang? Pernahkah kita menyadari bahwa kita semua adalah bagian dari gereja sehingga kita pun turut bertanggung jawab. Mengapa kita tidak bisa berbuah bagi lingkungan sekitar kita?
“Dulu saya tidak merasa begini. Saya tumbuh dewasa dengan percaya terhadap Tuhan tanpa sungguh-sungguh mengenal siapa Dia sebenarnya. Saya menyebut diri saya Kristen, cukup aktif di gereja, dan mencoba menjauhi semua hal yang dijauhi oleh ‘orang Kristen yang saleh’ – mabuk-mabukan, narkoba, seks, mengumpat. Kekristenan adalah sesuatu yang sederhana : lawanlah semua keinginanmu supaya Tuhan senang. Setiap kali saya gagal (yang sering terjadi), saya akan merasa bersalah dan jauh dari Tuhan.” cerita Francis Chan, salah seorang penulis buku sekaligus gembala di Cornerstone Church di Simi Valley, California.
Apakah Anda mengalami perasaan yang sama seperti yang dia alami? Yesus katakan, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. (Mat 28:18-20). Terusikkah Anda setiap kali mendengar firman ini? Bergelorakah hati Anda untuk melakukan panggilan yang Yesus sudah berikan kepada setiap hidup kita?
Jika iya, sudah saatnya Anda minta kepada Tuhan untuk menuntun Anda agar jiwa Anda lebih bergelora lagi terhadap Tuhan. Hal pertama yang Anda harus lakukan adalah membuka pintu hati Anda untuk setiap firman Tuhan yang berbicara ke dalam hidup Anda dan mengubahkan Anda sehingga cinta Anda kepada Tuhan menggebu-gebu.



Uang Sebagai Ujian Karakter Anda

Bagaimana Anda mengelola uang Anda adalah sebuah kunci ujian untuk karakter Anda, jika Anda memiliki hati yang tamak dan egois, maka uang hanya akan menumbuhkan sifat-sifat tersebut, dan menyebabkan ketidakbahagiaan dan kekecewaan dalam hidup Anda. Namun jika Anda memiliki kemurahan hati dan hati yang suka memberi, maka uang akan memungkinkan Anda untuk memberkati banyak orang di sekitar Anda, dan membawa Anda kepada kekayaan yang sejati yang telah Tuhan sediakan bagi Anda.
Pendeta Ken Kelly pada tahun 2004 menulis sebuah artikel, "How Much Money Is Enough" sebagai bagian dari seri pengajaran Alkitab tentang uang. Hal pertama yang ia katakan adalah uang tidak akan pernah memenuhi kebutuhan kita untuk menjadi puas, utuh atau aman. Hanya Tuhan yang bisa melakukannya.
Ia percaya bahwa Allah telah memilih uang sebagai indikator kunci dari apa yang sebenarnya ada dalam diri kita: "Cara Anda menangani uang Anda di bumi akan menentukan upah Anda sebagai orang percaya di surga.” Mengapa Allah memilih uang sebagai uji untuk karakter kita? Karena hidup kita tidak pernah lepas dari uang. Kita menghabiskan sebagian besar waktu kita untuk mencari uang, memikirkannya, membelanjakannya, menginvestasikannya, bertanya-tanya apa yang akan kita lakukan dengan atau tanpa uang.
"Jadi Allah menggunakan uang sebagai ujian untuk melihat apa yang sebenarnya ada di dalam Anda. Anda tidak dapat menjadi seorang Kristen dewasa tanpa menyelesaikan masalah uang dalam kehidupan Anda. Peningkatan pendapatan membawa Anda kepada tanggung jawab yang lebih besar. Semakin Anda memiliki banyak, Allah menuntut tanggung jawab Anda.”
"Jika Anda ingin menjadi seperti Allah, Anda harus menjadi seorang pemberi. Allah adalah pemberi yang murah hati. Semakin Anda murah hati, Anda semakin serupa dengan Tuhan Anda. Anda tidak dapat melayani Allah dan uang secara bersamaan. Anda harus memutuskan salah satu. Pemberian Anda menunjukkan apa yang utama dalam hidup Anda. Uang mewakili hati Anda. Dimana hartamu berada, di situ pula hatimu."
Jadi sikap kita terhadap uang dan kekayaan adalah yang paling penting bagi Allah: jika kita ingin menimbunnya dan membelanjakannya untuk diri kita sendiri dan keegoisan keinginan kita, maka Tuhan tidak akan "membuka jendela surga" kepada kita dan mencurahkan berbagai berkat kepada kita bahkan tidak ada cukup ruang untuk menerimanya (Maleakhi 3:10). Yakobus memberi kita peringatan serius dalam hal ini: "Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu." (Yakobus 4:3).
Tuhan memang memberikan kita kekuatan untuk memperoleh kekayaan, namun kita tidak dapat penyalahgunaan dan membelanjakannya dengan hidup boros dan egois, melainkan agar kita dapat menggunakannya untuk "meneguhkan perjanjian-Nya" dengan Abraham. (Kejadian 12:2-3)








Kuasa Sebuah Teladan Hidup

Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu. 
Filipi 3:17
Pelajaran teologi mengajarkan saya bahwa Tuhan mengasihi saya – saya dan semua orang lainnya. Saya tidak meragukan pengajaran Alkitab. Tapi secara emosional, saya tidak merasakan kasih Tuhan. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini (Yohanes 3:16)dan mengirimkan Yesus untuk mati bagi orang berdosa, dan itu termasuk saya. Tetapi, kadang saya merasa diselamatkan sebagai bagian dari sebuah kesepakatan. Tuhan terjebak dengan saya karena merasakan belas kasihan kepada semua orang.
Masalah saya bukan pada pengertian teologi saya atau pengetahuan saya; tapi karena perasaan saya tidak bisa setuju.
Suatu hari dalam saat teduh, saya membaca Roma 9:13 ketika Paulu mengutip Tuhan berkata, “Aku mengasihi Yakub.”
Kata-kata it uterus muncul dalam pikiran saya selama beberapa hari. Kenapa Yakup layak untuk dikasihi? Dia adalah salah satu bajingan terbesar dan paling kecil kemungkinannya layak untuk di kasihi, dan Tuhan mengasihi dia. Dia tidak melakukan apapun untuk dikasihi dan seharusnya menerima hukuman.
Semakin saya memikirkan kalimat itu dan fokus pada apa yang harus saya katakana, saya tahu  pasti bagaimana harus berdoa.
“Saya Yakub, yang Kau kasihi,” saya ucapkan kalimat itu dengan lantang.
Saya berdoa dengan kalimat itu setiap hari selama sebulan. Suatu hari, dari pada berkata, “Saya Yakub yang Kau kasihi,” saya mendengar diri saya sendiri berkata, “Saya Yakub. Saya benar-benar dia..”
Saya fokus untuk menjadi Yakub hampir beberapa waktu, dan saya telah menjadi seperti Yakub. Akhirnya, saya tahu rasanya dikasihi. Sebuah jaminan yang luar biasa yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Dalam perasaan itu, saya menjadi Yakub.
Saya juga memikirkan dua pernyataan Paulus: “…Karena akulah yang dalam Kristus Yesus telah menjadi bapamu oleh Injil yang kuberitakan kepadamu. Sebab itu aku menasihatkan kamu: turutilah teladanku!” (I Korintus 4:15-16)
Rasul Paulus juga menuliskannya kembali di pasal 11:1, “Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.” Dalam bahasa Inggris versi NIV dituliskan sebagai “Follow my example, as I follow the example of Christ.” Jadi Paulus ingin mengatakan kepada jemaat di Korintus bahwa jika mereka mengikuti teladannya dan gaya hidupnya, mereka meneladani gaya hidup Kristus.
Seperti apa teladan hidup Paulus? Atau contoh gaya hidup orang percaya lainnya di Alkitab yang luar biasa? Bagaimana jika saya melihat kualitas mereka sama seperti yang saya bangun selama bertahun-tahun? Bagaimana saya membangun kualitas yang sama?
Saya tahu saya sedang mengarah ke arah yang benar. Saya sedang melakukan sebuah latihan doa. Selama beberapa waktu – lebih sering beberapa hari atau minggu – saya memilih satu pribadi di Alkitab yang saya kagumi. Saya menggambarkan pribadi tersebut dalam pikiran saya,
Setiap hari, saat saya berdoa saya membayangkan memiliki kualitas hidup yang sama dengannya. Namun yang menjadi kelemahan saya – dulu dan sekarang – saya tidak bisa fokus pada Yesus sebagai teladan yang saya inginkan. Saya membutuhkan seorang pribadi yang manusiawi, orang berdosa yang butuh diselamatkan dimana saya bisa menyamakan diri dengannya.
Yesus itu sempurna, dan tanpa dosa. Saya memiliki kemampuan luar baisa dan sering kali saya di penuhi rasa bahwa saya tidak cukup terbuka untuk mendengar suara Sang Penyelamat.
Namun saya menemukan banyak orang di Alkitab dimana saya bisa terhubung – dan banyak dari mereka memiliki kedewasaan rohani. Contohnya adalah Paulus, seorang Zelot yang bertemperamen keras dan dengan kata-katanya sering mencabik-cabik musihnya. Saya memiliki sifat yang mirip dengannya, jadi saya mengerti pergumulannya. Dilain pihak, dia juga memiliki keberanian bagi Allah, sesuatu yang saya rindukan selama ini.
Sama seperti saya ingin merasakan kasih Tuhan yang dicurahkan kepada Yakub atau keberanian Paulus, Anda juga dapat mengalaminya. Saya mengundang Anda untuk mengalami doa yang saya lakukan. Fokuslah pada karakter yang Anda inginkan – kasih, kebaikan, atau keberanian  - fokuslah pada salah satu pahlawan iman di Alkitab dan jadikan hal itu doa Anda setiap hari.

Jangan Remehkan Hal-hal Yang Normal

"Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan." (Filipi 4:11)
Rasa cukup dimulai dalam sikap Anda. itu semua berkenaan dengan bagaimana Anda memilih untuk melihat segala sesuatu. Anda dapat mengeluh tentang atasan Anda, atau Anda dapat bersyukur kepada Tuhan karena mempunyai sebuah pekerjaan. Anda dapat mengeluh tentang harga bensin, atau Anda dapat bersyukur kepada Tuhan bahwa Anda memiliki sebuah mobil. Itu semua berhubungan denga bagaimana Anda memilih untuk melihatnya.
Sahabatku, pilihlah untuk memiliki sikap bersyukur. Anda mungkin berpikir, ‘Kehidupanku begitu rutin. Aku hanya bangun, bekerja, dan pulang. Aku melakukan hal yang sama dari hari ke hari. Aku tidak memilii apapun untuk menggairahkan terjadi yang secara khusus dapat aku syukuri.
Seringkali kita tidak menyadari betapa berharganya kita memiliki sesuatu sampai itu diambil dari kita. Suatu hari ada seorang pasangan muda yang telah mempunyai dua orang anak. Sang ayah memiliki pekerjaan yang baik dan mereka tidak masalah untuk dibicarakan. Tetapi kemudian suatu sang ayah berkata bahwa ia tidak sehat. Saat ia pergi ke dokter, mereka menemukan bahwa ia mengidap suatu penyakit yang serius. Keluarga ini meluangkan waktu berminggu-minggu pergi ke berbagai rumah sakit di berbagai tempat untuk menjalani tes demi tes. Sekarang waktu mereka habis untuk urusan-urusan pengobatan.
Sementara wanita itu menceritakan kisahnya, ia berkata sesuatu yang benar-benar memukul saya. Ia berkata, “Kami telah melalui kesukaran yang begitu berat; sekarang betapa saya merindukan hal-hal yang biasa. Betapa saya rindu untuk kembali melakukan apa yang biasa kami lakukan. Betapa saya rindu hanya pulang dan duduk-duduk saja bersama keluarga pada malam hari.”
Apa yang sedang ia katakan adalah, “saya tidak menyadari betapa berartinya apa yang kami miliki saat kami tidak memiliki masalah apa pun, saat kami hanya bekerja, membesarkan keluarga kami. Apa yang saya kira membosankan, hari-hari yang tidak menggairahkan, saya rela memberikan apa saja untuk mengembalikan masa-masa itu sekarang.” Di kemudian hari ia berkata, ”Saya tidak akan pernah mengeluh dengan hal-hal biasa.”
Kebenarannya adalah, sebagian besar kehidupan kita bersifat rutin. Mudah untuk berpikir, ‘Aku tidak dapat bersyukur. Aku tidak dapat bahagia. Aku tidak memiliki apa pun yang menggairahkan.’
Tetapi jika kesehatan Anda diambil, atau seseorang yang Anda kasihi sakit, atau Anda kehilangan pekerjaan, itu akan mengubah seluruh perspektif Anda. Anda akan merindukan hal-hal yang biasa. Anda akan rindu untuk kembali dimana Anda berada sekarang. Mengapa tidak membuat sebuah keputusan untuk menghargai apa yang Anda miliki? Bersyukurlah atas apa yang Tuhan telah lakukan dalam kehidupan Anda. Pilihlah untuk menikmati hari ini.

Apakah Jalan Satu-Satunya Itu Bunuh Diri?

 Bunuh diri. Beberapa tahun belakangan ini, kita banyak mendengar berita tentang bunuh diri. Ada yang bunuh diri karena putus cinta, merasa hidup sia-sia, maupun karena alasan ekonomi. Kabar terakhir bahkan dikatakan seorang aktor Korea yang terkenal bunuh diri dengan menggunakan kabel telepon. Jadi, bahkan aktor yang ganteng dan kaya pun dapat bunuh diri.
Bunuh diri adalah kata-kata yang menakutkan yang dapat ditimbulkan dari kehampaan, tidak adanya harapan dan menghadirkan tragedy bagi orang terdekat. Mungkin mereka bisa bertanya, “Kenapa dia sampai bunuh diri?” Bunuh diri berarti meninggalkan orang-orang yang dicintai dengan sengaja dan menyakitkan hati mereka.
Setiap pengalaman yang Anda terima, rasanya tidak ada yang enak. Anda selalu ditinggalkan oleh orang yang Anda cintai. Keluarga sepertinya tidak menerima Anda. Anda hidup dalam keterbatasan fisik. Anda sepertinya tidak dicintai. Usaha Anda gagal dan kehidupan kekeluargaan yang Anda bina hancur. Anda ditinggalkan oleh pasangan hidup Anda. Anda hidup dengan bersusah payah dan harus mengemis untuk bisa hidup.
Anda putus asa karena begitu cepatnya Anda ditinggal oleh orang-orang yang Anda cintai. Anda masuk dalam dunia narkotika dan merasa hidup ini begitu hampa. Sementara, Anda lihat bahwa orang-orang di sekeliling Anda, seperti tidak ada masalah. Mereka bisa tertawa bahagia, sementara selalu Anda menitikkan air mata. Apakah selalu seperti itu?
Anda harus tahu dan semestinya Anda sudah tahu kalau hidup kadang ada di atas dan kadang di bawah. Meskipun kehidupan Anda kebanyakan berada di bawah, Anda jangan lupakan saat-saat bahagia Anda dan Anda harus yakin bahwa kebahagiaan itu akan datang dalam hidup Anda.
“Bagaimana caranya kalau yang saya terima selalu yang jelek-jelek saja?” Mungkin seperti itu pertanyaan Anda. Jawabannya hanya satu, melalui Yesus Kristus. Memang sederhana sekali, tapi susah untuk dilakukan. Mulailah untuk memperkatakan hal yang baik-baik untuk hidup Anda. Jika Anda bangun di pagi hari, katakan bahwa hidup Anda akan baik, hidup Anda diberkati Tuhan, hidup Anda dipenuhi kebaikan sehingga Anda ingin membagikan kebaikan itu.
Lalu mulailah untuk bersyukur. “Meskipun aku miskin, tapi setidaknya aku masih bisa makan. Aku masih bisa menikmati langit biru, angin yang bertiup, kehidupan yang penuh warna…” Mulailah untuk mencari kebaikan apa yang terjadi dalam hidup Anda, yang terkecil sekalipun.
Contohnya, Anda harus mencari makan di tong sampah. Tiba-tiba Anda menemukan potongan ayam yang masih agak utuh. Itu artinya masih ada kebaikan yang Anda dapatkan dalam hidup Anda. Jangan melihat kepada kesusahan, tapi kebaikan / kesenangan yang Anda dapatkan sehingga jiwa Anda tidak terkekang oleh penderitaan tapi sedikit demi sedikit merasakan kelegaan dan kedamaian.
Pikiran untuk bunuh diri akan menjauh dari Anda karena ternyata masih ada hal-hal lain yang masih bisa Anda nikmati di dunia ini. Yang paling harus Anda sadari adalah bahwa pikiran buruk untuk bunuh diri datangnya dari hati yang tidak bisa bersyukur dan dipakai si jahat untuk menyesatkan Anda.
Dalam Yohanes 10:10 dikatakan, “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” Sudah jelas, pencuri tidak pernah punya maksud baik. Tapi jika Anda datang kepada Yesus, Anda akan mempunyai segala hal yang baik dalam hidup Anda.
Jadi, untuk dapat terhindar dari keinginan bunuh diri, bangunlah hubungan sedikit demi sedikit dengan Tuhan Yesus. Dia akan memberikan Anda pengertian tapi Anda perlu bertindak nyata. Ubahlah pikiran negatif dan gantikan dengan hal positif. Jangan melihat kebahagiaan yang orang lain bisa dapatkan tapi lihatlah semua kebaikan yang pernah Anda dapatkan. Bersyukurlah, tak henti mengucap syukur untuk segala sesuatu yang telah terjadi dalam hidup Anda. Sederhana sekali, bukan?

Menunggu Waktu Tuhan Tiba

Mazmur 90:12
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.”
Sulit untuk menjelaskan ketika kehidupan seseorang begitu pendek, meninggal dalam usia yang sangat muda. Kita berharap orang tersebut bisa hidup lebih lama. Tetapi siapa yang bisa mengatakan bahwa itu bukanlah waktunya dia untuk pergi? Siapa yang bisa mengatakan berapa lama kehidupan yang Tuhan tentukan untuk pria atau wanita dari awalnya?
Dalam kitab Kisah Para Rasul, Rasul Paulus mengatakan tentang Raja Daud seperti ini: “ Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya, lalu ia mangkat dan dibaringkan di samping nenek moyangnya.” (Kisah Para Rasul 13:36). Daud adalah pribadi yang hebat, dia telah menggenapi tujuan Allah di jamannya, dan kemudian dia kembali pada Tuhan.
Kekurangan nutrisi, vitamin, dll?
Itulah sebabnya kita perlu menghitung hari-hari kita. Mengutip kata-kata Musa dalam Mazmur 90:12 “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.”
Kita tidak pernah tahu kapan hidup kita akan berakhir. Kita tidak tahu kapan kita selesai “ melakukan kehendak Allah pada zaman” kita. Ketika Allah memanggil Anda pulang, maka Anda pulang! Anda dapat mengkonsumsi vitamin C, zinc, dan echinacea. Anda dapat minum the hijau, makan tahu, dan menghindari semua racun, tapi saat waktu Anda telah selesai, hidup Anda berakhir.
Tuhan belum selesai dengan hidup Anda.
Di sisi lain, Anda akan tetap hidup hingga Tuhan selesai berurusan dengan Anda. Anda tidak bisa pergi sebelum waktunya. Anda mungkin atau bukan orang paling sehat, tetapi Anda akan hidup hingga waktunya Tuhan memanggil Anda kembali... dan mengkuatirkan kapan waktu itu tiba tidak akan bisa memperpanjangnya sedikit pun.
Selain itu, kita jangan berbuat bodoh dengan menguji Tuhan. Kita bisa yakin bahwa kita akan hidup hingga Tuhan selesai dengan hidup kita. Seperti yang Rasul Paulus katakan, “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” (Filipi 1:21). Jadi mari kita jalani sebaik mungkin hidup yang telah Tuhan berikan kepada kita saat ini.
Misionaris Jim Elliot pernah menulis seperti ini: “Dimanapun Anda berada, hadirlah disana sepenuhnya. Jalani setiap situasi hingga akhir saat Anda percaya sebagai keendak Allah.”

Selamat Pagi, Tuhan!

Kalimat yang mana dari 2 frasa di bawah ini yang paling menggambarkan diri Anda di kebanyakan pagi hari? Apakah Anda menyambut setiap hari dengan sikap yang positif dan penuh pengharapan, ataukah Anda merasa sangat malas berpisah dengan bantal dan cemas akan apa yang menunggu Anda di balik pintu?
Kita harus memerangi rasa cemas yang menggoda kita untuk tetap tinggal di tempat tidur dengan mempertahankan sikap dan pola pikir yang positif. Sikap kita sangat penting dalam menentukan bagaimana perasaan kita setiap hari. Jenis hari yang kita lalui, sangat dipengaruhi oleh pikiran-pikiran dan tindakan kita. Jika kita tinggal dalam pikiran-pikiran negatif, mengharapkan yang terburuk, tindakan-tindakan kita akan merefleksikan pemikiran-pemikiran itu. Adalah tidak mungkin untuk meraih tujuan hidup dari Tuhan jika Anda mengijinkan pikiran-pikiran negatif mengisi otak Anda. Jika Anda mengijinkan kecemasan tinggal dalam pikiran Anda, maka Anda sudah menempatkan diri Anda pada posisi siap menerima kesengsaraan dan membiarkan sukacita Anda dirampas.
Suatu kali, saya mengalami kecemasan saat kami sedang merencanakan perjalanan untuk berbicara di India. Saya senang membayangkan kesempatan bagus yang menunggu kami di sana, tapi awalnya yang saya bisa bayangkan hanyalah waktu penerbangan yang lama dan kondisi kemiskinan dan keterbatasan yang ada di sana. Saya bersyukur karena saya tahu bagaimana untuk menyingkirkan semua perasaan negatif itu dan menggantikannya dengan pikiran-pikiran positif tentang apa yang bisa diselesaikan selama waktu yang kami habiskan di sana. Jika saya mengijinkan diri saya tinggal dalam aspek-aspek negatif dari perjalanan itu, maka itu akan mencuri semua sukacita dan semangat yang Tuhan inginkan saya alami. Kecemasan adalah sebuah jebakan, dan Anda harus memastikan Anda tidak jatuh ke dalamnya. Jika rasa tidak yakin akan kepastian masa depan atau rasa takut menghadapi hal-hal baru menyebabkan Anda merasa cemas, ingatlah Filipi 4:13 yang mengatakan, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."
Akan selalu ada halangan yang akan menghambat kita untuk bisa menikmati kehidupan yang menakjubkan yang Tuhan sediakan untuk kita. Dengan semua strss dan tekanan dari kehidupan sehari-hari, kita harus membuat sebuah keputusan untuk menikmati kehidupan seperti apapun situasinya. Setiap hari selalu diisi dengan semua jenis keadaan yang bisa membuat kita marah, seperti kehilangan kunci mobil Anda atau terjebak dalam kemacetan. Tapi saat Anda tahu apa yang sedang terjadi, Anda bisa memilih untuk tetap terkendali.

Anda harus mengambil tanggung jawab untuk kebahagiaan Anda. Anda adalah satu-satunya orang yang tidak bisa Anda hindari, jadi sebaiknya Anda mulai belajar untuk menyukai diri Anda sendiri. Adalah tidak mungkin untuk menikmati kehidupan jika Anda tidak menikmati diri Anda sendiri. Kita mempunyai sumber dari segala hal-hal baik yang ada dalam diri kita, dan tidak peduli apapun yang terjadi di sekitar kita, kita bisa minum dari Sumber air yang ada di dalam kita. Kita bisa menemukan Kekuatan di dalam diri kita untuk melakukan apa yang perlu kita lakukan.
Saya belajar bahwa hidup akan menjadi lebih baik jika kita tidak mempunyai harapan-harapan yang tidak realistis, baik terhadap diri kita sendiri maupun terhadap orang lain. Ada saat-saat dimana saya merasa gusar dan mengasihani diri sendiri pada hari-hari dimana suami saya, Dave, ingin bermain golf sendiri. Tapi Tuhan membantu saya untuk melihat bahwa setiap orang mempunyai caranya sendiri-sendiri untuk bersantai dan melepaskan stress. Untuk Dave, itu bermain golf. Untuk saya, itu berbelanja atau menonton film klasik. Selama kita menjaga semuanya tetap seimbang, kita bisa menikmati kebebasan untuk melakukan apa yang paling kita sukai.
Anda bisa menikmati kebebasan yang sama dalam hidup Anda sendiri. Hidup dalam kebebasan, dan mengijinkan orang lain untuk melakukan hal yang sama, adalah pendekatan yang sehat dan positif terhadap kehidupan yang menyenangkan Tuhan. Kita juga harus belajar bahwa kita bisa menjadi bahagia sementara kita hidup sebagaimana adanya sehari-hari. Mengharapkan kehidupan akan menjadi serangkaian episode yang selalu menyenangkan sama artinya dengan mempersiapkan diri Anda sendiri untuk menerima kekecewaan, dan itu mencuri sukacita Anda! Jadi belajarlah untuk bersyukur dengan kehidupan sebagaimana adanya itu.
Dengan pertolongan Tuhan dan ketetapan hati Anda, Anda bisa belajar untuk menjadi bahagia dan menikmati kehidupan yang telah diberikan Tuhan kepada Anda setiap harinya. Mulailah hari Anda dengan mengatakan, "Inilah hari yang telah diciptakan Tuhan. Aku akan bersukacita dan menikmatinya. Selamat pagi, Tuhan!"



Menemukan Waktu Tuhan

Apakah Anda pernah mengambil waktu akhir-akhir ini untuk melihat kehidupan yang sedang Anda jalani dan membayangkan beberapa kemungkinan akan bagaimana hidup Anda seharusnya? Sangat mudah untuk membayangkan hal itu dan menunggu sampai nanti... namun terkadang terlalu banyak waktu di dalam hidup ini kita habiskan untuk menunggu.
Dalam hal yang sederhana kita menunggu untuk mendapatkan makanan di restoran cepat saji, kita menunggu saat mobil kita sedang mengisi bensin, dll. Dalam hal yang lebih besar kita menunggu untuk bertemu dengan pasangan hidup impian kita, kita menunggu selama sembilan bulan untuk kelahiran bayi kita, kita menunggu untuk mendapatkan promosi pekerjaan maupun kenaikan gaji. Menunggu adalah fakta kehidupan yang harus kita hadapi di bumi.
Namun apakah Anda melihat pada kehidupan Anda sendiri dan mengevaluasi berapa banyak waktu yang telah Anda habiskan untuk menunggu? Apakah Anda menunggu (mungkin terlalu lama) untuk membuat sebuah perubahan, mencanangkan arah baru atau menerima situasi yang tidak dapat berubah?
Saya sendiri menunggu dalam waktu yang lama sampai akhirnya saya membuat komitmen yang serius untuk menulis dan menjadi pembicara. Apa yang telah menahan saya selama itu? Sebagaimana setiap kita, jawaban saya pun tidaklah sederhana. Saya harus membesarkan anak, berusaha memiliki pernikahan yang baik dan membantu bisnis keluarga kami berkembang. Alasan itu sah-sah saja; tetapi sejujurnya semua hal itu menahan saya karena saya takut dan merasa kurang mendapatkan pegangan untuk memulai sesuatu yang baru. Ketika akhirnya saya berhasil mengatasi rasa takut dan mulai melangkah, Tuhan hadir di sana untuk menemui saya dan memberikan semangat atas setiap kemajuan saya.
Yesaya 40:31
Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Kebalikan dari menunggu juga sama benarnya. Terkadang kita melompat dan mengambil tindakan tanpa menghabiskan banyak waktu maupun berpikir akan proses yang harus dijalani dan juga segala kemungkinan yang bisa terjadi. Pernahkah Anda mencoba untuk ‘memperbaiki” keadaan bukannya mengizinkan Tuhan atau orang lain untuk menyelesaikannya? Bertindak terlalu cepat dapat menyebabkan hasil komedi bahkan terkadang tragis.
Terlalu banyak untuk disebutkan bagaimana saya diperhadapkan pada orang-orang yang saya percaya telah berlaku tidak adil atau melakukan sesuatu yang buruk, hanya untuk menemukan bahwa mereka memiliki alasan yang baik atas segala tindakan mereka maupun atas situasi yang ada. Saya benci ketika harus berhadapan dengan seseorang yang membuat saya emosi hanya untuk mengetahui bahwa masalah yang saya kemukakan ternyata telah usang maupun tidak valid lagi. Alexander Pope berkata, “Orang bodoh terburu-buru melakukan sesuatu yang malaikat sendiri takut untuk melangkah.” Saya menduga bahwa Alexander tahu kalau malaikat jauh lebih bijak dari kita manusia.
Dalam kasus menunggu maupun terlalu cepat mengambil tindakan, ada cara untuk menangkal dan mencegahnya terulang kembali. Lakukan cara ini bersama dengan Tuhan. Bicaralah pada-Nya, baca firman-Nya dan dapatkan konfirmasi kebijaksanaan dari seorang teman yang lebih dewasa rohani. Hal itu akan terlihat seperti ini:
“Bapa, saya sungguh-sungguh membenci pekerjaan saya, tapi saya bersyukur untuk memiliki pekerjaan ini. Terima kasih untuk memberikan pekerjaan ini kepada saya. Tolong berikan kejelasan kepada saya jika atau kapan saya harus mengambil tindakan apapun untuk mengubah keadaan ini.”
  1. Kemudian Anda bisa mempertimbangkan kenapa Tuhan menempatkan Anda di sana dan kemungkinan-kemungkinan yang ada untuk membuat perubahan.
  2. Cari saudara seiman dan minta untuk mendoakan, memberikan wawasan dan memberikan dorongan kepada Anda.
  3. Temukan orang-orang di dalam Alkitab yang pernah menunggu waktu Tuhan dan juga mereka yang mengambil tindakan untuk taat (Yesus telah melakukan keduanya).
Mazmur 138:8
TUHAN akan menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setia-Mu untuk selama-lamanya; janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!
Timeline Tuhan seringkali jauh berbeda dari timeline kita. Ketika kita menantikan waktu Tuhan, kemudian mengambil tindakan yang penuh dengan pertimbangan, maka hasilnya mungkin akan menyegarkan dan memuaskan hidup Anda.
Saya berharap agar hidup Anda dipenuhi dengan penantian ketika Tuhan sedang menguatkan Anda, yang akan berbuahkan tindakan ketika tiba saatnya bagi Anda untuk terbang bagaikan rajawali

Apakah Anda Kandidat Yang Dicari Tuhan?

2 Tawarikh 16:9a
Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.
Tuhan mencari ke seluruh penjuru bumi orang yang berpotensi untuk dipakai-Nya. Namun Dia tidak mencari orang yang sempurna, karena tidak ada satupun manusia yang sempurna. Dia mencari pria dan wanita biasa, seperti Anda dan saya, yang terdiri dari daging, tulang dan darah. Tetapi Dia juga memiliki kriteria khusus untuk orang yang dapat Ia pakai, yaitu orang yang bersungguh hati terhadap Dia.
Salah satu pribadi yang Tuhan lihat memiliki kriteria tersebut adalah Ester. Apa yang Tuhan lihat pada diri Ester? Ester memiliki sikap hati yang mau di ajar dan terus mau belajar. Dia belajar dari keluarganya, dia belajar dari temannya, dan dia belajar dari musuhnya. 
Ester masih cocok untuk menjadi panutan kita yang hidup di jaman moderen ini. Ada banyak orang-orang berbakat dan juga berpendidikan saat ini. Mereka muncul sebagai pribadi yang menonjol di kelompoknya. Tapi apakah menjadi terkenal dan terpelajar mengubah sikap hati mereka untuk mau diajar dan belajar dari orang lain? Terkadang ada orang yang merasa sudah tahu banyak sehingga sulit untuk merendahkan hati dan belajar dari orang lain. Namun tidak dengan Ester. Apakah Anda seperti Ester?
Secepat apapun kita dipromosikan, atau setinggi apapun pujian, kita seharusnya tidak kehilangan sikap mau diajar itu. Kita tidak akan bisa bertumbuh lagi ketika kita merasa sudah cukup puas dengan apa yang kita miliki. Kita tidak akan bisa mencapai tingkat yang lebih tinggi lagi, ketika kita tidak mau menerima kritikan atau masukan dari orang lain. Jangan biarkan diri Anda membangun benteng, dan menolak semua kritik dan masukan ataupun belajar dari orang lain yang sepertinya tidak memiliki apa-apa untuk dipelajari. Bahkan dari orang yang memusihi Anda, ada banyak hal yang bisa Anda pelajar dari hidupnya.
Ketika Ester memasuki istana, hal itu ia lakukan sebagai tindakan ketaatan atas permintaan Mordekhai yang mengasuhnya (Ester 2:20). Bahkan ketika ia dengan berani berdiri di hadapan raja untuk memperjuangkan nasib bangsanya, hal ini dilakukannya karena ia percaya bahwa tangan Tuhan menyertainya, dan Tuhanlah yang memiliki hidupnya.
Diperhadapkan dengan kemewahan, rayuan dan berbagai hal yang ia belum pernah ia dapatkan sebelumnya, tidak membuatnya lupa diri dan menjadi egois. Ester mengetahui jati dirinya yang sebenarnya. Ia adalah umat kepunyaan Tuhan dan Tuhan memiliki sebuah tujuan yang besar untuk dirinya.
Ester yang saat itu masih sangat mudah, mungkin sekitar umur dua puluhan atau bahkan lebih muda, namun tanpa takut ia menghadapi bahaya maut. Ia melakukan semua itu bukan karena ambisi pribadinya untuk menjadi ratu, namun ia melakukan semuanya itu karena kesungguhan hatinya kepada Tuhan. Dia berjalan dalam ketaatan untuk menggenapi rencana Tuhan. Ester berada di pusat rencana Allah bagi bangsa Israel saat itu, dan dia menjalaninya dengan kerendahan hati dan hati yang mau diajar.
Hari ini, Tuhan mencari pria dan wanita yang memiliki sikap seperti Ester. Apakah Anda salah satunya? Tuhan memiliki sebuah rencana yang khusus untuk setiap pribadi, namun untuk membuat semua rencana-Nya itu terwujud, Tuhan membutuhkan pribadi itu memiliki kesungguhan hati kepada-Nya, pribadi yang mau diajar dan taat berjalan dalam panggilan-Nya.

Memuaskan Jiwa yang Lapar

Pernahkah Anda merasa mengidam-idamkan sesuatu? Anda mencari sesuatu yang bisa memuaskan keinginan Anda. Misalnya saja, Anda saat ini ingin sekali makan snack, sedangkan snack itu belum ada di rumah. Atau misalnya Anda mengidamkan kue bolu yang manis dan lembut itu, tapi harus beli dimana? Rasa ingin yang seperti itu seringkali tidak mau pergi sampai Anda makan apa yang Anda inginkan saat itu. Hal ini juga mengingatkan kita akan rasa lapar untuk dipuaskan dalam hal lain, yaitu pemuasan jiwa.
Tidak hanya pada makanan, kita juga kadang mencari pemuasan dalam membeli benda-benda yang ingin kita beli. Bisa jadi, saat itu juga kita langsung membeli benda itu dan kita tidak peduli akan harganya. Terkadang kita juga mengidam-idamkan sesuatu yang belum kita punyai. Pekerjaan, pasangan hidup, anak, ataupun yang lainnya dimana kita harus menunggu Tuhan menyediakannya buat kita. Bahkan, ketika kita sudah mendapatkan hal itu, kita mendapatkan diri kita belum dipuaskan karena hal tersebut menjadi kurang bermakna dari yang kita bayangkan sebelumnya.
Dalam Ibrani 11:6 dikatakan, “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” Sungguh-sungguh mencari Dia adalah sama artinya dengan mencari kepuasan di dalam-Nya. Ada saat dimana kita akan mencari lebih dari apa yang ditawarkan dunia. Bisa jadi kita sudah mendapatkan pekerjaan yang kita sukai, pasangan, teman-teman, dan pelayanan. Tapi, masih ada sesuatu yang di dalam kita mencari sesuatu.
Sayangnya, ketika sedang melakukan pencarian, kita mencari hal-hal lain di luar Tuhan sebelum kita menyadari bahwa pemenuhan itu hanya bisa dilakukan oleh Tuhan di dalam diri kita. Karena itu, ketika ‘rasa lapar’ itu menyerang Anda, cobalah untuk menghabiskan waktu bersama Juru Selamat Anda. Biarlah jiwa Anda diberi ‘makan’ oleh-Nya. Pertanyaanya, apakah Anda sering merasa ‘lapar’ akan Yesus seperti rasa lapar Anda akan benda-benda lain? Karena percayalah, rasa lapar akan Yesus satu-satunya hal yang dapat memuaskan Anda, khususnya jiwa Anda. Dalam situasi apapun kehidupan kita sekarang, Tuhan sudah siapkan kehidupan yang berkelimpahan yang dijanjikan-Nya melalui Alkitab sampai akhirnya kita bisa menjangkau-Nya. Carilah Dia sekarang juga.

Doa dan Puasa, Liburan Bagi Jiwa

Satu jam setengah di gereja pada hari Minggu lalu tidak cukup cepat bagi saya. Pendeta saya yang saya kasihi mengkotbahkan tentang Roh Kudus. Itu adalah topik yang pernah saya dengar sebelumnya, dan jujur, saya merasa gatal untuk segera keluar dari sana.
Hanya beberapa hari sebelumnya, dalam pemimpin konfrensi Passion, Louie Giglio menyampaikan sebuah subyek di kelas dan malam karir. Kami membahas apakah Yesus benar-benar memusakan jiwa kita, dan hal ini masih menjadi perdepatan di hati saya. Bagi saya hal ini sangat tidak mungkin. Saya tahu Tuhan itu baik, tetapi kerumitan hidup begitu banyak untuk bisa “mempercayai begitu saja” tentang iman saya.
Berharap mendapatkan sebuah pemahaman, saya mencoba menghubungkan kedua kotbah itu. Louie mengatakan Yesus memuaskan kita. Pendeta saya berkata, Roh Kudus memberi kekuatan kepada kita. Kedua konsep itu membuat saya frustrasi. Jika lebih membutuhkan Tuhan adalah yang saya butuhkan, maka seharusnya saya sudah dipuaskan. Saya memilik Roh Kudus. Tapi mengapa saya masih begitu gelisah?
Setelah berdoa bagi kami, pendeta saya berkata: “Satu lagi sebelum pulang. Jika Anda merasa jauh dari Tuhan atau tidak merasakan kuasa Roh Kudus dalam hidup Anda, bisakah saya sarankan untuk melakukan doa dan puasa?”
Ah, tentu saja, ketika kehidupan menjadi begitu rumit, kembalilah ke hal mendasar.
Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk,~ Yesaya 58:6
Sebagian besar dari kita berdoa. Bahkan mereka yang non-Kristen juga berpuasa. Puasa sebenarnya bukan sesuatu yang populer, bahkan seringkali menjadi solusi terakhir bagi permasalahan kita. Mengapa? Karena saya percaya banyak orang yang mengalami ketidakpuasan terjadi karena kita melupakan siapa diri kita di dalam Kristus dan siapa Dia di dalam kia. Masalahnya bukan pada orang-orang sekitar atau keadaan, tetapi kita kehilangan kuasa yang di dalam kita. Jadi jika Anda merasa terputus hubungan dengan Allah, puasa – luangkan banyak waktu bersama Tuhan – maka koneksi Anda dengan Allah akan tersambung kembali.
Saya tahu bahwa puasa itu terasa tidak enak. “Melewatkan waktu makan, tidak nonton tv, matikan musik? Tidak, saya tidak bisa melakukan itu!” Hidup dalam dunia modern ini – semua itu adalah alat untuk bertahan hidup. Tanpa makanan dan hiburan, kehidupan rasanya sangat tidak menyenangkan, percayalah pada saya, tidak demikian. Mungkin memang sedikit sulit untuk mulai berpuasa, namun Anda akan melihat sebuah Cahaya yang akan mengubah kehidupan Anda jika Anda melakukannya.
Puasa adalah liburan bagi jiwa Anda. Perhatikan tentang hal ini. Tubuh Anda membutuhkannya juga. Puasa membuat Anda bisa meninggalkan keinginan daging dan berkonsentrasi pada kesehatan rohani Anda.
Bicaralah dengan Allah, dan lebih dari itu, dengarkanlah Dia. Tuhan ingin bicara kepada Anda dalam keheningan. Cobalah! Saya sudah mencobanya – hal ini merupakan prestasi dalam hidup saya karena saya adalah pecandu musik. Hanya beberapa saat kemudian, ketika saya berdiam diri, saya menemukan fakta yang mengubah kehidupan doa saya: Tuhan sangat cerewet. Ketika Dia diberi kesempatan untuk bicara, Dia akan berbicara kepada Anda sepanjang hari. Yeremia tahu itu, dia menuliskan seperti ini: “Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui.” (Yeremia 33:3).
Jadi, pendeta saya benar. Doa dan puasa adalah liburan bagi jiwa. Saya kini tahu jika saya ingin terhubung dengan Roh Kudus dan menemukan kepuasan dari Allah, saya harus menyediakan waktu bersama-Nya, mengosongkan pikiran dan perut saya, dan kembali kepada akar dari iman saya.
Penulis: Jennifer E. Jones, Produser CBNmusic/Media Center.
Kata-Kata Bijak Tentang
Kehidupan Mario Teguh

Sebagai salah satu motivator terbaik di Indonesia, Mario Teguh memiliki banyak sekali kata-kata bijak tentang kehidupan. Dan pada posting ini akan saya sampaikan sebagian kata-kata bijak mario teguh tentang kehidupan :

Kata-kata bijak tak hanya nikmat didengarkan melainkan dapat memacu emosi kita, bila kata bijak tersebut menyentuh hati dan perasaan kita. Dan diharapkan setelah kita membaca kata-kata bijak tersebut, kita dapat sedikit mengaplikasikan sedikit demi sedikit dalam kehidupan ini.


Kata-Kata Bijak Mario Teguh ~ Melakukan Hal Yang Tak Biasa

Bila Anda ingin mengundang perhatian orang di dunia ini, lakukanlah hal-hal biasa tetapi dengan cara-cara yang baiknya tidak biasa.

Melakukan hal-hal yang tidak biasa membuat Anda dilihat aneh, atau dilihat melakukan hal-hal yang beresiko.

Tetapi apabila kita melakukan hal-hal biasa yang udah diterima orang, yang udah dilihat orang sebagai sesuatu yang bisa diterima tetapi dengan kualitas cara yang beda maka Anda akan mengundang perhatian mereka.
Nah orang-orang yang melakukan hal-hal biasa - baiknya tidak biasa ini, akan dibayar tidak biasa - untuk melakukan hal-hal yang biasa.

Dan sebetulnya kalo kita perhatikan tidak ada dalam hidup ini yang luar biasa kecuali dilakukan dengan cara-cara yang luar biasa...!!

Kata-Kata Bijak Mario Teguh ~ Membawa Masa Depan ke Hari ini.
Bab 19 dari Buku Becoming A Star ini mengenai tugas seorang pemimpin adalah mendatangkan masa depan ke masa kini, lebih cepat daripada yang mungkin bisa dicapai oleh organisasinya tanpa kepemimpinannya.

Untuk memperbesar kesempatan kita dalam upaya mendatangkan masa depan ke dalam kehidupan profesional dan pribadi kita sedini mungkin, marilah kita menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

“Apakah anda orang masa lalu atau orang masa depan?”

1. Orang masa depan adalah ahli kemungkinan, bila sesuatu belum dicapainya, tetapi pernah dicapai oleh orang lain, maka baginya itu mungkin.

2. Orang masa depan memang pejalan jauh, bila yang diimpikannya itu belum pernah dicapai atau dicoba orang lain, dia justru lebih bersemanga
3. Orang masa depan melihat dengan jelas apa yang bisa dicapainya dalam gambar mental di pikirannya, itulah yang kita sebut visi.

4. Orang masa lalu adalah orang yang memiliki ingatan yang kuat mengenai kegagalan dan kesulitan di masa lalu, dan menilai kesempatan yang tersedia baginya terlalu sulit, terlalu beresiko, atau tidak mungkin.

5. Orang masa lalu berprinsip biar lambat asal selamat, dan meyakini dan menjalankan pepatah itu tanpa menyadari banyak sekali orang di sekitarnya yang melaju sangat cepat melampauinya dan selamat.

Keselamatan perjalanan hari ini tidak ditentukan oleh cepat atau lambatnya sebuat perjalanan, tetapi terutama disebabkan oleh ketepatan cara yang kita gunakan.

Para bintang di sekitar kita adalah orang orang masa depan yang mempraktekkan masa depan itu, hari ini.
Dengan kesadaran penuh menjadi lebih sederhana, lebih efisien, dan pasti lebih efektif.

Dan tugasnya sebagai pemimpin adalah menyederhanakan kompleksitas dalam proses usahanya saat ini melalui pemikiran sistem dan tindakan teratur, untuk mencapai hasil maksimal dalam batasan-batasan sumberdayanya.

Dia yang lebih tau, selalu lebih siap (dan lebih sabar..!).
OK Boss?

Kata-Kata Bijak Mario Teguh ~ Masalah 
Setiap masalah adalah alat untuk menaikkan kelas kita.
Dengan adanya masalah kita tertantang untuk menemukan solusi, untuk
menyelesaikannya.

Dan apabila penyelesaian telah dicapai untuk masalah itu, maka sebetulnya kegunaan dari masalah itu sudah habis, sehingga masalah itu bisa dilupakan. Banyak orang mempunyai masalah yang bahkan sudah diselesaikan, tetapi tetap menyimpannya bertahun-tahun, sebagai cara untuk merendahkan diri, sebagai cara untuk menghukum diri sendiri, sebagai cara untuk membuat dirinya tidak yakin untuk menghadapi masalah-masalah selanjutnya.

Jadi segera setelah masalah itu terselesaikan maka kegunaan dari masalah itu tidak ada lagi, lupakanlah. Karena memang tujuan dari masalah adalah untuk meningkatkan kelas kita.
Dan itulah segelintir kata-kata bijak yang semoga saja dapat menginspirasi dan memotivasi diri anda, semoga anda semakin bersemangat mengarungi kehidupun ini. Ingat bila anda punya masalah dalam hidup ini, tengok kembali kata bijak diatas.Semua masalah pasti ada jalan keluarnya, itu termasuk kata bijak lho :-)

                  THE END















“THE MEANING OF LIFE”











THIS BOOK TO OWN PERSONAL
By
FR. STANISLAUS SENE, CMM
Banjarmasin - 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar