Jumat, 14 Desember 2012

Terima Kasih Sahabat

Persahabatan adalah kebersamaan suka dan cita
Jawaban sederhana tapi sudah menjadi ruh dalam diri kita

Sahabat,
Biarkan air hujan menghapus jejak langkah kita
Biarkan dedaunan yang berjatuhan menutupi saksi persahabatan kita
Percayalah yang terlukis disitu memang hanya sementara
Namun yang dihati kita Insya Allah selamanya

Terima kasih sahabat
Atas kebersamaannya
Atas pengorbanannya
Atas kesetiaanya
Dan Atas pinjaman uangnya

Itulah sahabat,
Mau memberi, berbagi dan meminjami

Pentingnya Arti Kata Maaf

Bayangkan Anda sedang menghadiri pesta yang amat meriah. Semua orang tampil dengan pakaian terbaik. Makanan yang dihidangkan pun tampak lezat dan mengundang selera. Saat Anda antre untuk mengambil makanan, tiba-tiba seseorang yang sangat Anda percaya berbisik di telinga Anda, ''Hati-hati, banyak makanan tak halal disini, bahkan ada beberapa yang beracun!''

Saya berani menjamin Anda akan mengurungkan niat mengambil makanan. Boleh jadi Anda pun langsung pulang ke rumah. Anda benar, hanya orang bodohlah yang mau menyantap makanan tersebut. Kita tak mau makan sembarangan. Kita sangat peduli pada kesehatan kita.

Anehnya, kita sering -- bahkan dengan sengaja -- memasukkan ''makanan-makanan beracun'' ke dalam pikiran kita. Kita tak sadar bahwa inilah sumber penderitaan kita. Salah satu makanan yang paling berbahaya tersebut bernama: ketidakmauan kita untuk memaafkan orang lain!

Ketidakmauan memaafkan adalah penyakit berbahaya yang menggerogoti kebahagiaan kita. Kita sering menyimpan amarah. Kita marah karena dunia berjalan tak sesuai dengan kemauan kita. Kita marah karena pasangan, anak, orang tua, atasan, bawahan, dan rekan kerja, tak melakukan apa yang kita inginkan. Lebih parah lagi, kita memendam kemarahan ini berhari-hari, bahkan bertahun-tahun.

Memang banyak sekali kejadian yang memancing emosi kita. Pengendara motor yang memaki kita, mobil yang menyalib dan hampir membuat kita celaka, orang yang membobol ATM kita, politisi yang hanya memperjuangkan perutnya sendiri, adik yang sering minta bantuan tapi tak pernah mengucapkan terima kasih, pembantu yang membohongi kita, maupun bos yang pelitnya luar biasa. Kita mungkin berpikir bahwa orang-orang tak tahu diri ini sudah sepantasnya kita benci. Tapi kita lupa bahwa kebencian yang kita simpan hanyalah merugikan kita sendiri.

Sudah menjadi tabiat manusia, tatkala hatinya disakiti, dia akan merasa sakit hati dan boleh jadi berujung dengan kedendaman. Walaupun demikian, bukan berarti kita harus dendam setiap kali ada yang menyakiti. Malah sebaliknya, jika kita dizalimi, maka doakanlah orang-orang yang menzalimi itu agar bertobat dan menjadi orang saleh. Mampukah kita melakukannya?

Para nabi-nabi adalah sosok yang hatinya bersih dari sifat dendam. Walau ia dihina, dicacimaki, difitnah, bahkan hendak dibunuh, tak sedikit pun ia mendendam. Bahkan, ia mati-matian berbuat baik kepada orang-orang tersebut dan begitu ringannya ia memaafkan.

Penelitian menunjukkan ketidakrelaan memaafkan orang lain memiliki dampak hebat terhadap tubuh kita: menciptakan ketegangan, mempengaruhi sirkulasi darah dan sistem kekebalan, meningkatkan tekanan jantung, otak dan setiap organ dalam tubuh kita. Kemarahan yang terpendam mengakibatkan berbagai penyakit seperti pusing, sakit punggung, leher, dan perut, depresi, kurang energi, cemas, tak bisa tidur, ketakutan, dan tak bahagia.

Baru-baru ini saya sempat berinteraksi dengan sekelompok mahasiswa yang mengeluhkan perasaan tertekan dan tak bahagia. Ternyata, kebanyakan dari mereka memendam berbagai kemarahan, baik kepada orang tua maupun orang-orang di sekitar mereka. Salah seorang mengaku telah 10 tahun memendam kebencian kepada wanita yang menjadi istri kedua ayahnya. Si ayah yang dijuluki orang paling sholeh di kantornya tanpa diduga mempunyai ''simpanan.'' Wanita ini kemudian dinikahinya, dan akhirnya meninggal karena stroke lima tahun lalu. Tapi, kemarahan dan kebencian si anak hingga kini belum juga mereda.

Musuh kita sebenarnya bukanlah orang yang membenci kita tetapi orang yang kita benci. Ada cerita mengenai seorang lelaki bekas tapol di zaman Orde Baru yang mengunjungi kawannya sesama eks tapol. Sambil mengobrol si kawan bertanya, ''Apakah kamu sudah melupakan rezim Orde Baru?'' Jawabnya, ''Ya, sudah.'' Si kawan kemudian berkata, ''Saya belum. Saya masih sangat membenci mereka.'' Lelaki itu tertawa kecil dan berkata, ''Kalau begitu, mereka masih memenjara dirimu.''

kita harus terus berlatih untuk mengikis sifat dendam tersebut. Sebagai ilustrasi, kita bisa belajar dari para karateka yang berhasil menghancurkan batubata dengan tangannya. Pertama kali memukulnya, bata tersebut tidak langsung hancur. Tapi, dia tak patah semangat. Diulanginya terus usaha untuk menghancurkan bata tersebut. Akhirnya, pada pukulan kesekian, pada hari kesekian, bata tersebut berhasil dihancurkan. Memang, tangannya bengkak-bengkak, tetapi dia mendapatkan hasil yang diinginkan.

Begitu pula dengan hati. Jika hati dibiarkan sensitif, maka hati ini akan mudah sekali terluka. Akan tetapi, jika hati sering dilatih, maka hati kita akan semakin siap menghadapi pukulan dari berbagai arah. Jika kita telah disakiti seseorang, kita jangan melihat orang tersebut, tetapi lihatlah dia sebagai sarana ujian dan ladang amal kita terhadap Yang Maha Kuasa. Kita akan semakin sakit, tatkala melihat dan mengingat orangnya.

Untuk mencapai kebahagiaan, kita perlu mengubah cara pandang kita. Sumber kebahagiaan ada dalam diri kita sendiri, bukan di luar. Karena itu jangan terlalu memusingkan perilaku orang lain. Sebaliknya, belajarlah memaafkan. Kunci memaafkan adalah memahami ketidaktahuan. Banyak orang yang melakukan kesalahan karena ketidaktahuan. Kalaupun mereka sengaja melakukannya, itupun karena mereka sebenarnya tak tahu. Mereka tak tahu bahwa kejahatan bukanlah untuk orang lain tetapi untuk mereka sendiri.

Orang yang suka memaki dan bersikap kasar sebenarnya tak menyadari bahwa mereka sedang menzalimi dirinya sendiri. Suatu ketika ia akan kena batunya. Inilah konsekuensi logis dari hukum alam.

Mempraktikkan konsep memaafkan akan membuat hidup lebih ringan. Saya ingat, saat sedang duduk menunggu anak saya sekolah pada minggu lalu, seorang ibu yang lewat menubrukkan tasnya yang cukup berat ke kepala saya, tanpa permisi apalagi minta maaf. Orang-orang yang melihat kejadian itu menggeleng-gelengkan kepala sambil mencela kecerobohannya. Saya mencoba mempraktikkan konsep ini, dan langsung memaafkannya. Ibu itu kelihatannya sedang kalut. Tak mungkin ia sengaja menabrak saya begitu saja.


Jika kita menjadi lebih baik, Tuhan tentu akan memuliakan kita. Jika Tuhan sudah memuliakan, maka kita tidak akan menjadi hina karena hinaan orang lain. Untuk mencapai kebahagiaan, berikanlah maaf kepada orang lain. Hentikan kebiasaan menyalahkan orang lain. Ingatlah, kesempurnaan manusia justru terletak pada ketidaksempurnaannya. Hanya Allah-lah yang Maha Suci dan Maha Sempurna. Saya menyukai apa yang dikemukakan Gerarld G Jampolsky dalam bukunya Forgiveness, The Greatest Healer of All. ''Rela memaafkan adalah jalan terpendek menuju Tuhan.'' Itulah kunci kemuliaan diri.

Belajar Aktif

Untuk memulai sebuah proses belajar aktif memang bukanlah hal mudah, apalagi jika guru tak memiliki bacaan dan wacana yang luas tentang substansi mata ajar yang diembannya. Sehebat apapun teknik dan metode yang dimiliki seorang guru dalam mengajar, akan sangat tergantung dari seberapa besar sumber bacaan yang telah diserapnya. Selain itu, metode tersebut juga biasanya berkesesuaian dengan strategi yang ingin dibangun seorang guru ketika hendak mengajar.
Menguasai dan mengetahui beberapa teknik untuk melibatkan murid secara aktif dalam proses pembelajaran adalah hal mutlak yang harus dimiliki seorang guru ketika merancang rencana pembelajarannya (lesson design). Teknik mini-lektur, misalnya, adalah cara ringkas menyampaikan latar belakang informasi yang penting, temuan-temuan ilmu pengetahuan yang baru, dan contoh-contoh yang membangun motivasi keilmuan. Harus diingat, penyampaian materi harus singkat, tidak memakan waktu lama – sekitar 10-15 menit. Teknik kedua, jedah klarifikasi adalah cara yang memungkinkan seorang guru berkeliling ruang kelas, sementara murid mereview catatannya. Murid yang belum memahami hal tertentu, dengan demikian, memiliki kesempatan untuk bertanya kepada guru secara tidak formal. Murid pemalu yang tidak pernah bertanya secara formal akan memanfaatkan jedah klarifikasi ini untuk bertanya ketika guru menghampirinya.
Diskusi berpasangan, merupakan kegiatan sederhana yang memberi kesempatan kepada murid untuk berpikir tentang suatu topik pelajaran, kemudian berdiskusi dengan teman sebangkunya atau pasangan yang ditetapkan guru tentang topik itu. Hasil diskusi kemudian disampaikan kepada seluruh kelas.
Selain itu teknik laporan satu menit (pre-test and post-test), memberikan kesempatan kepada murid untuk mensintesiskan pengetahuannya dan menanyakan permasalahan yang belum dipahaminya. Menjelang penghujung pelajaran, mintalah murid-murid untuk membuat jawaban tertulis singkat – di atas selembar kertas – untuk pertanyaan: Apa hal terpenting yang dipelajarinya dalam sesi pelajaran itu? Pertanyaan penting apa yang masih belum terjawab? Kedua pertanyaan kunci ini bisa diajukan dalam berbagai variasi. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut akan memperkuat proses pembelajaran murid dan memberikan umpan balik kepada guru tentang pemahaman murid terhadap apa yang telah dipelajari.
Guru juga dapat memberikan kegiatan menulis bebas dalam berbagai topik pelajaran yang memberikan peluang kepada murid untuk berpikir dan memproses informasi. Contohnya, disamping laporan satu menit, guru dapat membuat pertanyaan dan meminta murid bebas menjawabnya secara tertulis. Peluang bisa juga diberikan kepada murid untuk menulis secara bebas mengenai topik pelajaran tertentu. Setelah itu gunakan juga teknik curah gagasan, sebuah teknik sederhana yang dapat melibatkan seisi kelas dalam suatu diskusi. Kemukakanlah suatu topik atau masalah, kemudian mintalah masukan murid untuknya, dan tulislah masukan itu di papan tulis.
Permainan (games) yang terkait dengan pelajaran dapat diperkenalkan di dalam (indoor) atau di luar (outdoor) kelas untuk membantu pembelajaran aktif dan meningkatkan partisipasi murid. Aktivitas kelompok kecil dalam debat akan memberikan setiap Murid kesempatan untuk berbicara, menyampaikan pandangan pribadinya, dan mengembangkan kemampuannya untuk bekerja sama dengan murid lain.  Bekerja secara berkelompok mengharuskan seluruh murid bekerja sama menyelesaikan suatu tugas dalam suatu teknik kelompok kerja kooperatif. Teknik ini dapat dilanjutkan dengan konsep bermain peran.
Siklus belajar, digunakan terutama dalam mengajarkan ilmu pengetahuan alam. Siklus belajar ini dibagi ke dalam tiga fase: eksplorasi, pengenalan istilah-istilah konsep, dan aplikasi. Pada fase eksplorasi, murid mengeksplorasi fenomena, membuat prediksi jika memungkinkan dan mengevaluasi hasilnya. Dalam fase kedua, fasilitator mengungkapkan istilah-itilah yang digunakan untuk menamakan pola, regularitas dan karakteristik lain dari konsep yang tengah dipelajari. Dalam fase aplikasi, murid mempraktekkan penerapan konsep-konsep tersebut dalam situasi yang berbeda. Teknik ini dapat diteruskan dengan bermain peran
Simulasi, merupakan kegiatan yang distrukturkan hingga mirip pengalaman nyata. Dalam simulasi, murid-murid diminta membayangkan diri mereka berada dalam suatu situasi, atau memerankan permainan/aktivitas terstruktur yang membuat mereka bisa mengalami suatu perasaan yang mungkin saja timbul dalam suatu situasi tertentu. Teknik terakhir yang patut dicoba para guru adalah studi kasus. Gunakan kisah nyata yang melukiskan apa yang terjadi pada suatu masyarakat, keluarga, sekolah, atau individu, untuk mendorong murid mengintegrasikan pengetahuan yang didapatnya di ruang kelas dengan pengetahuannya tentang situasi, aksi, dan konsekuensi di dunia nyata.

Metode dan Pendekatan Pendidikan

Metode berbeda dengan pendekatan. Pendekatan lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan, sementara lebih menekankan pada metode teknis implementasi. Satu pendekatan adalah dimaksudkan sebagai pembelajaran yang mungkin dalam proses implementasi digunakan beberapa metode. Sebagai contoh dalam penelitian pencemaran lingkungan. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dapat dipilih dari beberapa pendekatan yang tepat, di antara pendekatan lingkungan lainnya. Ketika proses belajar dilakukan oleh pencemaran lingkungan, pendekatan lingkungan dapat digunakan beberapa metode, seperti metode observasi, metode didkusi dan metode ceramah. Agar lebih jelas mengikuti perencanaan yang dilakukan oleh guru ketika itu akan memberikan pencemaran lingkungan belajar. Pada awalnya ia memilih pendekatan lingkungan, berarti ia akan menggunakan lingkungan sebagai fokus pembelajaran. Pada akhir pembelajaran melalui konsep pencemaran lingkungan, siswa akan memahami tentang lingkungan sekitar sudah tercemar atau tidak. Untuk mewujudkan ini ia menggunakan metode diskusi dan ceramah. Dalam belajar ia menjadi isu yang akan dibahas oleh mahasiswa dan kemudian ia akan mengakhiri pembelajaran ini dengan memberikan informasi yang berkaitan dengan hasil diskusi. Di bawah dapat disimpulkan bahwa metode dan pendekatan yang dirancang untuk mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran.
B. Beberapa Pendekatan Pada MBC
Pendekatan yang digunakan dalam pengajaran kimia subjek pencemaran lingkungan, antara lain:
1. Pendekatan untuk tujuan-tujuan pembelajaran
Pendekatan ini berorientasi pada tujuan akhir akan tercapai. Sebenarnya, pendekatan ini juga termasuk rencana induk ketika pendekatan lain, karena pendekatan yang dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran. Semua pendekatan yang dirancang untuk keberhasilan tujuan.
Misalnya: Jika tujuan belajar menyatakan bahwa siswa dapat jenis polusi, maka guru harus merancang pembelajaran, yang pada akhir pembelajaran siswa dapat menyebutkan jenis polusi. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut bisa menjadi metode penugasan.
2. Pendekatan
Belajar dengan menggunakan pendekatan konsep bahwa siswa memahami diskusi dipandu oleh pemahaman konsep yang terkandung di dalamnya. Dalam proses pembelajaran dan penguasaan konsep-konsep yang merupakan subconcept fokus. Dengan beberapa metode siswa dibimbing untuk memahami konsep ini.
3. Pendekatan Lingkungan
Penggunaan pendekatan lingkungan yang menghubungkan lingkungan dalam proses pembelajaran. Digunakan sebagai sumber belajar lingkungan. Untuk memahami materi yang terkait erat dengan kehidupan sehari-hari – hari sering digunakan pendekatan terhadap lingkungan.
4. Pendekatan Inquiry
Penggunaan pendekatan inkuiri berarti membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi ketika berhadapan dengan dunia fisik adalah dengan menggunakan teknik yang digunakan oleh para peneliti ahli (Dettrick, GW, 2001). Pertanyaan pendekatan dibagi menjadi terpempin penyelidikan dan penelitian yang bebas atau pertanyaan terbuka. Perbedaan antara mereka terletak pada pertanyaan yang meminta dan apa tujuan dari kegiatan-kegiatannya.
5. Pendekatan Discovery
Penggunaan pendekatan penemuan dalam pengajaran dan pembelajaran berarti bahwa siswa diberi kesempatan untuk menemukan sendiri fakta dan konsep tentang fenomena ilmiah. Penemuan tidak terbatas untuk menemukan sesuatu yang benar – benar-benar baru. Secara umum materi yang akan dikaji ditentukan oleh guru, serta situasi yang mendukung proses pemahaman. Siswa akan melakukan kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan hal-hal yang akan ditemukan.
6. Pendekatan proses
Dalam pendekatan proses, tujuan utama belajar adalah untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati, berhipotesa, merencanakan, menafsirkan, dan berkomunikasi. Pendekatan keterampilan proses yang digunakan dan dikembangkan sejak kurikulum tahun 1984. Gunakan pendekatan proses memerlukan keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan belajar.
7. Pendekatan interaktif (pendekatan pertanyaan anak)
Pendekatan ini memberi siswa kesempatan untuk mengajukan pertanyaan untuk kemudian melakukan penyelidikan terkait dengan pertanyaan yang mereka ajukan (Faire & Cosgrove, 1988 di Herlen W, 1996). Pertanyaan sangat bervariasi siswa sehingga guru perlu melakukan langkah-langkah untuk mengumpulkan, memilih, dan mengubah pertanyaan menjadi sebuah kegiatan khusus.
8. Pendekatan pemecahan masalah
Masalah-pendekatan pemecahan masalah berangkat dari harus dipecahkan melalui praktikum atau pengamatan. Dalam pendekatan ini ada dua versi. Para siswa Versi pertama dapat menerima saran mengenai prosedur yang digunakan, cara mengumpulkan data, mengatur data, dan menciptakan serangkaian pertanyaan yang mengarah pada pemecahan masalah. Versi kedua, hanya masalah yang diajukan, siswa yang solusi desain mereka sendiri. Guru berperan hanya dalam menyediakan bahan dan membantu membimbing mereka.
9. Pendekatan untuk ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat (STM)
Hasil dari National Science Teachers Association (NSTA) (dalam Poedjiadi, 2000) menunjukkan bahwa pembelajaran sains dengan menggunakan pendekatan STM memiliki beberapa perbedaan bila dibandingkan dengan cara biasa. Perbedaan ada di aspek: koneksi dan aplikasi bahan, kreativitas, sikap, proses, dan konsep pengetahuan. Melalui pendekatan STM ini guru dianggap sebagai fasilitator dan mahasiswa informasi yang diterima akan lagi ingat. Sebenarnya dalam studi STM dengan menggunakan pendekatan ini juga termasuk pemecahan masalah, tetapi masalah lebih ditekankan pada masalah-masalah yang ditemukan dalam sehari – hari, yang dalam larutan menggunakan langkah – langkah ilmiah
10. Pendekatan Terpadu
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang pada dasarnya menggabungkan dua unsur atau lebih dari kegiatan pembelajaran. Pemaduan dilakukan dengan menekankan prinsip hubungan antara satu elemen dengan elemen lain, sehingga diharapkan peningkatan pemahaman yang lebih bermakna dan wawasan sebagai peningkatan pembelajaran melibatkan lebih dari satu sudut pandang.
Pendekatan terpadu dapat diimplementasikan dalam berbagai model pembelajaran. Di Indonesia, khususnya di tingkat pendidikan dasar ada tiga model yang sedang mengembangkan pemdekatan terpadu yaitu model keterhubungan, laba bersih model – laba, model terintegrasi.
Perbandingan model pembelajaran terpadu
model konektivitas Model jaring laba – laba model integrasi
C. Beberapa Metode Pada KBM
Beberapa metode yang sering digunakan dalam pengajaran biologi adalah:
1. Metode Kuliah
Kuliah metode adalah metode penyampaian materi pelajaran lisan. Metode ini dipilih karena para guru mudah diimplementasikan dan tidak memerlukan alat khusus dan tidak perlu untuk merancang kegiatan siswa. Dalam metode ceramah mengajar bahwa ada unsur pemaksaan. Dalam hal ini mahasiswa itu hanya diperlukan untuk melihat dan mendengar dan mencatat informasi penting tanpa komentar dari guru yang selalu dianggap benar. Walaupun ada siswa dalam mekanisme self-psikologis yang memungkinkan mereka untuk menolak serta menerima informasi dari guru. Hal ini disebut kapasitas untuk mengelola dan mengarahkan diri mereka sendiri.
2. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab dapat menarik perhatian siswa dan fokus. Dengan mengajukan pertanyaan yang fokus, siswa akan tertarik dalam mengembangkan kekuatan pikiran. Keruntutan keterampilan berpikir siswa dan membawa pokok – pokok pikiran yang dapat dideteksi ketika menjawab pertanyaan. Metode ini dapat menjadi kekuatan pendorong bagi siswa untuk melakukan pencarian lebih lanjut dari berbagai sumber belajar. Metode ini akan lebih efektif dalam mencapai tujuan jika sebelum proses belajar siswa ditugaskan untuk membaca materi yang akan dibahas.
3. Metode diskusi
Metode Diskusi adalah cara belajar dengan mengusung masalah. Dalam diskusi terjadi pertukaran ide atau pendapat untuk mendapatkan kesamaan pendapat. Dengan metode diskusi tentang keberanian dan kreativitas siswa dalam gagasan menjadi terangsang, para siswa terbiasa untuk pikiran bertukar dengan teman-teman, untuk menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan yang lebih penting melalui diskusi mereka akan belajar untuk bertanggung jawab terhadap hasil pikir bersama-sama.
4. Metode pembelajaran kooperatif
Dalam metode ini interaksi antara anggota kelompok di mana masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang. Semua anggota harus terlibat karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu. Model pembelajaran kooperatif yang sering dibahas model pembelajaran kooperatif jigsaw bahwa setiap anggota kelompok mempelajari materi yang berbeda untuk disampaikan atau diajarkan pada setiap anggota kelompok.
5. Metode demonstrasi
Metode Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran untuk menunjukkan proses kejadian. Peragaan metode biasanya diterapkan dengan menggunakan alat – alat bantu mengajar seperti obyek – obyek miniatur, gambar, perangkat peralatan – dan peralatan laboratorium lain – lain. Namun, demonstrasi alat yang paling mendasar adalah papan tulis dan papan putih, mengingat proses multi-fungsi. Dengan menggunakan papan tulis guru dan siswa dapat menggambarkan objek, membuat skema, membuat matematika, dan lain – lain demonstrasi konsep dan fakta bahwa mungkin.
6. Metode ekspositori atau pameran
metode ekspositori adalah presentasi visual dari objek dengan menggunakan dua dimensi atau tiga dimensi, dengan maksud ide atau sebagai alat untuk membantu menyampaikan informasi yang diperlukan.
7. Metode perjalanan / widyamisata
Metode perjalanan / widyawisata adalah cara penyajian dengan membawa siswa untuk belajar di luar pelajaran kelas. Perjalanan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, siswa dapat merangsang kreativitas, informasi dapat lebih luas dan saat ini, siswa dapat mengeksplorasi dan mengolah informasi sendiri. Tapi perjalanan memakan waktu lebih lama dan biaya, memerlukan perencanaan dan persiapan yang tidak sebentar.
8. Tugas metode
Metode ini berarti bahwa guru memberi tugas khusus untuk memungkinkan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, merangsang belajar lebih banyak, mengembangkan disiplin dan tanggung jawab siswa, dan memupuk dan menumbuhkan kebiasaan mencari informasi sendiri. Tetapi cara ini sulit untuk mengawasi dlam tentang kemungkinan siswa tidak bekerja secara independen.
9. Metode Eksperimental
metode percobaan adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dengan melakukan eksperimen, siswa menjadi lebih percaya diri dari suatu hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil pembelajaran akan bertahan lebih lama dalam memori siswa. Metode ini paling tepat bila digunakan untuk mewujudkan pendekatan pembelajaran dengan penyelidikan atau pendekatan penemuan.
10. Metode bermain peran
Metode Belajar adalah belajar untuk berperan dalam suatu cara yang seolah-olah – seolah-olah dalam suatu situasi untuk memperoleh pemahaman tentang konsep-konsep. Dalam metode ini, siswa terlibat secara aktif berkesempatanm sehingga akan lebih mengerti konsep dan ingat lagi, tetapi memakan waktu lama.
metode pendekatan yang dipilih dan guru memberikan pelajaran yang sangat menentukan bagi keberhasilan proses pembelajaran. Tidak pernah ada pendekatan tunggal dan metode yang cocok untuk semua materi pelajaran, dan pada umumnya untuk mewujudkan satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mencapai metode multi-tujuan.
Metode ini berbeda dari pendekatan; metode lebih menekankan pada pelaksanaan kegiatan, sedangkan pendekatan ditekankan dalam perencanaan. Ada lima poin yang perlu menjadi guru dalam memilih metode pengajaran yaitu:
• Kemampuan guru dalam menggunakan metode ini.
• Tujuan pengajaran yang akan dicapai.
• bahan yang mengajar siswa perlu dipelajari.
• Individu perbedaan dalam memanfaatkan indra.
• Fasilitas yang ada di sekolah.
Beberapa pendekatan yang digunakan dalam biologi adalah sebuah pendekatan terhadap konsep-konsep pembelajaran, pendekatan keterampilan proses, pendekatan lingkungan, penyelidikan pendekatan, pendekatan penemuan, suatu pendekatan interaktif, pendekatan pemecahan masalah, pendekatan Sains Teknologi Masyarakat, dan pendekatan terpadu. Untuk mewujudkan pendekatan untuk mencapai tujuan dapat digunakan beberapa metode termasuk metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode demonstrasi, metode ekspositoris, metode, kunjungan lapangan, metode penugasan, metode eksperimen, metode pembelajaran kooperatif, dan metode bermain peran.

Manfaat Pendidikan

Pembahasan tentang pengawasan pendidikan harus diawali dengan dua pengamatan dasar, pertama bahwa orang dengan pendidikan tinggi yang berbeda dari orang-orang yang kurang terdidik. Pengamatan kedua adalah perubahan individu yang terjadi setelah mereka mendapatkan yang lebih tinggi.
Dimensi Manfaat Pendidikan
Orang-orang akan mendapatkan beberapa keuntungan atau manfaat pendidikan yang pertama dan paling jelas adalah siswa. Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda sehingga masing-masing karakteristik ini harus dipahami agar mereka dapat mencapai manfaat dalam pendidikan. Selain pengaruh orang lain dalam masyarakat dapat mempengaruhi pendidikan siswa, baik secara langsung maupun tidak langsung (keluarga dan teman-teman atau guru). Manfaat yang bisa diperoleh sangat mudah untuk menjelaskan siswa, siswa yang belajar membaca lebih baik di sekolah daripada mereka yang tidak bisa membaca. Dalam ilmu ekonomi ini disebut “manfaat pribadi”. Para ekonom membedakan manfaat pribadi dengan manfaat sosial. Manfaat sosial adalah sesuatu yang dapat mengembangkan orang selain pendidikan. Masyarakat dikatakan lebih baik karena pendidikan mereka. karakteristik dan sifat-sifat umum tertentu dapat dianggap sebagai hasil dari sekolah, termasuk pemahaman tentang nilai demokrasi sebagai upaya untuk memerangi semua dalam pemerintahan dan kemampuan untuk berpikir kritis dan tepat. Keahlian mungkin efek tidak langsung dari bidang studi kewarganegaraan, ilmu sosial, sejarah, filsafat, bahasa, dan lain-lain mengajar.
Perubahan yang dipengaruhi oleh pengalaman pendidikan. Metodologis hal ini berarti bahwa pengukuran pretest dan protes pada individu diperlukan untuk mengidentifikasi perubahan yang disebabkan oleh pendidikan. Hal ini dikenal sebagai “pendekatan penambahan nilai” Ada lima cara yang berbeda untuk membuat kalkulasi dan menerapkan metode-metode tertentu dalam pendidikan tinggi.. Yang pertama adalah untuk mengevaluasi perubahan individu, semuanya dibelanjakan dalam pendidikan (biaya tinggi) adalah ukuran kelebihannya. Keduanya menyelidiki reaksi klien untuk pendidikan universitas. Ketiga adalah mempertimbangkan peningkatan dalam nilai kapita manusia adalah hasil dari pendidikan tinggi. Keempat untuk melihat seberapa banyak pendidikan tinggi bertanggung jawab atau terlibat. Kelima dalam memperkirakan nilai pendidikan universitas dengan melihat tingkat pengembalian investasi pada pendidikan universitas. manfaat pendidikan diperoleh selama pengalaman dari pendidikan itu sendiri, manfaat pendidikan dapat ditanyakan siswa setelah mereka melaksanakan pendidikan. Persamaan seperti manfaat sosial dari mengikuti permainan sepak bola sekolah tinggi terjadi selama pengalaman pendidikan.
Memahami fungsi Pendidikan Manfaat
Ini penting untuk mengetahui apa manfaat yang memanjang dari pendidikan dalam mengalokasikan sumber daya yang tidak hanya antara berbagai jenis dan tingkat sekolah tetapi juga antara pendidikan dan program sosial. Pendidikan manfaat juga harus dihargai untuk memutuskan bagaimana untuk membiayai pendidikan pada tingkat yang berbeda. Jika manfaat yang meluas ke komunitas sekolah, ada alasan untuk mempromosikan dana sendiri untuk proses pendidikan, bahkan bias dari pinjaman. Pendidikan manfaat juga harus diidentifikasi untuk menafsirkan motivasi pendidik. Dalam pengetahuan dasar yang dibutuhkan sebagai manfaat pendidikan sehingga proses pendidikan dapat dievaluasi melalui analisis manfaat biaya yang berkaitan dengan alokasi dana dan menentukan manajemen.
Manfaat Penelitian dan Pendidikan
Pendidikan dasar
Salah satu ide dasar untuk pendidikan remaja selalu merupakan fungsi dari pemeliharaan sekolah, memindahkan anak-anak dari jalanan, mengurangi kejahatan, membebaskan orang tua untuk bekerja atau bersenang-senang, dan mengajari anak-anak tentang norma-norma masyarakat.
Demikian pula, sekolah telah dipercaya untuk melakukan salah satu fungsi dari sosialisasi, mengajar anak-anak cara mendapatkan sepanjang jalan, sharing, bergantian (pasien), berpakaian, dan beradaptasi.
Pendidikan tinggi
Ekonom fokus pada manfaat yang terkait dengan pekerjaan dan karir yang diterima dari perguruan tinggi mereka dengan lulus dari perguruan tinggi dan bukan karena mereka hanya berpikir tentang uang, tetapi mereka ingin perubahan melihatapakah disebabkan oleh lembaga-lembaga perguruan tinggi yang meningkatkan produktivitas (yaitu, menghasilkan modal manusia) dan dengan demikian meningkatkan pendapatan .
(Schultz, 1961) hipotesis bahwa kuantitas dan kualitas pendidikan yang diterima oleh individu untuk berkontribusi pada modal manusia, yang menghasilkan kapasitasproduksi lebih besar. modal manusia Seorang individu yang selalu tergantung pada faktor-faktor selain pendidikan (seperti kesehatan, motivasi, kemampuan bawaan, dan status sosial ekonomi).
Manfaat-manfaat pajak terkait kuliah dan prestise sosial pada dasarnya terkait dengan penawaran dan permintaan untuk pekerja berpendidikan perguruan tinggi. Setiap kali ada pasokan yang lebih besar dan menawarkan harga naik lebih sedikit.
(Rumberger, 1986) menunjukkan bahwa pendidikan tambahan tidak selalu otomatis dihargai dengan pendapatan yang lebih tinggi. Menurut Rumberger, sekolah pendidikan khusus untuk pekerjaan tertentu. Yaitu, ketika para pekerja mendapatkan pelatihan berdasarkan penilaian mereka sendiri atau penilaian independen tentang apa yang dibutuhkan untuk pekerjaan, pelatihan dihargai dengan gaji yang lebih tinggi, sedangkan pelatihan lain tidak spesifik untuk satu pekerjaan tertentu mungkin tidak begiti dihargai.
“Negara-negara Nordik, proporsi penduduk yang memenuhi syarat yang memiliki lembaga-lembaga perguruan tinggi biasanya jauh lebih rendah dari US Oleh karena itu, negara-lulusan perguruan tinggi di negara-negara lain mungkin memiliki lebih sedikit kemungkinan untuk menemukan dirinya tidak dihargai kerj pasar.. Di Amerika Serikat sulit untuk berdebat bahwa setiap tingkat kejenuhan dapat menyebabkan tingkat pendidikan S1 kelebihan dalam hal pendidikan umum, untuk hasil kejuruan adalah bagian kecil dari total manfaat tingkat pendidikan. Terkait dengan pasar kerja, apa dibutuhakan untuk bias individu adalah limbah untuk ekonomi secara keseluruhan (misalnya, gelar S1 mungkin diperlukan untuk mengajar sejarah kelas empat, tapi mungkin tidak lagi membutuhkan guru sejarah).
Di negara-negara universitas lain memiliki gelar S1 lebih mungkin untuk bertindak sebagai dokumen resmi profesional terakhir. Misalnya, di Brasil, bahkan hukum dan kedokteran dipraktekkan oleh lulusan perguruan tinggi tanpa pendidikan pasca sarjana. Mismatch antara permintaan dan penawaran akan menjadi lulusan untuk berbagai profesi dan disiplin untuk menjadi lebih dari sekadar alasan untuk pertanyaan pertumbuhan pendidikan S1.
(Bowen, 1977) dalam ringkasan “Apakah pendidikan tinggi sepadan dengan biaya?”, Bowen mulai dengan menunjukkan bahwa “tujuan utama pendidikan tinggi adalah mengubah orang dengan cara yang diinginkan Tapi dalam contoh pertama, tujuannya adalah properti memodofikasi. dan pola perilaku manusia secara individual. Universitas-universitas juga bertujuan untuk melestarikan dan mempromosikan warisan budaya peradaban. Mereka menyediakan pelayanan publik langsung seperti pelayanan kesehatan, perpustakaan, museum, drama dan pertunjukan musik, layanan konsultasi.
Universitas-dampak terkait pada masyarakat dapat dianggap negatif (misalnya, jika mereka menghasilkan penelitian yang berakhir dengan pengembangan senjata destruktif).
Kesimpulan
Setiap individu tidak bisa berharap lebih untuk mendapatkan semua manfaat yang telah maju. Kebanyakan manfaat menjadi jauh lebih lemah ketika satu tingkat pendidikan menjadi kurang eksklusif juga harus memiliki dampak negatif dari pendidikan sekolah. Rugi laba dan analisis harus dilakukan oleh individu dalam memutuskan apakah manfaat potensial mereka dapat menerima dari menghadiri suatu lembaga pendidikan tertentu sesuai dengan biayanya. Demikian pula, masyarakat harus bertanya apakah imbalan yang akan diterima dari alokasi dana publik untuk pendidikan sepadan dengan manfaat yang dihasilkan dari penggunaan alternatif untuk dana ini.
Kesimpulan di sini adalah bahwa bagi sebagian besar individu dan masyarakat secara keseluruhan, pendidikan sekolah adalah sebuah investasi yang baik, bagaimanapun, tidak ada seorang pun yang akan begitu sembrono untuk mengatakan bahwa pendidikan harus didukung, tapi kita tidak bisa berharap terlalu banyak dari dirinya.

Sejarah Internet Dunia

Sejarah Internet dimulai pada tahun 60-an, yaitu ketika Levi C. Finch dan Robert W. Taylor mulai melakukan penelitian tentang jaringan global dan masalah interoperabilitas. Selanjutnya, beberapa program penelitian mulai dilakukan untuk melihat mekanisme pengaitan jaringan-jaringan yang berbeda secara fisik. Salah satu solusi yang muncul dari penelitian-penelitian tersebut adalah teknik packet switching. Pada teknik packet switching, data atau file berukuran besar yang akan dikirim melalui jaringan komputer terlebih dahulu dipotong menjadi paket kecil-kecil agar lebih mudah ditangani dan lebih Andal. Peneliti utama dalam pengembangan packet switching ini adalah Donald Davies (NPL), Paul Baran (RAND Corporation), Leonard Kleinrock dan kawan-kawan (MIT) dan UCLA Research Programs.

Pada tahun 1969, Robert Taylor yang baru dipromosikan sebagai kepala kantor pemrosesan informasi di DARPA (Badan Riset Angkatan Bersenjata Amerika Serikat) bermaksud mengimplementaskan ide untuk membuat sistem jaringan yang saling terhubung. Bersama Larry Robert dari MIT, Robert Taylor memulai proyek yang kemudian dikenal sebagai ARPANET. Sambungan pertama ARPANET terbentuk antara University of California, Los Angeles (UCLA) dan Stanford Research Institute (SRI) pada jam 22:30 tanggal 29 Oktober 1969. Pada tanggal 5 Desember 1969, ada dua jaringan lagi yang yang bergabung, yakni University of Utah dan University of California, Santa Barbara sehingga total terdapat empat (4) simpul jaringan. ARPANET yang berbasis pada teknologi ALOHAnet berkembang sangat cepat. Pada tahun 1981, jumlah simpul yang tersambung menjadi 213.

Selain jaringan untuk penelitian seperti ARPANET dan X.25, para hobbiis komputer juga mengembangkan teknik jaringan sendiri yang kemudian cukup populer, yaitu UUCP. Masalah terbesar pada teknik ini adalah bagaimana supaya berbagai jenis peralatan jaringan, seperti telepon, radio, kabel LAN yang secara fisik sangat berbeda dapat berkomunikasi satu sama lain. Keberagaman media fisik jaringan mendorong pengembangan tatacara komunikasi (protokol komunikasi) yang mampu melakukan internetworking, sehingga banyak jaringan kecil dapat saling tersambung menjadi satu menjadi jaringan komputer maha besar.

Kumpulan tata cara komunikasi atau protokol Internet memungkinkan jaringan komputer dibangun menggunakan saluran fisik yang berbeda. Dalam bahasa yang sederhana, komputer yang terhubung menggunakan telepon, dapat berkomunikasi dengan komputer yang tersambung ke jaringan LAN maupun jaringan radio. Hal ini mendorong terjadinya inter-network (antar jaringan) secara global yang kemudian hari kita kenal sebagai “Internet”.

Selain protokol Internet, hal lain yang tidak kalah penting dalam perkembangan Internet adalah metode pengalamatan di Internet. Jon Postel dari Information Science Institute (ISI) di University of Southern California (USC) adalah orang yang sangat berjasa di balik berbagai alokasi alamat IP Internet, manajemen Domain Name System (DNS), tipe media, dan berbagai alokasi nomor untuk tata cara komunikasi penting di Internet. Hingga wafatnya pada tanggal 16 Oktober 1998, Jon Postel mengelola Internet Assigned Numbers Authority (IANA). Pada tanggal 21 Juli 1998, Jon Postel memperoleh Silver Medal dari International Telecommunications Union (ITU) atas jasa-jasanya membangun Internet di dunia. Saat ini, IANA dioperasikan oleh Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN).

Komersialisasi dan privatisasi Internet mulai terjadi pada tahun 1980-an di Amerika Serikat dengan di ijinkannya Internet Service Provider (ISP) untuk beroperasi. Internet mulai booming pada tahun 1990-an. dan menjadi kunci pemicu perubahan dalam budaya dan dunia usaha. Internet menawarkan pola komunikasi cepat menggunakan e-mail, diskusi bebas di forum, dan Web.

Bicara Tentang Perasaan

Pernah dalam suatu masa yang lama saya mengabaikan perasaan. Saat tujuan hidup rasanya jelas, yaitu prestasi dan target untuk dicapai, hidup terasa lebih mudah. Saya tidak pernah dan tidak merasa perlu untuk berpikir tentang apa yang saya rasakan (dan apa yang orang lain rasakan) karena lebih mudah untuk fokus dan berorientasi pada tujuan. Apalagi jika tujuannya juga tidak berhubungan dengan orang lain.

Pernah dengar tentang locus of control atau LOC? Locus of control adalah sikap seseorang dalam mengartikan sebab dari suatu peristiwa. Seseorang dengan Internal LoC adalah mereka yang merasa bertanggung jawab atas kejadian-kejadian tertentu. Hasil adalah dampak langsung dari tindakannya. Sedangkan, orang dengan External LoC adalah mereka yang sering menyalahkan (atau bersyukur) atas keberuntungan, petaka, nasib, keadaan dirinya, atau kekuatan-kekuatan lain di luar kekuasaannya.

Dulu saya bangga dengan sikap yang sangat internal LoC. Saya percaya bahwa segala penghalang akan dapat teratasi dengan sikap positif, ulet dan tidak mudah putus asa. Saya bahkan penganut impossible is nothing, semua bakal tercapai asal saya berusaha lebih pandai, lebih kuat, dan lebih ‘usaha’. Dan saat itu tampaknya semua tujuan akan tercapai karena diri saya sendiri. Saat itu saya lupa dengan kuasa Allah.. bahwa sesungguhnya Allah yang mengijinkan segala sesuatu yang terjadi. Saya lupa bahwa tujuan saya tercapai sungguh karena kemurahan-Nya. Dan saya lupa untuk berpikir sejenak tentang perasaan saya sendiri, atau apakah tujuan saya adalah tujuan yang benar?

Menjadi Frater merubah banyak hal. Ribuan hal yang tadinyakurang Penting  untuk saya menjadi sangat penting, bahkan hal-hal yang dulunya saya abaikan ternyata bergerak menjadi bagian yang sangat penting.. seperti soal perasaan.
Saya terkaget-kaget, bingung dan gamang. Perasaan adalah sesuatu yang jarang sekali saya pikirkan (dan rasakan). Terbiasa berpikir dengan menggunakan logika, saya tidak ahli menggunakan rasa. Sebagai mahasiswa teknik dan engineer, saya terbiasa berpikir secara sistematis, mencari solusi yang paling efisien, dan fokus pada tujuan. Saya lupa mengasah otak kanan saya.

Pertama kali saya sadar akan tidak pekanya diri adalah saat seorang sahabat menangis di depan saya. Emosi, adalah suatu hal yang saya hindari. Karena saya tidak tahu bagaimana menghadapinya. Selama ini saya nyaman dengan teman-teman yang juga sangat logis, dan tidak ahli menghadapi kompleksnya perasaan. Waktu itu saya merasa ada yang salah dengan tidak ketidaknyamanan saat mencoba berempati, saat rasa canggung mendominasi dan saya tidak tahu apa yang harus lakukan untuk menghibur sahabat yang sedih.
Setelah anak saya makin besar saya makin bingung. Teori-teori telah saya jalankan, banyak buku yang telah saya baca, tapi tetap saya merasa ada yang kurang… menjadi ibu adalah hal yang menakjubkan, karena sungguh banyak muatan emosi yang terlibat.

Ternyata saya memang harus belajar tentang perasaan. Saya belajar, bahwa manusia bukanlah robot yang eksak, yang akan mengeluarkan output tertentu sesuai input yang diberikan, seperti yang saya pelajari tentang rangkaian listrik saat kuliah. Manusia, apalagi anak-anak, manusia kecil yang fitrah, titipan Allah, bukanlah sesuatu yang bisa saya baca dengan tepat. Masalah rumah sehari-hari sering kali tidak memerlukan solusi yang efisien, melainkan kesabaran dan hati seluas samudra. Saya belajar, untuk memahami ketidaksempurnaan, kehebohan rumah dan meledaknya emosi anak-anak sebagai bagian dari dinamika seorang ibu, dan saya harus belajar menerima bahwa saya ibu yang tidak sempurna.

Saya harus belajar dari awal untuk menggunakan perasaan. Bukan hal yang mudah, karena logika seringkali mendominasi pikiran, perbuatan dan perkataan saya. Apakah perasaan saya sudah tumpul? Apakah empati saya sudah sangat berkurang, setelah selama ini tergerus oleh segala tujuan yang sebenarnya kurang penting? Apakah selama ini saya mengabaikan perasaan banyak orang di sekeliling saya? Saya tidak tahu..

Saya ingin belajar, bagaimana cara menajamkan hati, meluaskan kesabaran, memperdalam empati, dan menguatkan diri saya. Saya ingin belajar untuk menyeimbangkan logika dan perasaan, menelusuri relung-relung dalam hati saya dan menemukan binar-binar rasa yang mungkin pernah ada. Saya ingin belajar, membaca dan mempelajari perasaan orang lain, merespon dan bertindak dengan dituntun ilmu yang santun, dan meluaskan frekuensi rasa diri.. 

Adakah cara mudah untuk mempelajarinya?

Who am I ??


Beberapa waktu yang lalu saya mendapat pertanyaan ini. Who am I? Siapakah saya? Hemm.. jika anda yang mendapat pertanyaan ini, apa jawaban anda? Apakah anda dapat dengan mudah menggambarkan diri anda, kepribadian anda, cita-cita dan mimpi anda? Apakah anda tahu jawabannya?

Kenapa harus ada pertanyaan itu? Tidak dapatkah kita menjalani hidup tanpa berpikir, mengalir seperti air dan menghanyutkan diri dalam segala kejadian di sekeliling kita? Bisakah kita menjadi zombie, berpusat pada ego pribadi dan terus maju tanpa perlu mempertanyakan hakikat keberadaan kita di dunia?

Saya jadi ingat pernyataan dari filsuf besar masa lalu, Rene Descartes di abad ketujuh belas. "Cogitu Ergo Sum". Yang dalam bahasa Indonesia berarti "Saya berpikir maka saya ada". Saya berpikir, maka saya ada. Maksud yang saya tangkap adalah adalah "saya adalah apa yang saya pikirkan".

Belajar mengenali diri sendiri adalah bagian dari proses mengenali jati diri yang sesungguhnya. Selain itu, mengenali diri sendiri seharusnya bisa menjadi proses awal mendeteksi kelebihan dan kekurangan kita.

Saya yakin, ada beberapa jawaban untuk pertanyaan itu. Mungkin mudah untuk sebagian orang, sangat sulit untuk yang lainnya. Untuk saya, jawaban yang menunjukkan identitas diri saya saat ini adalah, "Saya seorang ibu dari dua anak laki-laki terkasih". Identitas inilah yang terpenting bagi saya saat ini, di antara banyak jawaban lainnya.

Kenapa? Karena saya belajar banyak mengenai hidup, justru dalam lima tahun yang pendek dalam kehidupan saya. Saya belajar kehidupan dari anak-anak saya. Perjuangan mengenali mereka membawa saya makin mengenali diri sendiri. Seorang teman juga menerangkan bahwa bagaimana seorang ibu memandang dirinya, akan berpengaruh besar dalam bagaimana dia mendidik anak-anaknya. Jawaban-jawaban yang diberikan seorang ibu untuk pertanyaan "Siapakah Aku" akan tercermin dalam hubungannya dengan anak-anaknya.

Ini sebenarnya ga nyambung, tapi saya jadi teringat dengan lirik lagu Metallica, favorit saat kuliah dulu hihi.. judulnya Sad but True

Hey
I'm your life
I'm the one who takes you there
I'm your life
I'm the one who cares
they
they betray
I'm your only true friend now
they
they'll betray
I'm forever there

I'm your dream, make you real
I'm your eyes when you must steal
I'm your pain when you can't feel
sad but true
I'm your dream, mind astray
I'm your eyes while you're away
I'm your pain while you repay
you know it's sad but true

Hm.. masa muda:-D.

Senin, 30 Juli 2012

MENJADI GURU MERUPAKAN ”PANGGILAN JIWA”

MENJADI GURU MERUPAKAN
”PANGGILAN JIWA
”Refleksi Prsktek Mengajar”

Menjadi guru yang profesional bukalah hanya guru yang bisa mengajar berdasarkan pendidikan yang ia dapatkan, dan bukan hanya terdapat pada penerapan kurikulum dan proses pembelajaran saja, akan tetapi sangat penting bagi guru untuk mengerti akan kebutuhan siswa yang ia hadapi, mampu mengimplementasikan apa yang telah ia dapatkan atau profesinya sebagai pendidik. Guru yang dikatakan sukses dalam mengajar adalah guru yang mampu untuk membawa peserta didik ke dalam kematangan hidup yang dewasa, baik sebagai hidup menusiawi maupun hidup rohani.
Dalam hal ini saya sangat bersyukur sekali, karena mulai sejak dini saya telah di didik untuk menjadi guru yang profesional, dan itu dimulai dari praktek mengajar yang dikhususkan bagi para calon pengajar atau pendidik. Mengajar bukalah sesuatu pekerjaan yang sangat mudah, mengajar itu bearti kita mengubah bukan hanya dari ketidak tahuaan peserta didik menjadi tahu, akan tetapi mengajar merupakan panggilan hati yang menuntut untuk saling membantu antara peserta didik dan pendidik, maka dari pada itu, jika mengajar hendaklah pekerjaan atau perofesi itu haruslah didasarkan panggilah hati yang ingin mengembangkan, membentuk, membina dan mengarahkan pribadi-pribadi yang cerdas, tangguh dewasa dan tanggap dalam segala aspek kehidupan.
Pendidik bukan hanya mampu untuk hadir dan menyampaikan materi saja, akan tetapi pendidik hendaklah harus mempu memberi perubahan baru kepada peserta didik dalam segala aspek kehidupan ini. Tindakan inilah yang hendak saya capai untuk menjadi guru yang profesional.
Pada praktek ini, saya mendapat tempat mengajar di SDK Santa Maria, Madiun. Sebagai guru yang baik, hendaklah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk digunakan dalam proses belajar mangajar, guru tersebut haruslah mempersipkan diri sebaik mungkin terutama bahan-bahan yang akan digunakan dalam mengajar. Pembuatan rencana pembelajaran merupak sebagian dari persiapan yang matang dalam diri guru, dalam hal ini, sebagai mahasiswa yang praktek, saya oleh lembaga STKIP Widya Yuwana diberi kesempatan empat kali untuk melalukan tatap muka dengan siswa yang tingkatnya masih sekolah dasar, awal yang sangat menyenangkan, itu dikarenakan ada keselarasan antara saya dan siswa yang saya ajar.
Sebagai calon guru kedepannya, saya harus memiliki pegangan atau pengalaman mengajar, melalui praktek sekolah ini banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan, mulai dari cara saya mempersiapkan diri, menghadapi berbagai macam karakter siswa, menguasi kelas supaya apa yang saya sampaikan dapat dengan muda dipahami oleh siswa. Dalam hal ini, yang dituntut dari saya adalah kerendahan dan kesetiaan dalam memberikan pembelajaran kepada siswa. Namun hal yang demikian tidaklah cukup, proses pembelajaran yang amat baik jika kita dapat memberikan sesuatu yang bukan hanya menjadi pengetahuan bagi peserta didik, akan tetapi pelajaran yang diberikan dapat menjadi pegangan dan menjadi tujuan hidup mereka dalam menjadi pendamai dan pembawa kesejahteraan bagi Agama dan Bangsa ini.
Saya pribadi dapat merasakan, bahwa proses belajar untuk menjadi pendidik ini bukanlah mudah, maka dari pada itu saya dapat menyimpulkan bahwa menjadi pendidik merupakan panggilan hati atau jiwa. Jika mendidik berdasarkan hati dan panggilan jiwa, maka apa yang diberikan oleh pendidik merupakan sesuatu bukan ia mengerti akan tetapi sesuatu yang ia cintai dan kasihani. Mendidik merupakan sebagian dari ungkapan iman, mengapa demikian, karena iman kita kepada Yeng Kuasa terungkap akan cinta kita kepada sesama. Dengan berlandaskan pernyataaan ini, saya dalam praktek ini tidak merasakan ketakutan, kecemasa, akan tatapi perasaan yang saya alami adalah saya merasa itu panggilan bagi saya untuk membantu teman-teman, saudara-ssaudara saya yang mebutuhkannya.
Kesatuan hati saya dengan apa yang akan saya berikan kepada siswa akan memampukan bagi saya untuk mengerti pendidikan yang baik untuk diberikan. Dalam hal ini, saya pribadi dapat menyimpulkan, bahwa mengajar bukan semata-mata mentransfer ilmu saja, akan tetapi sebagai ungkapan iman dan cinta kasih kepada generasi yang mau berkembang.
Maka pada kesempatan ini, saya pribadi mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak Lembaga STKIP Widya Yuwana, para dosen, dosen pembimbing Pak Gabriel Sunyoto. S.Pd selaku dosan pembimbing saya dalam PPL sekolah ini, juga kepala sekolah dan staf guru SDK Santa Maria, di mana telah memberikan kesempatan, kepercayaan kepada saya selaku mahasiswa yang praktek untuk menjadi pendidik di sekolah tersebut. Saya dapat merasakan dengan peluang atau kesempatan ini, saya bukan hanya dilatih dalam menjadi guru yang hanya bisa membuat administerasi sekolah akan tetapi saya diajarakan bangaimana mendidik para murid dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang. Belajar dari kekurangan dan kelemahan yang telah saya hadapi, saya harus membangun diri dengan sematang mungkin supaya saya bisa menjadi pendidik yang humanis, profesional, aktual dan kontestual dalam menangapi kebutuhan zaman. Dan hendaklah saya harus mendasarkan tugas dalam mengajar ini mejadi panggilah hati yang menuntut kepada saya untuk selalu bertanggungjawan, rendah hati dan penuh kesetiaan.
Melalui refleksi ini, saya ingin memberi motivasi bagi teman-teman seperjuanganku untuk mampu menjadi Guru atau calon Guru yang mendasarkan panggilannya sebagai pendidik dari keinginan hati atau jiwa untuk menciptakan generasi yang memiliki potensi ungul sebagai penerus Bangsa, Negara dan Agama. Menjadi Guru bukalah hal yang gampang, akan tetapi menjadi Guru merupakan panggilan jiwa untuk mengikat diri pada kerinduan akan tercapainya kesejahtraan dan kedamaian bangsa, Negara dan Agama. Salam dari saya untuk kita semua. Mari kita mengsukseskan cita-cita Bangsa, Negara Indonesia tercinta ini, serta Agama.