Jumat, 23 Desember 2011

ASAL-MULA GUA ATAU KANDANG NATAL

Gua Natal adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suasana kelahiran Yesus di Betlehem. Dalam bahasa Perancis, gambaran adegan kelahiran Yesus ini disebut crèche yang juga berarti "palungan". Di Italia, disebut presepe; di Spanyol dan negara-negara berbahasa Spanyol, seperti di Amerika Latin dan Meksiko, gambaran ini disebut Belen (dari Betlehem, nacimiento atau pesebre (dari bahasa Katalan).
Gua Natal dibuat oleh orang Kristen dalam dua dimensi (gambar, lukisan, ikon, dll.) atau tiga dimensi (patung atau karya seni tiga dimensi lainnya), yang biasanya memperlihatkan Yesus yang berada di dalam sebuah palungan. Yusuf dan Maria di dalam sebuah kandang (atau gua), yang digunakan untuk menaruh ternak. Seekor keledai dan sapi menemani mereka, dan Bayi Yesus diletakkan di palungan tidak saja dibutuhkan oleh hewan, melainkan juga merujuk kepada Yesaya: "Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya." (Yesaya 1:3).
Gua Natal kadang-kadang juga dilengkapi dengan orang majus, gembala, malaikat dan Bintang Betlehem. Gua Natal yang tradisional yang memperlihatkan para gembala dan orang majus bersama-sama jelas tidak menggambarkan cerita Alkitab secara persis, karena orang-orang majus tiba jauh belakangan {Lukas 2:7-16).
Gembala
Pada masa Natal Gua Natal diciptakan dan dikeluarkan di rumah-rumah, keluarga, gereja, dan taman-taman oleh orang-orang Katolik, dan juga Protestan.
Untuk masa Natal, dua perhiasan Gua Natal dipamerkan di Vatikan. Yang pertama diletakkan di dalam Basilika Vatikan. Yang kedua ditempatkan di Piazza San Pietro di depan pohon Natal, yang diciptakan oleh Santo Vincent Pallotti.
Meskipun St. Fransiskus dari Assisi dianggap sebagai pencipta Gua Natal dalam tiga dimensi, sebelumnya sudah ada gambar-gambar dan lukisan-lukisan tentang hal ini. Tradisi ini dibawa ke Spanyol dari Napoli pada masa pemerintahan Charles III dari Spanyol.
Di Provence, di Perancis Selatan, suasana kelahiran Yesus kadang-kadang dibuat dengan ratusan patung kecil dari tanah liat yang dicat, yang disebut santons. Mereka mewakili semua pekerjaan dan profesi tradisional dari Provence lama. Karena nilai budayanya, santons sering dikoleksi sebagai benda-benda seni atau kerajinan tangan, meskipun misalnya mereka tidak digunakan di palungan.
Di Meksiko dan bagian-bagian tertentu di Amerika Tengah, ada tradisi untuk membangun Gua Natal pada 16 Desember, hari pertama dari La Posada. Di Kolombia hiasan Natal, termasuk pesebre dan the pohon Natal, dipasang pada 8 Desember, hari raya yang dikenal sebagai dia de las velitas (hari lilin).
Menurut tradisi, Gua Natal ini sedikit demi sedikit ditambahkan hari demi hari. Bayi Yesus baru diletakkan di tempatnya pada 24 Desember dan pada hari-hari berikutnya diletakkanlah para gembala. Orang majus baru ditambahkan ke Gua Natal ini pada 6 Januari, pada hari raya Epifani. Gua Natal ini baru dibongkar pada 2 Februari, yaitu hari Candlemas, yang menandai berakhirnya musim Epifani. Di Amerika Latin, Gua Natal ini dibongkar pada 15 Januari, ketika musim libur berakhir dan sekolah-sekolah dan perusahaan-perusahaan bersiap-siap untuk memulai kesibukannya kembali pada hari pertama Februari.
Di beberapa tempat di Spanyol, seperti misalnya Parets del Vallès, dibangun Gua Natal yang besar di dalam ruangan. Ukuran luasnya bisa mencapai 280 m², dibuat dengan lebih dari 12.000 kg pasir, 3.000 kg bebatuan, 1.500 kg gabus, dan lebih dari 800 patung. Digunakan pula efek cahaya, aliran sungai, hujan, musik, dan otomaton untuk memberikan gambaran yang realistis.

Selamat membaca......

Sejarah Pohon Natal

Kebiasaan memasang pohon Natal sebagai dekorasi dimulai dari Jerman. Pemasangan pohon Natal yang umumnya dari pohon cemara, atau mengadaptasi bentuk pohon cemara, itu dimulai pada abad ke-16.
Saat penduduk Jerman menyebar ke berbagai wilayah termasuk Amerika, mereka pun kerap memasang cemara yang tergolong pohon evergreen untuk dekorasi Natal di dalam rumah. Dari catatan yang ada, orang Jerman di Pennsylvania Amerika Serikat memajang pohon Natal untuk pertama kalinya pada tahun 1830-an.
Pohon Natal bukanlah suatu keharusan di gereja maupun dirumah sebab ini hanya merupakan simbol agar kehidupan rohani kita selalu bertumbuh dan menjadi saksi yang indah bagi orang lain “evergreen”. Pohon Natal (cemara) ini juga melambangkan “hidup kekal”, sebab pada umumnya di musim salju hampir semua pohon rontok daunnya, kecuali pohon cemara selalu hijau daunnya.
Pemasangan pohon cemara, baik asli maupun yang terbuat dari plastik, di tengah kota atau di tempat-tempat umum pun menjadi pemandangan biasa menjelang Natal. Salah satu yang terbesar adalah pohon yang ada di RockefellerCenter di 5th Avenue New York Amerika Serikat.
Legenda
Ada beberapa legenda/cerita yang beredar di kalangan orang Kristen sendiri mengenai asal mula pohon natal.
Pengalaman “supranatural” Santo Bonifacius
Menurut sebuah legenda, ada seorang rohaniawan Inggris bernama Santo Bonifacius yang memimpin beberapa gereja di Jerman dan Perancis. Suatu hari dalam perjalanannya dia bertemu dengan sekelompok orang yang akan mempersembahkan seorang anak kepada dewa Thor di sebuah pohon oak. Untuk menghentikan perbuatan jahat mereka, secara ajaib St. Boniface merobohkan pohon oak tersebut dengan pukulan tangannya. Setelah kejadian yang menakjubkan tersebut di tempat pohon oak yang roboh tumbuhlah sebuah pohon cemara.
Martin Luther dan pohon cemaranya
Cerita lain mengisahkan kejadian saat Martin Luther, tokoh Reformasi Gereja, sedang berjalan-jalan di hutan pada suatu malam. Terkesan dengan keindahan gemerlap jutaan bintang di angkasa yang sinarnya menembus cabang-cabang pohon cemara di hutan, Martin Luther menebang sebuah pohon cemara kecil dan membawanya pulang pada keluarganya di rumah. Untuk menciptakan gemerlap bintang seperti yang dilihatnya di hutan, Martin Luther memasang lilin-lilin pada tiap cabang pohon cemara tersebut.
Kontroversi
Terlepas dari kebenaran kisah-kisah di atas, hingga hari ini pemasangan Pohon Natal masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan umat Kristen. Bagi orang-orang yang tidak berkenan dengan pohon Natal, mengisahkan bahwa pada zaman dahulu bangsa Romawi menggunakan pohon cemara untuk perayaan Saturnalia, mereka menghiasinya dengan hiasan-hiasan kecil dan topeng-topeng kecil, karena pada tgl 25 Desember ini adalah hari kelahiran dewa matahari, Mithras, yang asal mulanya dari Dewa Matahari Iran yang kemudian dipuja di Roma. Demikian pula hari Minggu adalah hari untuk menyembah dewa matahari sesuai dari arti kata Zondag, Sunday atau Sonntag. Perlu diketahui juga bahwa dewa-dewa matahari lainnya, seperti Osiris, dewa matahari orang Mesir, dilahirkan pada tanggal 27 Desember. Demikian pula Dewa matahari Horus dan Apollo lahir pada tanggal 28 Desember.
Maka dari itu ada aliran-aliran gereja tertentu yang mengharamkan tradisi pohon Natal, sebab mereka menganggap ini sebagai pemujaan dewa matahari. Pemasangan pohon itu dianggap sebagai bentuk penyembahan berhala. Reaksi penolakan itu bahkan awalnya sempat diwarnai keputusan pemerintah Jerman untuk mendenda siapa pun yang memasang pohon cemara sebagai pohon Natal.
Hal itu mulai berubah, saat gambar Ratu Victoria dari Inggris, Pangeran Albert dari Jerman, dan anak-anaknya dengan latar pohon cemara, diilustrasikan di London News. Karena sosok Victoria yang sangat populer, pemuatan gambar itu di media massa pun membuat pohon cemara menjadi pilihan lazim sebagai pohon Natal.
Tradisi
Setelah masyarakat AS mengikuti jejak Inggris menggunakan pohon cemara pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, duniakita.info industri pun semakin berkembang dan merambah ke berbagai negara. Termasuk industri berbagai hiasan pohon Natal seperti bola-bola yang digantung, pernak-pernik Santa Claus, tinsel (semacam tali berumbai yang dililitkan ke pohon), dan lainnya.
Karena penggunaan pohon cemara merupakan tradisi Eropa, ekspresi sukacita yang dilambangkan dengan berbagai dekorasi itu berbeda-beda di setiap negara. Indonesia dan Filipina menjadi negara yang sangat terpengaruh tradisi Eropa itu sampai akhirnya para umat Kristen membeli pohon buatan tapi yang penting berbentuk cemara.
Di Afrika Selatan keberadaan pohon Natal bukanlah sesuatu yang umum. Sementara masyarakat India, lebih memilih pohon mangga dan pohon pisang.

Selamat Membaca......

Kamis, 01 Desember 2011

Hati Tempat Tuhan Bersemayam





Siapkan hati yang bersih dan murni untuk menyambut Tuhan...............

Bagaikan Kapal di Tengah Laut Bebas

Hari ini, ada banyak persoalan yang menimpa kehidupan anak-anak Tuhan. Ada yang kecewa karena dimarahi oleh atasan, kecewa karena tidak sepaham dengan pasangan, marah karena sesuatu hal. Semua itu terjadi karena kita masih belum bisa menguasai diri kita sendiri, karena kita masih dikendalikan oleh egoism yang sangat berlebihan.
Sebenarnya, hidup kita dimuka bumi ini ibarat sebuah kapal di tengah lautan bebas. Kadang melaju dengan cepat, lambat dan perlahan sesuai dengan kendali dari nakhoda. Ketika ombak besar datang (masalah besar) menimpa kapal,maka nakhoda akan berusaha untuk agar jangan sampai tenggelam dan membentur karang.

Kehidupan kita seperti diibaratkan sebuah kapal tadi, tidak akan bisa bertahan dengan baik jika kita tidak mengundang Tuhan Yesus sebagai nakhodanya. Kalau sudah Tuhan yang menjadi nakhoda dalam hidup kita, percayalah bahwa hidup kita akan dikendalikannya seturut dengan firman-Nya. Kadang-kadang, kita merasa hebat dan tak perlu mengundang Tuhan hadir dalam setiap gerak langkah kita. Akan tetapi, ketika kapal terbentur karang, maka penumpang akan panik dan berlarian tak tentu arah. Sama halnya dengan kita, ketika masalah datang baru kita sadar kalau hanya mengandalkan kekuatan sendiri saja tidak akan bisa melampaui satu persolan.

Bagaimana mungkin kita bisa melangkah ke tangga ke empat dan ke lima kalau tangga pertama saja belum kita lalui? Manusia cenderung rakus dan ingin menang sendiri dalam banyak hal. Berbisnis, manusia sering serakah dan menggunakan cara-cara kotor. Politik, manusia sering memutarbalikkan fakta yang benar menjadi salah dan yang salah menjadi benar. Kesalahan yang sudah jelas terlihat oleh mata, bisa ditutup-tutupi menjadi sebuah pembenaran.

Dunia tempat kita berpijak makin dijejali dengan persoalan-persoalan hidup yang makin kompleks. Ini sejalan dengan hasil eksplorasi manusia atas alam semesta yang dikenal sebagai pengetahuan. Namun, jauh sebelum manusia mencapai kemajuan dalam banyak hal seperti sekarang, Tuhan telah menetapkan patokan tentang bagaimana orang beriman menjejakkan kaki di kehidupan ini.

Melalui pemazmur Tuhan mengajar tentang jalan kehidupan yang seharusnya ditempuh orang percaya. Caranya adalah dengan mengambil keputusan untuk tidak berjalan di jalan orang fasik, tidak berdiri di jalan orang berdosa dan tidak duduk di kumpulan orang-orang pencemooh.

Seorang nakhoda kapal juga tidak bisa mengambil keputusan dengan sembrono atau ragu-ragu. Nakhoda harus yakin bahwa jalan yang harus dilalui kapal yang dikemudikannya adalah jalan yang benar. Tuhan Yesus meminta murid-murid-Nya melewati jalan sempit yang membawa kita pada kehidupan. Kebalikan dari jalan sempit adalah jalan lebar namun berujung pada kebinasaan. Untuk menapaki jalan sempit memang tidak senyaman melalui jalan yang lebar. Sama halnya dalam kehidupan kita sehari-hari. Tidak semua hari yang kita lalui mulus-mulus saja tanpa ada gejolak, pasti ada hari-hari yang melelahkan dan sangat menyengsarakan. Kita tinggal memilih mau lewat jalan yang sempit atau jalan yang lebar.

Dalam Mazmur 25 : 8-10 "Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat, Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalanNya kepada orang-orang yang rendah hati. Segala jalan Tuhan adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjianNya dan peringatan-peringatanNya."

Sebenarnya, kita semua sadar kalau dalam melakukan sesuatu yang melanggar hukum pasti ada penolakan dalam hati. Hanya saja, pembenaran terhadap kesalahan seringkali lebih kuat dan menguasai kita untukt tetap melanggar perintah Tuhan. Tuhan selalu mengingatkan kita ketika kita mulai membelokkan jalanNya.

Ingat saja apa kata firman Tuhan dalam Ulangan 28 : 9 "TUHAN akan menetapkan engkau sebagai umat-Nya yang kudus, seperti yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepadamu, jika engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya."

Seperti diceritakan di awal Renungan ini, bahwa hidup kita bagaikan kapal yang berada di tengah laut bebas. Apabila nakhodanya benar-benar mengendalikan kapal dengan cara Tuhan, maka kita akan selamat. Walau badai dan gelombang datang, kapal akan tetap berlayar dan bergerak melampaui badai dan ombak besar sekalipun. Ketika kita berhasil menguasai diri kita sendiri dan keluar dari badai besar, masalah besar, percayalah bahwa pertolongan Tuhan selalu ada beserta kita.

Firman Tuhan dari I Petrus 3 : 12 mengatakan, "Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat."

Minta selalu petunjuk Tuhan ketika akan melakukan sesuatu hal. Ada 24 jam satu hari kita lalui, sekitar 8 jam waktu kita bekerja di kantor. Sisanya, kita bisa bersama-sama dengan keluarga. Berkumpul dan bersekutu membaca firman Tuhan, sharing firman Tuhan dengan sesama seiman. Berdoalah dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan. Dalam setiap langkah kehidupan kita di muka bumi ini, kita harus tetap meminta pertolongan Tuhan lewat doa dan pujian.

Injil Matius dari pasal 6 : 5 sampai 6 menuliskan "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

“Follow Me”


Panggilan Tuhan  adalah panggilan yang pertama kali Yesus tujukan buat murid-Nya dua ribu tahun yang lalu. Panggilan ini masih tetap relevan dan menggema bagi kita karena Yesus terus mengajak kita untuk mengikuti-Nya,”Follow Me”, "Ikutlah Aku"..

Dalam bahasa Yunani, “Follow Me” itu sebenarnya dipakai tiga kata, “Datang, Ikutlah Aku”. Dari kata ini saya melihat ada empat makna :

Pertama, panggilan ini datang dari Yesus. Intinya, panggilan itu inisiatifnya berasal dari Tuhan. Jelas sekali bukan kita yang mencari Tuhan, buka kita yang mendatangi Dia tetapi Yesuslah yang mencari kita, Dialah yang mendatangi kita dan berkata,”Datanglah, Ikutlah Aku”.

Simon tidak mengundang atau memanggil Yesus tetapi Yesus berinisiatif datang di tengah kesibukannya untuk memanggil dia dan saudaranya Andreas.

Dalam pemuridan orang Yahudi, muridlah yang mencari Rabi atau guru bukan Rabi atau guru yang mencari murid. Tidak ada catatan Rabi mencari murid dalam literature Rabi Yahudi. Tapi Yesus berbeda, Dia sendiri yang berinisiatif dan secara pribadi memanggil murid-Nya.

Ini pula yang terjadi pada kita. Yesuslah yang mencari kita bukan kita yang mencari Dia. Yesuslah yang memilih kita bukan kita yang memilih Dia. Dia mencari kita dan menemukan kita. Dia melihat kita dan memanggil nama kita.

Kedua, panggilan Tuhan simpel dan jelas. Ikutlah Aku. Tuhan tidak memberikan suatu petunjuk yang rumit bagi Petrus tapi panggilan-Nya singkat, jelas dan padat. Tuhan tidak berkata,”Ikuti jalan ini, lurus, belok kiri ada tikungan belok kanan lalu ada perempatan belok kanan bla, bla, bla…Nah di situ kalian akan menjumpai pohon ara yang gede. Nah Aku tunggu kalian di situ ya...."

Tuhan tidak mempersulit murid-Nya, Dia menyampaikan suatu panggilan yang sederhana yang untuk seorang nelayan Galileapun sangat mengerti. Panggilan Tuhan ini sederhana dan ditujukan buat semua kalangan dari muda sampai lansia, besar kecil dan dari berbagai latar belakang. Ini suatu perintah dan sekaligus bahasa yang bisa dimengerti oleh semua orang.

Ketiga, ikutlah Aku berarti suatu usaha untuk melangkah mengikuti Yesus, dekat dengan Yesus, berjalan bersama Yesus.
Ikut Tuhan berarti kita tidak mendahului langkah Tuhan atau mengikut Tuhan dari jauh tapi mengikut dari dekat, bersama Tuhan. Ada suatu kata dalam bahasa Jawa yang menggambarkan dengan dalam apa artinya mengikuti Yesus yaitu 'ngintil'. Ngintil adalah gambaran anak kecil yang terus memegang baju ibunya, tidak mau lepas tetapi terus mengikuti kemana ibunya pergi. Gambaran inilah yang harusnya kita miliki, berpegang pada Tuhan dan tidak mau lepas sedikitpun dari Tuhan. Bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dan tidak meninggalkan Tuhan, itulah makna "Ikut Yesus" yang ssungguhnya.

Kita mengikut Tuhan saat ini dengan iman, apakah kita terus mengikuti Tuhan secara konsisten? Apakah kita selalu berusah dekat berjalan bersama Tuhan?

Keempat, ikut Tuhan berarti ada perubahan.  Petrus dan Andreas secara spontan meninggalkan jala dan perahu mereka. Inilah perubahan.  Ikut Tuhan berarti mengambil langkah, mengambil tindakan. Merespon panggilan Tuhan dengan sikap dan tindakan inilah yang menjadikan kita murid. Mendengar saja tidak cukup tapi respon itulah yang diinginkan Tuhan.

Perubahan selanjutnya adalah mereka meninggalkan jala dan perahu mereka. Ikutlah Aku menunjukkan suatu perubahan yaitu pemisahan, ada hal yang harus kita lepaskan untuk mengikut Dia. Ada kebiasaan lama, ada sifat lama kita yang harus kita tinggalkan agar kita bisa melangkah tanpa hambatan, tanpa menoleh terus kepada hidup dan keinginan kita yang lama.

Ikut Tuhan berarti ada perubahan yaitu kita dipanggil menjadi penjala manusia.  Artinya menjadi murid untuk memuridkan orang lain agar mereka juga nantinya mengikut Tuhan, bukan mengikuti kita.

Tuhan mengubah ata mentansformasi Petrus dan Andreas sehingga mereka bisa menjadi pemberita Injil, menjadi saksi Tuhan. Tidak semua kita terpanggil seperti Petrus menjadi seorang Rasul, pengkhotbah atau gembalai. Pastinya kita semua dipanggil untuk menjadi murid yang bisa membawa orang lain datang dan mengenal Tuhan.

Sudahkah kita merespon panggilan Tuhan Yesus,"Follow Me"? Apakah kita sudah menjalani panggilan itu dengan setia?

Beato Dionysius dan Beato Redemptus Mengabdi sampai mati di tanah misi

Riwayat Hidup

Dionysius a Natitivitate, yang sebelumnya bernama Pierre Berthelot lahir di Honfleur, Perancis pada tahun 1600 sedangkan Redemptus a Cruce, sebelumnya bernama Thomas Rodrgues da Cunha, lahir di Paredes, Spanyol pada tahun 1598. Kata “Redemptus” sendiri dapat diartikan “sebagai yang ditebus”. Keduanya adalah biarawan Karmel dan merupakan martir yang mati di tanah rencong, Aceh, Indonesia pada bulan November 1638 dan diberi gelar sebagai “yang bahagia” atau Beato pada tahun 1900. Pesta Beato Dionysius dan Beato Redemptus dirayakan setiap tahunnya pada tanggal 1 Desember menurut penanggalan liturgi yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI.

Pierre Berthelot adalah anak seorang dokter yang sekaligus bekerja sebagai seorang nakhoda kapal. Sejak umur 12 tahun Pierre mewarisi darah ayahnya sebagai pelaut dan selalu mengikuti ayahnya berlayar. Pada umur 19 tahun, Pierre muda sudah menjadi seorang pelaut yang ulung. Setelah merasa mempunyai cukup pengetahuan dan pengalaman di bidang kelautan, Pierre kemudian memasuki dinas perusahaan dagang Perancis. Pernah pada suatu masa kapal dagang Perancis yang dinaiki Pierre sampai di Indonesia, tepatnya di Banten, namun karena adanya perselisihan dengan VOC, perusahaan dagang Belanda, maka kedua maskapai perdagangan ini melakukan peperangan sampai akhirnya kapal dagang Pierre dibakar. Perlu diketahui hampir seluruh wilayah Indonesia pada saat itu dikuasai oleh VOC yang didukung oleh Pemerintah Belanda. Dalam bidang kelautan, Pierre sangat berpengalaman dalam hal pembuatan peta laut dan dia juga mahir dalam memberikan petunjuk jalan. Pengalamannya sebagai pelaut yang handal membawanya sampai ke Madagaskar bahkan Sulawesi. Setelah itu Pierre bekerja di angkatan laut Portugis di Goa, India.

Walau Pierre sudah mempunyai kedudukan dan berpengalaman sebagai pelaut pada kapal dagang dan di angkatan laut Portugis, tetapi hal ini tidak membuatnya puas. Pierre pada saat itu masih merasakan bahwa hidupnya hampa dan masih ada sesuatu yang kurang dalam hidupnya. Ia merasakan ada keresahan dalam dirinya. Hatinya selalu terusik untuk mencari jawaban tersebut. Pierre selalu merenungkan dan mencari apa yang masih kurang dari dirinya dan ia ingin mengetahui dan mencari arti hidup yang sebenarnya bagi dia dan ingin lebih mendalaminya.

Pada tahun 1635, saat berumur 35 tahun, Pierre mendaftarkan diri masuk biara. Ia masuk Biara Karmel di Goa, India. Pada suatu ketika Pemerintah Portugal meminta Pierre yang sudah masuk biara untuk menjadi penunjuk jalan ke Sumatra. Pembesar Karmel pada saat itu setuju dan sekaligus mentahbiskan Pierre menjadi imam. Di biara karmel ini Pierre yang sudah berubah nama menjadi Dionysius a Nativitate bertemu Bruder Redemptus a Cruce, yang adalah bekas tentara Portugis.

Nama Redemptus sebelum masuk di Ordo Karmel adalah Thomas Rodguez da Cunha. Redemptus mempunyai tujuan yang sama dengan Dionysius, yaitu ingin hidup lebih dekat dengan Tuhan. Di dalam biara, pekerjaan Redemptus sangat sederhana, ia harus menjaga pintu biara. Sebagai penjaga pintu Bruder Redemptus adalah seorang biarawan yang bertugas menerima tamu dan selain itu ia juga bekerja sebagai pengajar untuk anak-anak yang tinggal di sekitar biara. Karena begitu besar cintanya kepada Yesus Kristus, Redemptus seringkali tanpa diminta melakukan pekerjaan-pekerjaan berat diluar tugasnya sendiri. Oleh karena itu atasannya kerap melarangnya bekerja di luar batas.

Keutamaan dan Teladan Hidup Beato Dionysius & Beato Redemptus

Ketika Dionysius dan Redemptus yang sudah menjadi frater di Biara Karmel di Goa, India, Raja Goa meminta kepada Kepala Biara untuk menugaskan Dionysius pergi ke Aceh, Indonesia. Saat itu abad ke-17, dan hubungan Kerajaan Goa dengan Kerajaan Aceh sedang tidak baik, sehingga Raja Goa berinisiatif untuk menjalin persahabatan dengan Raja Aceh. Oleh karena Pater Dionysius adalah seorang yang ahli dalam bidang kelautan dan bidang bahasa maka raja meminta Dionysius untuk membantu kerajaan sebagai salah satu tim inti Kerajaan Goa untuk pergi ke Kerajaan Samudera Pasai di Aceh.

Dionysius dan Redemptus adalah pribadi-pribadi yang rendah hati

Sejak menginjak remaja sebagai seorang pelaut yang ulung, Dionysius sudah mewarisi kehidupan keagamaan ayahnya. Dionysius muda sudah mempunyai pribadi yang mengesankan. Ia mempunyai kerendahan hati, kekuatan iman, kemurnian, dan kesediaan untuk berkorban. Demikian juga dengan Redemptus yang selalu dengan rendah hati dan taat menjalankan tugas-tugasnya yang sederhana. Walaupun demikian keduanya menjalankan tugas-tugas yang diembannya dengan penuh syukur. Dionysius tidak malu untuk membersihkan galangan kapal walau nakhoda kapal adalah ayahnya dan demikian juga dengan Redemptus yang menjadi penjaga pintu Biara Karmel. Bagi mereka pekerjaan sekecil apa pun kalau ditujukan untuk kemulian-Nya maka itu akan sangat berarti bagi mereka.

Dionysius dan Redemptus adalah pribadi-pribadi yang berani dan hidup berlandaskan Iman Kristiani

Ketika sudah menjadi biarawan, Dionysius masih beberapa kali menyumbangkan keahliannya untuk Pemerintah Portugal. Biasanya Dionysius membantu di kapal dengan kemahirannya yaitu dengan menggambar peta atau sebagai penunjuk jalan, bahkan kadang-kadang Dionysius mengangkat senjata untuk melawan Kongsi Dagang Belanda di Goa, dan salah satu pertempuran yang pernah dia alami terjadi pada tahun 1636. Dionysius bertemu dengan Redemptus di suatu biara di Goa dan keduanya mempunyai cita-cita yang sama yakni berdua ingin mencari kehidupan yang lebih dekat dengan Tuhan Allah.

Dionysius dan Redemptus sering berpuasa dan mati raga demi meneguhkan niat mereka sebagai tentara Kristus. Pada saat Pater Dionysius ditunjuk menjadi juru bahasa dan pandu laut bagi utusan Kerajaan Goa ke Aceh – Kerajaan Samudra Pasai – maka mengetahui adanya peluang untuk mewartakan karya keselamatan, Bruder Redemptus mengajukan diri untuk menjadi asisten bagi Pater Dionysius. Bagi keduanya pergi diutus ke berbagai tempat untuk mewartakan karya keselamatan sudah tidak menjadi masalah untuk mereka. Pater Dionysius dan Bruder Redemptus sudah tidak lagi memikirkan di mana dan kapan, serta bahaya besar yang akan mereka hadapi. Mereka telah meneladani perbuatan Tuhan Yesus yang tersurat dalam Injil Lukas 9: 58, “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Begitu besar keyakinan dan kepercayaan mereka kepada Yesus Kristus karena bagi mereka berdua Yesus Kristus adalah terang dunia. Seperti ditulis dalam Injil Yohanes 5:12b, “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”

Redemptus yang telah mengajukan diri sebagai asisten bagi Dionysius akhirnya disetujui oleh atasannya yang berada di Biara Karmel, di Goa untuk mendampingi Dionysius pergi ke Aceh. Selain mengadakan dan memulai kunjungan persahabatan bagi Kerajaan Goa, salah satu alasan Redemptus pergi ke Aceh adalah bahwa “dia ingin menjadi seorang martir”. Begitu mulia dan beraninya hati Redemptus di dalam menjalankan misinya. Dia tahu bahwa Tuhan akan bersertanya sampai hayat di kandung badan. Selama perjalanan menuju ke Aceh, pihak Belanda yang telah mulai menjajah Indonesia mengadakan pendekatan kepada Sultan Iskandar Thani dan mengatakan bahwa utusan Kerajaan Goa dan utusan Portugis yang terdiri dari 2 orang biarawan dan 60 orang misi “perdamaian” tersebut datang ke Aceh hendak meng-katolik-kan Kerjaan Samudera Pasai. Hasutan pihak Belanda ini berhasil. Oleh karenanya setelah mereka tiba di Aceh, Pater Dionysius, Bruder Redemptus, dan 60 orang utusan Kerajaan Goa ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara.

Selama sebulan di penjara, Dionysius, Redemptus, dan 60 orang anggota utusan perdamaian dari Kerajaan Goa disiksa. Mereka disiksa agar mau mengingkari iman mereka, iman kepada Yesus Kristus atau iman Katolik. Perjuangan mereka di penjara begitu berat karena siksaan-siksaan yang mereka alami, sampai akhirnya ada beberapa dari anggota utusan yang murtad dan beralih dari agama yang mereka imani, namun yang tetap teguh tetap mengalami siksaan. Mengapa mereka begitu kuat menahan siksaan di penjara? Tidak lain dan tidak bukan karena peneguhan dan pengaruh yang kuat yang diberikan oleh 2 orang rahib dari Biara Karmel ini. Selama di penjara para tawanan ini terus berdoa kepada Tuhan Allah supaya mereka lebih dikuatkan dan tidak beralih dari keyakinan yang mereka imani dan menjadi pengkhianat bagi Kristus.

Setelah satu bulan lamanya akhirnya Sultan Iskandar Thani memberi maklumat hukuman untuk menghukum mati seluruh utusan yang tidak mau pindah dari pengikut Kristus ini. Menurut Dionysius yang ahli bahasa ketika menterjemahkan isi maklumat tersebut kepada para temannya bahwa mereka akan dihukum mati bukan karena berkebangsaan Portugis tetapi karena mereka menganut agama Katolik – pengikut Kristus. Hukuman mati yang akan dilaksanakan adalah membawa seluruh tawanan ke pesisir pantai dan memanah mereka. Sebelum acara hukuman dilaksanakan, Dionysius bersama seluruh tawanan melakukan doa bersama dan mereka memohon kepada Kristus Yesus untuk memaafkan dosa-dosa mereka. Sebagai absolusi terakhir, Dionysius mengeluarkan sebuah salib, dan memberkati teman-temannya satu persatu seraya memberikan semangat kepada mereka untuk tidak mundur karena Kristus Yesus akan memberikan kehidupan kekal kepada mereka dan mereka tidak akan mati dengan sia-sia karena bersedia mengorbankan nyawa mereka untuk Kristus Yesus yang mereka imani. Akhirnya mereka satu persatu mati ditembus oleh anak panah, termasuk juga Redemptus, dan selama proses hukuman mereka terus mengucapkan nama Yesus. Tuhan memang menjanjikan kehidupan yang lebih hakiki bagi, seperti tertulis di dalam Mazmur 31: 6-9: “Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; Engkau membebaskan aku, ya Tuhan, Allah yang setia. Engkau benci kepada orang-orang yang memuja berhala yang sia-sia, tetapi aku percaya kepada Tuhan. Aku akan bersorak-sorak dan bersukacita karena kasih setia-Mu, sebab Engkau telah menilik sengsaraku, telah memperhatikan kesesakan jiwaku, dan tidak menyerahkan aku ke tangan musuh, tetapi menegakkan kakiku di tempat yang lapang.”

Proses hukuman anak panah belum selesai, namun Pater Dionysius belum mati juga, bahkan dia masih dapat memberikan khotbah tentang Kristus Yesus di depan para pengawal kerajaan dan penduduk yang melihat proses hukuman ini. Karena Pater Dionysius tak henti-hentinya berkhotbah maka penduduk makin membencinya, segera pengawal tidak hanya menancapkan tombak dan menghunus pedang untuk membunuh Pater Dionysius, namun seperti ada mujizat karena ada tenaga yang menahan para pengawal sehingga mereka tidak dapat menyentuh Pater Dionysius. Beberapa pengawal akhirnya pergi ke kerajaan untuk memberitahu kepada Raja Iskandar Thani perihal masalah Pater Dionysius dan juga memohon tambahan bantuan. Pater Dionysius mengetahui bahwa Tuhan Yesus Kristus turut campur tangan dalam proses kematiannya, maka dia memohon kepada-Nya untuk dapat mati sebagai martir. Doanya dikabulkan oleh Tuhan, seorang algojo pertama kali memukul kepala Pater Dionysius, kemudian sebuah pedang menebas kepala dan tubuh Pater Dionysius. Seorang martir dari Biara Karmel telah mati dengan tidak sia-sia untuk Kekasih-Nya. “Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari hamba-Mu perempuan! Engkau telah membuka ikatan-ikatanku!” (Mazmur 116: 16) Seluruh mayat para martir termasuk Pater Dionysius dan Bruder Redemptus kemudian dibuang ke laut namun mayat Pater Dionysius setelah dibuang ke laut kembali lagi ke tempat dia dibunuh pertama kali. Mayatnya kemudian dibuang tidak hanya ke laut tetapi juga ke hutan dan tetap saja mayatnya kembali lagi ke tempat dia terakhir menjadi martir. Tuhan Yesus Kristus Maha Besar karena mayat Pater Dionysius juga tidak membusuk bahkan setelah tujuh bulan. Akhirnya mayatnya dimakamkan di Pulau Dien yaitu pulau pembuangan para tawanan sebelum kemudian diangkat kembali dan untuk terakhir kalinya dimakamkan di Goa, India.

Berdasarkan pada pengalaman iman yang kita dapat dari Pater Dionysius dan Bruder Redemptus, maka kita dapat melihat bahwa mereka berdua mengandalkan pada kekuatan Yesus Kristus, kekuatan yang meneguhkan mereka berdua untuk mengatasi tidak hanya pada masalah horizontal, yaitu bagaimana mereka menghadapi hubungan mereka dengan pribadi-pribadi tetapi juga pada masalah vertikal, yaitu bagaimana mereka berdua mengabdi dan meyakini iman Kristiani mereka. Tidak perlu disangkal lagi bahwa Pater Dionysius dan Bruder Redemptus mempunyai karunia-karunia yang membantu mereka dalam mengatasi masalah berkehidupan dan segala hal yang berhubungan dengan kebajikan yang diekspresikan dari kepribadian mereka yang matang, rendah hati, berani membela kebenaran, mau mengampuni, dan besar hati. Renungan singkat dari Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus mengenai kematian dapat menjadi suatu persembahan yang membuat kemartiran bagi setiap pengikut Kristus Yesus adalah suatu usaha dan pengorbanan yang tidak akan pernah sia-sia: “Dalam hatiku ada ketenangan seperti danau yang teduh atau udara yang cerah; aku tidak mengeluh mengenai kehidupan di dunia ini; hatiku mendambakan air kehidupan kekal. Sebentar lagi maka jiwaku akan meninggalkan bumi, akan berakhirlah masa pembuangannya, akan selesailah perjuangannya. Aku naik ke surga, sampai di tanah air, mendapatkan palma kemenangan! Sebentar lagi aku akan memasuki kediaman para terpilih, aku akan memandang keindahan yang tak pernah ditatap mata manusia, aku akan mendengar lagu selaras yang tak pernah didengar telinga, aku akan merasakan kegembiraan yang tak pernah timbul dalam hati . . . Inilah aku tiba di saat ini. Aku sekuntum bunga yang dipetik Juru Taman sesuka hatiNya. Kita semua adalah bunga yang ditanam di dunia ini dan dipetik Allah pada waktunya: ada yang sedikit lebih dahulu, ada yang kemudian. Suatu hari kita akan bertemu di Firdaus dan merasakan kebahagiaan sejati.” >

Masa Adven dan Makna Lingkaran Adven

Tanggal 27 November 2011 adalah hari Minggu pertama masa Adven, yang mana terdiri dari 4 hari Minggu dan hari Minggu terakhir biasanya terpotong oleh jatuhnya hari Natal dimana pada hari tersebut umat Nasrani merayakan hari Kelahiran Yesus Kristus (25 Desember).
Persiapan memasuki masa Adven di Jerman dapat kita rasakan sejak 10 hari yang lalu dimana desa-desa dan kota-kota dipercantik dengan dekorasi Natal dan lampu warna-warni, begitu juga dengan rumah-rumah rakyat yang merayakan hari Natal, dipercantik dengan lampu-lampu yang terpasang mengitari bingkai jendela dan pernak-pernik lainnya.

Masa Liturgi Adven menandai masa persiapan rohani umat beriman sebelum Natal. Adven dimulai pada hari Minggu terdekat sebelum Pesta St. Andreas Rasul (30 November). Masa Adven berlangsung selama empat hari Minggu dan empat minggu persiapan, meskipun minggu terakhir Adven pada umumnya terpotong dengan tibanya Hari Natal.

Masa Adven mengalami perkembangan dalam kehidupan rohani Gereja. Sejarah asal-mula Adven sulit ditentukan dengan tepat. Dalam bentuk awalnya, yang bermula dari Perancis, Masa Adven merupakan masa persiapan menyambut Hari Raya Epifani, hari di mana para calon dibaptis menjadi warga Gereja; jadi persiapan Adven amat mirip dengan Prapaskah dengan penekanan pada doa dan puasa yang berlangsung selama tiga minggu dan kemudian diperpanjang menjadi 40 hari. Pada tahun 380, Konsili lokal Saragossa, Spanyol menetapkan tiga minggu masa puasa sebelum Epifani. Diilhami oleh peraturan Prapaskah, Konsili lokal Macon, Perancis, pada tahun 581 menetapkan bahwa mulai tanggal 11 November (pesta St. Martinus dari Tours) hingga Hari Natal, umat beriman berpuasa pada hari Senin, Rabu dan Jumat. Lama-kelamaan, praktek serupa menyebar ke Inggris. Di Roma, masa persiapan Adven belum ada hingga abad keenam, dan dipandang sebagai masa persiapan menyambut Natal dengan ikatan pantang puasa yang lebih ringan.

Gereja secara bertahap mulai lebih membakukan perayaan Adven. Buku Doa Misa Gelasian, yang menurut tradisi diterbitkan oleh Paus St. Gelasius I (wafat thn 496), adalah yang pertama menerapkan Liturgi Adven selama lima Hari Minggu. Di kemudian hari, Paus St. Gregorius I (wafat thn 604) memperkaya liturgi ini dengan menyusun doa-doa, antifon, bacaan-bacaan dan tanggapan. Sekitar abad kesembilan, Gereja menetapkan Minggu Adven Pertama sebagai awal tahun penanggalan Gereja. Dan akhirnya, Paus St. Gregorius VII (wafat thn 1095) mengurangi jumlah hari Minggu dalam Masa Adven menjadi empat.

Meskipun sejarah Adven agak “kurang jelas”, makna Masa Adven tetap terfokus pada kedatangan Kristus (Adven berasal dari bahasa Latin “adventus”, artinya “datang”). Katekismus Gereja Katolik menekankan makna ganda “kedatangan” ini: “Dalam perayaan liturgi Adven, Gereja menghidupkan lagi penantian akan Mesias; dengan demikian umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang lama menjelang kedatangan pertama Penebus dan membaharui di dalamnya kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua” (no. 524).

Oleh sebab itu, di satu pihak, umat beriman merefleksikan kembali dan didorong untuk merayakan kedatangan Kristus yang pertama ke dalam dunia ini. Kita merenungkan kembali misteri inkarnasi yang agung ketika Kristus merendahkan diri, mengambil rupa manusia, dan masuk dalam dimensi ruang dan waktu guna membebaskan kita dari dosa. Di lain pihak, kita  ingat dalam Syahadat bahwa Kristus akan datang kembali untuk mengadili orang yang hidup dan mati dan kita harus siap untuk bertemu dengannya.

Suatu cara yang baik dan saleh untuk membantu kita dalam masa persiapan Adven adalah dengan memasang Lingkaran Adven. Lingkaran Adven merupakan suatu lingkaran, tanpa awal dan akhir: jadi kita diajak untuk merenungkan bagaimana kehidupan kita, di sini dan sekarang ini, ikut ambil bagian dalam rencana keselamatan Allah yang kekal dan bagaimana kita berharap dapat dapat ikut ambil bagian dalam kehidupan kekal di kerajaan surga. Lingkaran Adven terbuat dari tumbuh-tumbuhan segar, sebab Kristus datang guna memberi kita hidup baru melalui sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Tiga batang lilin berwarna ungu melambangkan tobat, persiapan dan kurban; sebatang lilin berwarna merah muda melambangkan hal yang sama, tetapi dengan menekankan Minggu Adven Ketiga, Minggu Gaudate, saat kita bersukacita karena persiapan kita sekarang sudah mendekati akhir. Terang itu sendiri melambangkan Kristus, yang datang ke dalam dunia untuk menghalau kuasa gelap kejahatan dan menunjukkan kepada kita jalan kebenaran. Gerak maju penyalaan lilin setiap hari menunjukkan semakin bertambahnya kesiapan kita untuk berjumpa dengan Kristus. Setiap keluarga sebaiknya memasang satu Lingkaran Adven, menyalakannya saat santap malam bersama dan memanjatkan doa-doa khusus. Kebiasaan ini akan membantu setiap keluarga untuk memfokuskan diri pada makna Natal yang sebenarnya.

Secara keseluruhan, selama Masa Adven kita berjuang untuk menggenapi apa yang kita daraskan dalam doa pembukaan Misa Minggu Adven Pertama: “Bapa di surga… tambahkanlah kerinduan kami akan Kristus, Juruselamat kami, dan berilah kami kekuatan untuk bertumbuh dalam kasih, agar fajar kedatangan-Nya membuat kami bersukacita atas kehadiran-Nya dan menyambut terang kebenaran-Nya.

Profil Andik Vermansyah

Nama Lengkap : Andik Vermansyah
Tempat Lahir : Jember
Tanggal Lahir : 23-11-1991
Kebangsaan : Indonesia
Posisi : Gelandang
Bermain di Klub : Persebaya







Prestasi :
- 2008 Perunggu POM ASEAN (Timnas Mahasiswa)
- 2008 Emas PON XVII Kaltim (Jatim)
- 2007 Emas Porprov I (Kota Surabaya)
- 2007 Juara Liga Remaja Regional Jatim (Persebaya U-18

Demikian sekilas mengenai Biodata dari Andik Vermansyah, pemain Surabaya 45 yang ikut membela Timnas Indonesia U-23, di SEA Games 2011.

LA Galaxy Berminat, Andik Siap Menuju MLS

Bola.net - Tawaran pelatih LA Galaxy, Bruce Arena pada Andik Vermansah untuk beruji coba di markas Galaxy ditanggapi gembira oleh penggawa Persebaya Surabaya ini. Menurut Andik, tawaran ini bak mimpi jadi kenyataan.

Menurut Andik, seperti dilansir dari situs resmi IPL, mengaku sangat senang apabila tawaran itu nantinya akan terwujud. Pasalnya, menurut pemain kelahiran Jember ini, kesempatan tersebut sangat bagus baginya untuk menimba ilmu dan pengalaman.

"Saya pasti mau. Terus terang meninggalkan keluarga memang agak berat karena doa dan dukungan mereka selama ini. Tapi kalau mendapat tawaran lebih besar daripada klub saya, pasti saya akan mau,” ungkapnya.

Sebelumnya, sempat tersiar kabar bahwa Bruce Arena berminat untuk memboyong Andik mengikuti uji coba di Galaxy. Ini merupakan buah permainan apik pemain 20 November ini dalam laga persahabatan antara Indonesia Selection versus LA Galaxy, Rabu (30/11) lalu.

Bagi Andik, ini bukanlah pertama kalinya dia mendapat tawaran untuk bermain di luar negeri. Sebelumnya, dia sudah pernah mendapat tawaran dari klub di Portugal. Tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya. Namun bila ada yang menawarinya untuk bermain di luar negeri ia mengaku akan mempertimbangkannya.

Inilah Nominasi FIFA World XI 2011

Bola.net - FIFA resmi merilis daftar nominator 55 pemain untuk FIFA FIFPro World XI 2011. Mereka nantinya akan dipilih untuk sebelas pemain terbaik FIFA yang akan diumumkan bebarengan dengan pengumuman FIFA Ballon d'Or di Zurich 9 Januari 2012.

La Liga menyumbangkan pemain terbanyak di daftar nominasi ini dengan 22 pemain. Barcelona menyumbangkan 11 pemain sementara Madrid menyumbangkan 10 pemainnya di daftar ini.

Liga Premier menyumbangkan 12 pemain, tiga di antaranya dari Chelsea yakni Ashley Cole, John Terry, dan Frank Lampard. Sementara Rio Ferdinand dan Wayne Rooney mewakili Manchester United. Liga Premier sebenarnya menyumbangkan 13 pemain, jika saja Edwin van der Sar yang juga ikut tercantum dalam nominasi kiper, tidak buru-buru pensiun.

Nominasi ini akan dipilih melalui voting dari 50,000 pesepak bola profesional seluruh dunia yang berada di bawah FIFPro.

Berikut daftar 55 pemain nominasi The Best XI FIFA 2011:
Penjaga gawang: Gianluigi Buffon (Italia, Juventus), Iker Casillas (Spanyol, Real Madrid), Manuel Neuer (Jerman, Bayern Munich), Victor Valdes (Spanyol, Barcelona), Edwin van der Sar (Belanda, retired, formerly Manchester United).

Belakang: Eric Abidal (France, Barcelona), Dani Alves (Brasil, Barcelona), Ricardo Carvalho (Portugal, Real Madrid), Ashley Cole (Inggris, Chelsea), Patrice Evra (France, Manchester United), Rio Ferdinand (Inggris, Manchester United), Vincent Kompany (Belgium, Manchester City), Philipp Lahm (Jerman, Bayern Munich), Lucio (Brasil, Internazionale), David Luiz (Brasil, Chelsea), Maicon (Brasil, Internazionale), Marcelo (Brasil, Real Madrid), Alessandro Nesta (Italia, AC Milan), Pepe (Portugal, Real Madrid), Gerard Pique (Spanyol, Barcelona), Carles Puyol (Spanyol, Barcelona), Sergio Ramos (Spanyol, Real Madrid), Thiago Silva (Brasil, AC Milan), John Terry (Inggris, Chelsea), Nemanja Vidic (Serbia, Manchester United).

Gelandang: Xabi Alonso (Spanyol, Real Madrid), Gareth Bale (Wales, Tottenham Hotspur), Sergio Busquets (Spanyol, Barcelona), Cesc Fabregas (Spanyol, Barcelona), Andres Iniesta (Spanyol, Barcelona), Kaka (Brasil, Real Madrid), Frank Lampard (Inggris, Chelsea), Nani (Portugal, Manchester United), Mesut Ozil (Jerman, Real Madrid), Andrea Pirlo (Italia, Juventus), Bastian Schweinsteiger (Jerman, Bayern Munich), David Silva (Spanyol, Manchester City), Wesley Sneijder (Belanda, Internazionale), Yaya Toure (Ivory Coast, Manchester City), Xavi (Spanyol, Barcelona).

Penyerang: Lionel Messi (Argentina, Barcelona), Cristiano Ronaldo (Portugal, Real Madrid), Wayne Rooney (Inggris, Manchester Utd), David Villa (Spanyol, Barcelona), Samuel Eto'o (Cameroon, Anzhi), Sergio Aguero (Argentina, Manchester City), Neymar (Brasil, Santos), Didier Drogba (Ivory Coast, Chelsea), Zlatan Ibrahimovic (Sweden, AC Milan), Luis Suarez (Uruguay, Liverpool), Radamel Falcao (Colombia, Atletico Madrid), Edinson Cavani (Uruguay, Napoli), Karim Benzema (France, Real Madrid), Mario Gomez (Jerman, Bayern Munich), Robin van Persie (Belanda, Arsenal).

Ajang Persiapan Brasil Menuju Piala Dunia

Bola.net - Pelatih timnas Brasil Mano Menezes mengatakan, juara bertahan Copa America itu akan memanfaatkan event yang digelar di Argentina bulan depan sebagai persiapan tim jelang Piala Dunia 2014.
Menurut Menezes, Copa America menjadi batu loncatan yang tepat untuk persiapan Selecao meraih mahkota Piala Dunia keenam saat mereka menjadi tuan rumah, tiga tahun mendatang.
"Kami akan menggunakan semua kesempatan di Copa America untuk mempersiapkan diri dengan baik untuk Piala Dunia," kata Menezes kepada wartawan di Rio de Janeiro seperti dilansir AFP, Selasa (21/6).
Pada laga uji coba terakhir, Brasil meraih hasil kurang meyakinkan setelah hanya mampu menang 1-0 lawan Rumania, pada laga yang menjadi perpisahan untuk mantan top skor Piala Dunia 2002, Ronaldo.
Namun Menezes yang menggantikan Dunga setelah Brasil kalah dari Belanda di Afrika Selatan tahun lalu itu menegaskan dia sedang membangun sebuah tim kuat.
"Kami memiliki dasar yang telah digunakan di sebagian besar pertandingan dan yang akan membentuk tulang punggung tim," kata Menezes mengomentari kekuatan Brasil yang berada satu grup dengan Paraguay dan Ekuador di Copa America.
"Secara teoritis, Paraguay adalah yang terkuat dari tiga tim, tetapi itu tidak berarti tim lain tidak akan menimbulkan masalah," kata Menezes.
"Kita dapat mengatakan Argentina adalah favorit karena mereka bermain di kandang sendiri, sama seperti Brasil yang juga akan menjadi favorit untuk Piala Dunia 2014, teorinya seperti itu," pungkas Menezes.

Hasil Perolehan Medali Emas Indonesia (Sea Games 20 November 2011)

Inilah hasil akhir perolehan medali di Sea games 2011 yang ke 26. di dalam 24 cabang olah raga. akhirnya indonesia keluar sebagai juara umum. semoga ini tetap di pertahankan. selamat bagi para atlet-atlet indonesia yang dengan usaha kerasnya membanggakan negara Indonesia.
No Negara
Emas Perak Perunggu
1 Indonesia 182 151 143
2 Thailand 109 100 120
3 Vietnam 96 92 100
4 Malaysia 59 50 81
5 Singapore 42 45 73
6 Philipines 36 56 77
7 Myanmar 16 27 37
8 Laos PDR 9 12 36
9 Cambodia 4 11 24
10 Timor Leste 1 1 6
11 Brunei Darussalam 0 4 7















































































Setelah Beckham, Timnas Brasil AKan Didatang ke Indonesia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sukses mendatangkan La Galaxy dan Beckham, Mahaka Sport, selaku promotor membidik sesuatu yang lebih besar dengan rencana mendatangkan Timnas Brasil. Rencana itu diakuinya sedang dalam penjajakan.
"Brasil sudah kami jajaki, November 2012 nanti mereka ada waktu luang tapi kami belum ketemu harganya. Jika sudah ketemu harga maka masyarakat Indonesia akan kembali menyaksikan tontonan yang lebih menarik," kata kata Direktur Mahaka Sports, Hasani Abdulgani.
"Awalnya kami sempat tidak bisa tidur memikirkan keamanan. Tapi alhamdulillah semuanya berjalan dengan baik. Ini akan memperbaiki citra Indonesia di luar negeri dengan positif. Saya berterima kasih kepada semua pihak yang telah bekerjasama," kata Direktur Mahaka Sports, Hasani Abdulgani.
Soal Beckham yang memiliki niat kembali datang ke Indonesia, Hasani mengaku masih akan memikirkannya. "Ini poin yang positif. Beckham bisa nyaman di Indonesia sudah sangat bagus. Selanjutnya dia bisa memberi rekomendasi ke pemain besar lainnya untuk datang ke Indonesia," katanya.

Andik & Greg Diajak Trial di LA Galaxy

Ghiboo.com-Permainan yang memukau dari dua pemain Indonesia Selection Andik Vermansyah dan Greg Nwokolo memberikan kesan buat pelatih LA Galaxy Bruce Arena.

Mantan pelatih timnas Amerika Serikat tersebut mengaku permainan Andik dan Greg sangat merepotkan pemainnya dan menggangap permainan Indonesia Selection tidak ada kelemahan.

"Indonesia punya permainan yang sangat cepat dan beberapa pemain juga menampilkan permainan yang sangat baik. Pemain nomor 21 (Andik) dan 10 (Greg) sangat bagus. Sangat sulit untuk memenangkan pertandingan ini," ujarnya.

"Saya tidak melihat kekurangan di tim ini. Bek, pemain tengan, dan striker bermain dengan sangat bagus dan mereka juga bermain dengan cepat, itu yang membuat kami kesulitan," lanjutnya.

Bruce Arena juga mengungkapkan jika ia akan mempertimbangkan dua pemain tersebut (Andik dan Greg)untuk diajak untuk trial di LA Galaxy.

Dalam pertandingan semalam, tim Indonesia Selection harus mengaki keunggulan LA Galaxy dengan skot tipis 1-0 lewat gol yang dicetak Robbie Keane.

LA Galaxy Berniat Rekrut Andik Vermansyah?

Laporan wartawan Tribunnews.com, Iwan Taunuzi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelatih LA Galaxy tidak menampik jika pemain Indonesia kini menjadi salah satu kandidat untuk bisa memperkuat tim elit Amerika Serikat itu.
Dalam konferensi pers usai pertandingan melawan Indonesia Selection, tadi malam, Bruce Arena sempat mengeluarkan pernyataan menggembirakan.
Kemungkinan besar ia akan mencari pemain Indonesia, jika David Beckham tidak lagi memperkuat LA Galaxy. Artinya, Bruce Arena telah mempersiapkan pemain Indonesia untuk menggantikan Becks.
"If we lose Beckham, maybe we will see Indonesian player," katanya tadi malam. Pernyataan tersebut juga kembali ditayangkan di ESPN News pagi ini.
Sebelumnya, Bruce Arena memuji permainan pemain Indonesia Selection Andik Vermansyah dan Greg Nwokolo. Menurut dia, kedua pemain ini kerap merepotkan pemain belakang LA Galaxy dengan skill individunya.
"Banyak pemain bagus di tim Indonesia Selection. Pemain dengan nomor punggung 21 dan 10 sangat baik," ungkapnya.
Ia juga mengatakan, permainan Indonesia Selection sangat impresif. Anak asuh Rahmad Darmawan ini diakui sangat memberikan perlawanan yang tangguh.
"Ini bukan pertandingan mudah bagi kami melawan mereka," terangnya.
Bahkan ia memuji keseimbangan Indonesia Selection dalam bermain. Penyerangan yang baik dan tajam ditopang dengan koordinasi pertahanan yang solid. "Di lini tengah juga sangat seimbang," ungkap Bruce Arena.
Dengan pernyataan tersebut, apakah Andik ataupun Greg memiliki kans besar untuk bermain di Amerika Serikat, semoga!

Beckham Mengaku Inginkan Jersey Andik Vermansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dalam laga persahabatan antara Timnas Indonesia Selection dengan klub LA Galaxy, para pemain gabungan U-23 dengan senior berlangsung ketat. Saking ketatnya, Pertandingan yang dihelat di Gelora Bung Karno Rabu (30/11) malam tadi membuat beberapa pemain klub LA Galaxy sempat bermain keras.
Salah satu yang mendapatkan permainan keras adalah winger Timnas Indonesia Selection, Andik Vermansyah. Tak tanggung-tanggung, untuk menghentikan pemain berusia 20 tahun yang memiliki kecepatan ini, bintang LA Galaxy David Beckham sempat turun tangan.
Terkait pelanggaran kerasnya itu, Suami Victoria ini juga mengaku menyesal. Namun, mantan pemain Manchester United dan Real Madrid ini memuji perfoma Andik, yang saat ini bermain di Persebaya Surabaya.
"Saya memang menginginkan jersey dia, karena tampil bagus. Saya merasa tidak enak sudah men-tackling dia," aku Beckham, dalam keterangan persnya usai pertandingan.
Dalam pertandingan tersebut, LA Galaxy menang 1-0 atas Timnas Indonesia Selection. Kemenangan tersebut ditoerehkan bintang LA Galaxy lainnya, Robbie Keane pada menit ke-14 di babak pertama.

Kalahkan Merdov, Chris John Incar Unifikasi Gelar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Petinju Indonesia, Chris John, berhasil mempertahankan sabuk Super Champion kelas bulu WBA setelah menang angka mutlak menghadapi Stanyslav ‘Stas’ Merdov asal Ukraina di Stadion Challenge, Perth, Australia Barat, Rabu (30/11) malam WIB. Chris John sukses melanggengkan dominasinya di kelas bulu setelah dinyatakan menang angka 116-111, 116-111 dan 115-112.
“Seperti sudah saya perkirakan, pertarungan bakal ketat karena dia jangkauannya lebih panjang. Saya sudah lama tidak menghadapi petinju seperti dia. Tapi, saya sudah siap,” kata Chris John, ketika dihubungi wartawan dari Jakarta, Rabu (30/11).
Pukulan hook kanan Chris berhasil menjatuhkan Merdov pada ronde kedua. Merdov harus menunggu hingga hitungan kelima untuk bangkit. Kondisi Merdov yang masih limbung sempat membuat Chris John memiliki kesempatan untuk melancarkan pukulan ke arah wajah petinju Ukraina tersebut hingga ronde kedua berakhir.

Tapi, Merdov memanfaatkan postur tubuhnya yang lebih tinggi untuk melepaskan pukulan ke arah Chris John. Bahkan, pukulan petinju berusia 35 tahun ini sempat membuat pelipis mata kanan Chris mengucurkan darah pada ronde keenam.

“Setelah terjatuh, lawan tampil all-out dan nothing to lose. Ia hanya berusaha untuk membalikan kondisi karena terjatuh di ronde kedua,'' kata Chris John. ''Saya juga sudah berusaha sekuat tenaga, tapi justru pelipis saya kena.''
Chris John yang mendapatkan empat jahitan itu sempat melepaskan pukulan keras ke arah Merdov pada ronde sembilan. Pada akhir-akhir pertandingan, Merdov sempat berusaha melawan dengan melayangkan sejumlah pukulan. Tapi, juri tetap memberikan nilai tertinggi bagi Chris John.
Gelar Unifikasi Kemenangan atas Merdov ini memperpanjang rekor kemenangan Chris John menjadi 46 menang (22 KO) dan dua kali imbang. Selanjutnya, Chris John sudah siap kalau harus meladeni tantangan dari juara kelas bulu IBF, Billy Dib.

Chris mengatakan dirinya memang membidik juara unifikasi setelah berhasil mempertahankan gelar untuk ke-15 kalinya. “Saya senang kalau rencana itu dimatangkan. Billy Dib pernah jadi sparing partner saya beberapa tahun lalu,” kata dia.
Sementara, kejutan diberikan Anna Maria Megawati. Istri Chris John naik ke atas ring untuk menyanyikan Indonesia Raya. Chris John mengatakan penampilan istrinya ittu memberikan motivasi lebih untuk menjatuhkan Merdov.

Rabu, 26 Oktober 2011

Direktur Medis Jelaskan Penyebab Kematian Simoncelli

Sepang Tim Medis akhirnya melansir penyebab kematian Marco Simoncelli. Direktur medis Dr Michele Macchiagodena menyebut, Simoncelli tewas akibat cedera di bagian kepala, leher, dan dada.
Saya sangat sedih berada di sini untuk memberitahukan mengenai kematian Marco Simoncelli karena kecelakaan parah yang disebabkan oleh pembalap lain, ada trauma kepada kepala, leher dan dada, ujar Macchiagodena dalam konperensi pers di Sirkuit Sepang, Minggu (23/10/2011), yang juga dihadiri portalnewsSport.
Saat tim kami sampai, ia tak sadarkan diri. Saat ambulans datang, ia langsung diberikan CPR dan juga mendapatkan perawatan standar lainnya. CPR terus diberikan selama 45 menit karena bisa menolongnya. Sayangnya itu tidak bisa membantunya. Ia meninggal pukul 16.56 (waktu setempat, red), lanjutnya.
Konperensi pers itu berlangsung selama enam menit dan juga dihadiri oleh Javier Alonso (Dorna Events Managing Director), Franco Uncini (Safety Delegates), Claude Danis (Presiden Komisi Keselamatan), dan Paul Butler (Race Director).
Seperti diberitakan sebelumnya, kecelakaan tersebut terjadi ketika motor Simoncelli tergelincir miring ketika tengah menikung pada lap kedua.
Sial bagi Simoncelli, ia terjatuh di tengah lintasan. Imbasnya, ia dihantam Colin Edwards dan Valentino Rossi yang tengah melaju di belakangnya. Red flag pun dikibarkan dan balapan dihentikan.

DIPANGGIL DALAM HIDUP SEHARI-HARI


Pengantar.
Saya bersyukur kepada Tuhan, karena berkat bimbingan dan campur tangan-Nya, saya dapat melihat kembali perjalanan hidup panggilan ini dalam terang hidup sehari-hari. Saya juga bersyukur atas doa  Bunda Maria yang membantu saya dalam hari-hari  Dipanggil dalam hidup sehari-hari adalah judul refleksi saya kali ini. Judul ini, mau menggambarkan pergulatan panggilan yang saya alami selama ini. Pergulatan antara jatuh-bangun, kegagalan-keberhasilan, suka-duka, baik-buruk dan lain-lain sebagainya. Saya sadari bahwa Allah selalu menyapa saya lewat pristiwa-pristiwa sehari-hari. Pristiwa-pristiwa itu, tercermin dalam poin-poin yang saya refleksi di bawah ini.

1. Hidup rohani
Pasang surut perjalanan hidup rohani bukan hal baru bagi saya. Pengalaman pasang surut membawa saya pada sebuah kesadaran bahwa hidup yang sedang saya jalani bukanlah suatu perjalanan yang mulus dan aman. Bukan pula harga mati yang hanya bergerak lurus ke depan. Perjalanan hidup rohani saya bagaikan ombak yang selalu naik turun. Ada waktu di mana hidup rohani mengalami pengalaman puncak, tetapi juga mengalami kekeringan. Pengalaman puncak di mana saya mengalami persatuan yang mesra dengan Tuhan, hidup terasa punya arti dan dan penuh gairah. Dampaknya dalam seluruh tugas harian yang mana segalanya dijalankan dengan penuh rasa syukur dan bahagia. Ketika saya mengalami pengalaman puncak, rasanya saya tak ingin agar saya mengalami apa yang dinamakan desolasi. Akan tetapi, lambat laun dengan pengalaman puncak saya juga disadarkan akan pengalaman kekeringan dalam hidup rohani yang tak mungkin dielakkan.
Jikalau saya ingin kembali merujuk ke belakang perjalanan hidup rohani selama masa Novisiat dengan sekarang, saya dapat mengatakan bahwa hidup rohani sekarang sungguh-sungguh menantang. Banyak hal yang dituntut yang jikalau tidak disingkapi dengan serius dan penuh tanggung akan dapat menelantarkan atau membuat hidup rohani menjadi kering. Contohnya tuntutan tentang tugas-tugasku, kebersamaan dalam komunitas, kebersamaan di tempat tugas, maupun pergumulan-pergumulan pribadiku.  Berhadap dengan banyak tugas terkadang membuatku semakin sadar bahwa Tuhan memang sungguh luar biasa dalam hidupku. Doa menjadi sebuah jalan keluar bagi saya untuk boleh bercerita banyak atau menuangkan isi hatiku kepada Allah. Sebagai manusia, di tengah kesibukan tugas dan proses penyesuaian diri dalam banyak hal, sebersit pertanyaan terlontar dari dalam hati; mampukah saya menghadapi semuanya ini? Apakah saya mampu mempertahankan hidup panggilan ku yang telah ditanam selama ini? Dapatkah saya mengatur atau membagi waktu dengan baik dan teratur? Pertanyaan ini terus bergulat dalam hari-hari perjalanan hidup saya. Saya mencoba untuk menenumukan jawabannya dan menyingkapi dengan cara-cara baru, misalnya memanfaatkan waktu semaksimal mungkin.  Dalam keadaan seperti inilah, saya sadar bahwa tidak mungkin semuanya ini diselesaikan oleh saya sendiri. Kemampuan ratio saya tak mungkin menjawab misteri dibalik kenyataan yang sedang saya alami. Saya pun bangun dan mencoba menata kembali hidup ini. Jalan yang saya tempuh adalah dengan membuat suatu komitmen dalam diri saya serta kembali ke motivasi awalku. Saya membawa dan mempersembahkan segala persoalan ini dalam doa dan ternyata dalam doa saya menemukan dan mendapat kekuatan, terang, jalan dan arah bagi perjalanan saya ke depan. Di dalam doa, hati saya kembali disegarkan.
Saya menyadari bahwa perjumpaan yang nyata dengan Yesus terjadi dalam perayaan ekaristi di mana Ia hadir dalam rupa roti dan anggur lambang tubuh dan darah-Nya. Di sanalah saya dapat mengalami bagaimana cinta-Nya yang begitu besar terhadap saya. Dan pada saat yang sama Ia pun mengajak saya untuk mengambil bagian dalam seluruh hidup-Nya, “memikul salib-Nya dan mengikuti Aku.” Menjadi murid-Nya memang tidak gampang, membutuhkan ketabahan, kesetiaan, pengorbanan diri. Dalam pergulatan hidup yang saya hadapi, saya mau menyatukannya dengan seluruh Cinta-Nya. Selain santapan ekaristi, juga firman-Nya yang dapat saya renungkan dalam meditasi dan juga sabda yang dibacakan saat perayaan ekaristi memberikan arah yang jelas bagi hidup saya, bahwa hidup yang sedang saya hidupi ini bukan tanpa arah dan tujuan. Meskipun setiap hari terus bergulat dengan materi kuliah dan mencoba mengekplorasi segala kemampuan untuk memperoleh nilai yang baik, namun bukan itulah tujuan yang utama. Tujuan utama tidak lain tidak bukan adalah untuk mencapai suatu persekutuan yang mendalam dengan Dia yang memanggil saya. Seluruh usaha dan perjuangan ini hanya sebagai sarana yang memungkin saya mencapai nilai yang lebih tinggi dari apa yang saya alami sekarang ini.
Bagaimana dengan ofisi? Di dalam doa inilah saya boleh mengungkapkan isi hati, perasaan dan harapan dengan penuh kebebasan. Doa-doa yang ada, nyata mewakili apa yang sedang saya alami. Serentak pada saat yang sama, saya juga mewakili seluruh umat manusia memohon keselamatan orang-orang yang tidak mempunyai harapan hidup, ketidakberdayaan dan yang inkorelasi dengan Tuhan, bagi mereka yang diekskomunikasi dalam masyarakat serta menjadi perwakilan bagi mereka yang sedang bahagia, dan gembira. Singkat kata, bahwa seluruh bentuk doa dan kegiatan rohani lainnya mau mengarahkan dan menghantar saya pada suatu perjumpaan yang dalam dengan Dia.
Ketika saya mengalami pengalaman desolasi/kekeringan muncul perasaan kurang menyenangkan dalam bati dan sungguh menyakitkan. Namun dalam pengalaman seperti ini Tuhan tak berpaling muka dari saya. Tuhan selalu menyapa saya dengan cara yang sederhan dan ada di luar kemampuan akal budi saya. Misalnya dengan sharing kamisan saya sungguh merasakan kehadiran-Nya yang nyata dalam diri konfrater yang dengan setia mendengarkan sharing saya atau yang dengan hati terbuka mau menasehati saya. Perjumpaan seperti ini kelihatannya sangat sederhana dan kadang terkesan biasa-biasa saja dan kadang hanya mengikuti aturan, tetapi bagi saya inilah saat yang paling tepat untuk belajar mendengarkan telebih mendengarkan sapaan Tuhan dalam menghadapi situasi kekeringan atau pengalaman padan gurun hidup rohani.
Kekayaan hidup rohani St. Montfort menjadi sumbangan yang berharga bagi saya. Apa yang berharga? Tidak lain adalah pengalaman jatuh bangun antara karya dan doanya. St. Montfort lewat pengalamannya secara tidak langsung mengajak saya untuk mengatur waktu antara belajar dan doa. Di tengah kesibukannya ia masih sempat meluangkan waktu untuk berdoa. Lebih dari pada itu, dalam pengalaman jatuh bangun hidupnya, ingin agar saya sedapat mungkin untuk bertahan dalam segala kesulitan apapun. Inilah yang sungguh menyetuh hati saya dari pergulatan hidupnya.
Dalam kehidupan sehari-hari saya di komunitas ini, saya menyadari bahwa para formator telah memberikan keluasan/kebebasan kepada setiap pribadi. Di sini sungguh dituntut kedewasan dalam mengatur diri. Pada poin ini saya menyadari bahwa sebenarnya pemimpin/yang memimpin tidak lain adalah diri sendiri. Diri sendirilah yang mengatur segalanya dan formator hanyalah sebagai pendamping. Dalam konteks ini, saya lebih menyoroti soal waktu luang ketika tidak ada aturan untuk berdoa rosario bersama. Sebuah kebanggaan bagi saya ialah muncul kesadaran untuk tetap menjalankan doa rosario secara pribadi. Mengambil waktu sejenak di tengah kesenangan pribadi. Awalnya amat berat dilakukan. Namun, saya mencoba dan terus mencoba dan akirnya saya mampu membendung hasrat hati untuk mengikuti kehendak pribadi. Inilah buah dari wawancara dengan para pembimbing/formator.

II. pemahaman dan penghayatan atas spiritualitas Kongregasiku.
Jujur saja saya mengatakan bahwa spiritualitas dari kongregasiku "PERSAUDARAAN DAN BELAS KASIH" sangat kaya karena memiliki arti dan makna yang sangat luas. Di bawah ini akan saya sharingkan refleksiku mengenai spiritualitas dari kongregasiku.

a. Persaudaraan
Pada poin ini saya mencoba bertanya Apa yang dimaksud dengan Persaudaraan? Pertanyaan ini bukan bermaksud untuk diulas dengan panjang lebar. Akan tetapi, melalui pertanyaan ini saya mencoba untuk melihat bagaimana pergulatan hidup saya  dalam mewartakan Yesus sang kebijaksanaan dalam dan melalui "Persaudaraan". Hidup Bersaudara bagiku bukan segampang membalikkan telapak tangan. mengapa saya katakan demikian, Melihat dari kenyataan yang saya alami di komunitas maupun di luar Komunitas, merupakan sesuatu yang sangat sulit. Bersaudara berarti berani untuk keluar dari diri sendiri dan ikut serta merasakan apa yang dirasakan oleh sesama se-Komunitas. Apa yang dimaksud dengan keluar dari diri sendiri? berani untuk meninggalkan kebiasaan egois, rasa iri hati, rasa cemburu, rasa dendam rasa benci, dll.
Lalu sejenak ku bertanya, Apa yang harus ku perbuat untuk Kebersamaan? Berani untuk saling memaafkan, berani untuk mengerti dan memahami krakter sesama, rendah hati, mengalah dan kreatif serta inisiatif. Berani hidup bersaudara, berarti berani menerima keritikan, saran, teguran bahkan terkadang omelan. tapi bagi saya itu sangat berarti demi perkembangan panggilan saya dan kemandirian serta kedewasaan pribadi.

b. Belas Kasih
Pada poin ini, saya mencoba merenungkannya melalui teladan Bunda Maria. Mungkin ada yang bertanya apa hubungan Belas kasih dengan Bunda Maria?. Saya merenungkan itu berkaitan dengan teks kitab suci, Injil Yohanes 2:1-11. Dalam hal ini kehadiran sosok Maria, menjadi "penyelamat" tuan pesta. Sikapnya terhadap kehidupan sosial itulah yang membuat saya tertarik dengan sosok seprang Maria.  Dalam hidup berkomunitas sikap ber-sosial, merupakan ciri kepribdian saya dan tidak pernah terpisah dari diri saya. Saya mengartikulasikan sikap ini lewat tutur kata, sopan santun terhadap siapa pun. Contoh konkret banyak Saudara tingkat dalam komunitas ini yang jauh lebih tua dan sangat berpengalaman dari saya. Namun dalam pergaulan saya tidak memasang gensi, tidak gila hormat , tidak memasang wibawa, tidak menciptakan gap dalam pergaulan. Sebaliknya dengan penuh bels kasih,  saya bersedia untuk masuk dalam kedirian mereka, bersedia untuk dikritik, melayani dan memberikan diri sepenuhnya dalam kerja sama.
Belas kasih, penting bagi saya untuk menciptakan keharmonisan dalam hidup bersama, hidup berdampingan dalam suka-duka, hidup penuh persaudaraan, kekeluargaan dan kedamaian. Hal yang paling konkret adalah keterbukaan untuk memaafkan dan dimaafkan ketika ada masalah sehinggga tidak menciptakan permusuhan. Akan tetapi, saya menyadiri bahwa terkadang pula oleh sikap dan tutur kata, cara bertindak, berbicara saya dapat menyakiti hati konfrater. Hal ini tak dapat dielakan dalam kehidupan bersama. Dan bagi saya inilah keindahan dalan hidup bersama. Saya melihat hal ini bukan sebagai tantangan melainkan membuat hidup ini lebih hidup, dan bermakna.
Bela Kasih sangat menarik bahwa dalam hidup di komunitas ini ada sejumlah aturan yang sungguh memberikan arah dan petunjuk yang jelas bagi perjalanan ku sebagai frater. Aturan-aturan yang ada bagi saya bukan untuk mengekang kebebasan saya dalam mengekplorasi diri. Aturan yang ada sungguh membantu dalam mengarahkan diri saya. Saya menyadari bahwa berbelas kasih kepada para formator berarti saya berbelaskasih pada Allah yang berkarya lewat para formator dan sebagai bentuk keterlibatan dan peran aktif Allah dalam hidup saya. Dalam diri pemimpin dan segenap aturan yang ada, Allah hadir untuk menyapa, mengundang dan menuntun saya dalam menapaki panggilan ini.
Doa yang terus menerus; betapa besar peran doa dalam hidup saya. Saya menyadari bahwa segala kesuksesan dan pengalaman lainnya yang saya alami berkat campur tangan Allah dalam hidup saya. Saya menyadari akan keterbatasan, dan kekurangan yang ada dalam diri ini. Berkat kekuatan doa membuat saya kuat dalam mengahadapi segala tantangan, persoalan dan kesulitan. Namun dalam hal ini saya tidak pasif. Segenap kemampuan, saya satukan dengan doa. Dengan demikian, doa dan kamampuan ini bagaikan dua sayap burung yang memungkinkan saya boleh terbang ke mana saja Roh Kudus kehendaki dan membawa saya.

c. Komunitas;
Hidup berkomunitas amat kaya. Kaya karena masing-masing pribadi mempunyai kekayaan tersendiri dalam bentuk bakat dan talenta. Bakat dan talenta masing-masing pribadi memberikan warna tersendiri dan memperkaya dalam hidup bersama. Saya salut dengan kekayaan spritualitas kongregasiku. Persaudaraan amat ditekankannya. Persaudaraan yang mencerminkan persekutuan Allah Tritunggal. Bentuk persekutuan  Allah Tritunggal semacam inilah yang baru saya temukan dan rasakan. Inilah gambaran hidup komunitas yang saya alami dan menjiwai perjalanan hidup saya selama ini.
Saya menyadari bahwa banyak kekurangan dalam diri ini. Kekurangan ini hanya mungkin disempurnakan dan dilengkapi oleh sesama konfrater. Keterlibatan dan partisipasi para konfrater nyata dalam bentuk kritikan, saran dan nasehat. Semuanya ini diperoleh dalam hidup berkomunitas. Inilah yang merupakan kebanggaan terbesar bagi saya, yang mungkin tidak diperoleh dan dialami oleh teman-teman saya yang hidup di luar kemunitas. Selain itu, kehadiran para konfrater dalam hidup saya merupakan bentuk dukungan atas panggilan yang sedang saya jalani. Inilah sisi positif dalam hidup komunitas.
Hal yang tak dapat dipungkiri bahwa silang pendapat juga turut mewarnai hidup bersama di komunitas ini. Mengapa hal ini terjadi? Saya menyadari bahwa setiap orang memiliki karakter, watak dan tabiat tersendiri. Dan tentu sifat, watak saya jelas berbeda dengan teman-teman yang lain. Kelemahan yang saya sadari dan akui adalah bahwa terkadang saya menuntut agar orang lain berbuat sesuai dengan apa yang saya inginkan. Akan tetapi, justru yang lahir adalah konflik dalam diri saya dalam bentuk parasaan tidak aman dan tenang. Setelah melewati pengalaman seperti ini, saya disadarkan untuk pertama-tama menuntut diri berbuat baik kepada sesama. Yesus bersabda: jangan kamu perbuat kepada orang lain, apa yang kamu tidak ingin agar orang lain perbuat kepada kamu.
Hidup komunitas sebagai hidup bersama tidak cukup dengan ikatan kebersamaan. Saya menyadari hidup komunitas lebih dari sebuah ikatan kebersamaan. Hidup komunitas mau menunjukan kepada setiap orang siapa dia di hadapan Allah dan sesama.
Komunitas merupakan suatu disiplin. Sebagai suatu disipin di sana saya menciptakan ruang yang bebas dan kosong bagi anggota yang lain. Ruang yang bebas dan kosong adalah seluruh kedirian saya agar orang lain dengan bebas pula masuk dalam diri saya sehingga kekurangan yang ada dalam diri saya menjadi penuh berkat kehadiran teman. Ruang yang kosong dan bebas juga adalah ketulusan, keterbukan hati untuk siap menerima teman dalam hidup saya.
d. Kesiap-sediaan;
Bagi saya pembaktian diri yang diucapkan setiap hari terkandung suatu makna yang amat dalam. Makna yang bersyarat. Makna yang dasar. Suatu pengucapan yang menuntut sikap kesiap-sediaan. Kesiap-sediaan untuk memberikan diri secara total pada Allah, dibentuk dalam tangan Bunda Maria dan membiarkan diri dibimbing oleh roh kudus.
Ketika saya meninggalkan tempat kelahiran, orang tua, kenalan dan segala keinginan saya, pada saat yang sama saya disadarkan akan pentingnya sikap kesiap-sediaan. Dengan mempelajari hidup dan karya St. Montfort, saya memperoleh kekuatan St. Montfort selalu menginginkan misionaris-misionaris yang Liberos. Hal ini diteguhkan lagi saat saya teringat pesan Yesus yang berbunyi: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku(bdk Mat16:24).” Inilah yang menguatkan hati saya, membuat langkah saya semakin teguh dan kokoh dalam menapaki panggilan ini. Dengan hati yang bebas saya meninggalkan hal-hal di atas demi suatu tujuan yang mulia yakni persatuan dengan Allah. Yesus berkata: “Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal (Mat.19:29).
Saya tidak mungkin berada di tempat tinggal yang sekarang, seandainya saya masih terikat pada hal-hal di atas. Dan saya mampu meninggalkan semuanya itu oleh karena berkat campur tangan Allah. Jujur saja ketika saya meninggglkan hal-hal di atas memang agak berat. Namun bukan berarti saya datang ke tempat yang baru ini dengan terpaksa. Tidak, sama sekali tidak. Sebagai manusia saya mengakui bahwa ikatan batin dengan hal-hal seperti itu hampir pasti ada dalam diri. Saya sungguh mengalami ini. Namun, Di sinilah pertama kali saya merasakan arti terdalam sebuah sikap lepas bebas untuk secara penuh menyerahkan diri pada Allah sebagaimana yang terungkap dalam setiap pembaktian diri.
Dalam hidup di komunitas ini, sikap kesiap-sediaan diwujudkan dalam kerelaan untuk dengan sepenuh hati menerima tugas yang dibagikan oleh konfrater. Meskipun tugas itu tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, namun justru di sini saya dilatih, dibina dan dibentuk untuk menerimanya sebagai bentuk perutusan, sebagai suatu panggilan. Bagi saya bukan pekerjaan yang dilihat di sini, melainkan kesediaan hati untuk menerima pekerjaan itu. Kelihatannya sangat sederhana, tetapi justru dalam hal yang sederhan ini, sikap kesiap-sediaan mulai ditanam dalam diri ini. Kecenderungan manusiawi untuk menginginkan hal-hal yang baik, menyenangkan dan membahagiakan, pasti saja ada dalam diri. Akan tetapi, kecenderungan ini diolah dan diarahkan lewat hal-hal yang sederhana seperti di atas yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Di sinilah saya belajar untuk bersikap rendah hati, untuk tidak terikat pada apa yang menurut saya baik. Juga saat yang tepat untuk membina sikap yang selalu terbuka akan segala kemungkinan yang tidak menyenangkan sekalipun.

III. Kepribadian
Hidup bersama memang menuntut suatu sikap kejujuran terhadap banyak hal, misalnya kejujuran dalam menggunakan uang saku, meminta izin sesaui dengan tujuan, mengatakan tidak senang bila ada hal-hal yang tidak senang. Sikap-sikap seperti ini sungguh saya alami selama masa pembinaan. Saya merasa tidak nyama jikalau ada sikap dan tutur kata saya yang tidak berkenan pada sesama. Saya mudah cemas. Akibatnya, pikiran tidak tenang dalam doa dan kerja jikalau apa yang menurut saya baik ternyata bagi orang lain hal itu menyakitkan. Di sinilah mencul problem dalam diri saya karena saya selalu berpikir apa kata mereka, bagaimana perasaan meraka, sikap mereka dan bagaimana pandangan mereka terhadap diri saya. Yang saya pikirkan bukan takut diekskomunikasikan melainkan hati mereka yang terluka. Saya cenderung memikirkan pribadi orang yang saya sakiti ketimbang persoalan yang dialami. Maka bagi saya adalah penting untuk tidak memperpanjang masalah dan dengan jujur dan terbuka memaafkan dan dimaafkan serta mengembalikan situasi. Selaim itu, peka untuk membaca situasi batin teman.
Dalam hal penggunaan keuangan, bagi saya jumlah uang saku sudah cukup banyak. Ada suatu kebangggaan bagi saya di mana segala keperluan sehari-hari terpenuhi. Namun, sesuatu yang tak dapat disangkal bahwa ada banyak keinginan dalam hati ini untuk mendapat sesuatu yang indah dan serba baru. Akan tetapi, dengan uang saku yang ada, saya dilatih untuk mengekang segala keinginan itu, merem segala hasrat untuk memperoleh barang baru. Selain itu, membatu saya agar sedapat mungkin dapat memanage segala keperluan dari keterbatasan. Di sini pula saya diajar untuk menghayati hidup dalam kesederhanaan. Mencintai hidup apa adanya, mencintai apa yang telah ada sehingga hati sungguh diarahkan pada Tuhan dan sepenuhnya bergantung pada penyelenggaraan Allah. Dengan mencintai apa yang ada, saya mencoba untuk mengambil bagian dalam kemiskinan Yesus dan sauadara-saudara yang sungguh miskin.
Sejak Novisiat hingga memasuki masa Juniorat saya merasa yakin bahwa saya termasuk tipe IV. Ciri-ciri dari tipe IV hampir seluruhnya menggambarkan jati diri saya. Banyak hal di dalamnya yang menurut saya membantu menemukan siapakah saya. Dengan penuh keyakinan saya telah merefleksikan keseluruhan dinamika dari tipe ini. Namun, setelah saya merefleksis lebih dalam ternyata bukan ini tipe saya. Hal yang memperkuat refleksi saya ini ketika saya wawancara dengan formator dan mengatakan bahwa saya tipe VI. Keyakinan saya semakin kuat. Hal yang mencolok adalah kalau sebelumnya saya selalu melihat diri sebagai orang yang introfet, mudah cemas, mudah tersinggung, kaku dalam pergaulan dan lain-lain justru bertentangan dengan kenyataan yang saya alami dalam hidup sehari-hari. Contoh ketika saya menarik diri dalam pergaulan, membatasi diri, dan tidak mengambil secara penuh dalam kebahagian dan hidup teman, yang muncul adalah pertanyaan-pertanyaan yang bukan-bukan. Mempertanyaan akan kedirian saya. Mempertanyakan apa sebab yang mendasar. Kadang perasaan-perasaan seperti di atas lahir secara spontan dlam diri saya. Berbarengan dengan itu, lahir juga persoalan dalam diri saya. Batin tidak aman. Pikiran-pikiran yang buruk bersemburan dalam hati. Hidup terasa kering dan kaku serta tidak bergairah dalam kerja. Ini semua berawal dari pengalaman yang saya angkat di atas. Saya cenderung memikirkan apa yang sebenarnya tak perlu dipikirkan.
Dalam tipe VI saya yakin bahwa di sanalah saya dapat mengenal diri secara utuh. Gambaran diri baik positif maupun negatif semuanya terkandung di sini. Usaha saya kedepan adalah ingin mengasah secara dalam dan mantap poin-poin dalam tipe ini yang juga ada dalam diri saya. Saya menyadari bahwa masih belum cukup bagi saya untuk menemukan jati diri. Akan tetapi, suatu perkembangan yang membanggakan bagi saya akhir-akhir ini adalah kesesuaian antara kenyataan yang dialami dalam hidup sehari-hari dengan apa yang ada dalam diri saya. Hal ini justru dibantu ketika saya mereflkesikan tipe VI.
Selain itu, adanya keterbukaan untuk menerima kritikan dari teman-teman dan para formator. Bagi saya teman-teman dan para formator adalah orang tua yang terdekat yang setiap saat saya boleh mengalami bimbingan dan penyertaan. Di samping tanpa ragu dan segan saya meminta bantuan dan campur tangan mereka dalam tugas/dalam hal apapun. Maka bentuk kritikan atau nasehat bagi saat itu merupakan hal yang wajar, di mana dalam keluarga saya sendiri, juga pernah mengalami seperti itu. Kritikan bukan hal baru bagi saya. Saya selalu mengedapkan prinsip seperti ini, bahwa kritikan mereka bukan karena mereka benci, jengkel, marah, dan tidak senang dengan saya, melainkan karena mereka mencintai saya. Melihat saya sebagai anak oleh para formator, adik oleh kakak tingkat, kakak oleh adik tingkat, sebagai saudara kandung sendiri dan terlebih karena teman seperjalanan yang mempunyai tujuan sama dan pada jalan yang sama untuk memcapai persataun dengan Kristus lewat tangan Bunda Maria. Inilah yang sungguh meneguhkan saya dalam menapaki panggilan ini.
Dalam hal pengembangkan diri, potensi-potensi yang ada, saya sadar bahwa saya tidak mempunyai talenta yang betul-betul dapat memberikan sesuatu yang berarti dalam komunitas ini. Dengan kata lain, saya tidak mempunyai keahlian kusus/bakat yang sungguh saya miliki. Namun, itu bukan berarti bahwa saya tidak memberikan warna lain dalam kehidupan bersama. Kerjasama adalah bentuk partisipasi saya terhadap teman. Kendatipun tidak seberapa nilainya, namun itulah sumbangan saya dalam kehidupan bersama.
Keterbatasan dan kekurangan yang saya miliki, saya yakin ini semua diatur oleh Tuhan dan Tuhan yang maha adil telah mencurahkan rahmat-Nya sesuai dengan kemampuan masing masing pribadi. Bagi saya kekayaan adalah kekuranganku. Dalam kekurangan ini saya ingin mempersembahkan diri secara total ke dalam tangan Tuhan. Biarlah Dia sendiri yang bekerja dalam diri ini.
Bagaimana dengan kehidupan sehari-hari? Saya merasa banggga dengan teman yang mempunyai banyak bakat. Hati ini ingin agar paling kurang bisa mengerjakan yang jauh lebih buruk dari buruknya pekerjaan mereka. Ada kemauan untuk mengembangkan, tetapi seringkali terbentur dengan keterbatasan ini. Lalu apakah saya hanya pasif? Keterlibatan dalam kerjasama adalah sumbangan berarti menurut saya yang mungkin bagi orang lain itu tidak berarti sama sekali. Dalam tugas yang saya embankan, di sanalah saya mempersembahkan diri, dan mengekpresikan diri secara total. Sebuah persembahan dari kekurangan. Berhadapan dengan hal ini, saya tidak pernah merasa minder dengan teman-teman yang mempunyai banyak talenta. Malahan banyak hal yang dapat saya pelajari dari kepribadian mereka. Salah satunya adalah adanya dorongan untuk mengembangkan apa yang ada.

V. Penghayatan terhadap Kaul-Kaul Kebiaraan
a. Kaul Kemurnian.
Pilihan nilai religius sebagai suatu bentuk hidup mengugkapkan hidup ”hanya pada Allah”, suatu persembahan tanpa syarat kepadanya. Dalam penghayatan kaul kemurnian ini, hanya satu hal saja yang saya kehendaki yakni Kristus. Kaul kemurnian yang saya ikrarkan sebagai bentuk jawaban saya atas Cinta Allah. Dengan kata lain, hanya satu motivasi yakni ingin menjadi pengikut-Nya yang sejati.
Bagaimana dengan motivasi? Keinginan untuk menjadi Frater CMM adalah impian terdalam saya. Keinginan ini terungkap dalam kesetiaan terhadap janji kaul kemurnian yang saya ikrarkan. Menjaganya dengan hati yang bebas, tanpa dipaksa oleh orang lain. Contohnya dalam pergaulan dengan orang-orang di luar komunitas saya selalu menjaga status saya sebagai seorang biarawan, menjaga jarak dalam pergaulan dengan lawan jenis. Lewat kaul kemurnian ini saya ingin mempersembahkan dan membaktikan diri secara penuh kepada Tuhan. Hanya satu saja yang hendak saya capai yakni Kristus. Akan tetapi, saya sadari bahwa begitu banyak tawaran dunia yang menggiurkan. Tawaran-tawaran yang seakan-akan menuntut saya untuk mengikuti tren, perubahan zaman dan gaya zaman sekarang. Dalam menyingkapi terhadap tawaran-tawaran dunia ini, lantas saya bertanya dalam hati: apakah jalan hidup yang sedang saya jalani dan pilih ini bertentangan dengan realitas yang tengah terjadi dan berlangsung sekarang ini? Dan apakah saya dibilang ketinggalan zaman? Jawaban yang saya temukan adalah tidak. Sama sekali tidak bertentangan dengan zaman. Terhadap pertanyaan di atas saya berani mengatakan ini soal pilihan hidup. Pilihan hidup yang tidak ditentukan oleh perkembangan zaman/oleh orang lain. Pilihan hidup yang lahir dari suatu kesadaran pribadi dan kesadaran pribadi inilah yang mendorong sehingga saya berani mengikrarkan dan menghayati kaul-kaul kebiaraan terutama kaul kemurnian.
Saya terinspirasi dari ungkapan seorang kudus yang mengatakan: ”janganlah engkau mengharapkan untuk memiliki dunia, karena dunia bukan milikimu.” Kata-katanya ini sungguh menarik dan menyentuh hati saya. Di samping menarik dan menyentuh juga menantang. Menantang karena apakah saya mampu menghayati kaul kemurnian di tengah realita dan zaman ini? Sebagai manusia saya sadari dan akui bahwa ada juga keinginan dan hasrat untuk mengalami seperti yang dialami oleh orang-orang yang tidak menempuh jalan kusus seperti ini. Dunia saya ini seolah-olah berbeda dunia orang yang bukan biarawan. Namun, di balik ungkapan ini, tersirat suatu makna yang mendalam, menguatkan dan meneguhkan bagi saya yakni tawaran-tawaran dunia menjadi tidak berarti apa-apa sekalipun baik dan indah, ketika saya hanya memiliki Yesus dalam hidup dan hidup bersatu dengan-Nya.
b. Kaul Kemiskinan.
Seluruh hidup Yesus selalu menggambarkan dinamika hidup religius. Hidup Yesus telah menunujukan kemiskinan Bapa-Nya. Ia hadir dalam diri seorang perawan yang sederhana, di dalam kemiskinan material, keterbatasan fasilitas, dalam kensunyian, kesendirian, keterpencilan. Ini semua mau mengungkapkan nilai-nilai kemiskinan. Ia meninggalkan rasa aman untuk memperkaya yang miskin tanpa minta balasan. Keopda para rasul Ia mengajarkan kesederhanaan (Luk. 9:57-58), jangan kwatir akan hidup kita ( Mat.6: 25-34). Penyerahan diri-Nya sampai wafat di kayu salib adalah puncak kemiskinan yang Ia nyatakan kepada orang lemah, miskin dan tak berdaya.
Bagaimana dengan saya? Bagi saya kemiskinan bukan berarti tidak memiliki barang melainkan suatu sikap yang tumbuh dari suatu relasi antara saya dan Tuhan. Relasi yang mempersatukan kemiskinan harta rohani saya dengan kelimpahan harta surgawi-Nya. Hal ini saya sadari di mana Tuhan telah mengambil inisiatif untuk mengasihiku lewat pemberian diri-Nya yang nyata dalam diri Yesus Kristus putera-Nya. Tuntutan di sini bagi saya adalah sikap penyerahan dan pemberian diri sepenunhya untuk dibimbing dan dikasihi-Nya. Ini sungguh saya hayati dalam pembaktian diri yang diucapkan setiap hari. Lewat pembaktian diri ini saya ingin mepersembahkan kemiskinan saya untuk mencapai kepenuhan di dalam Dia, karena hanya dalam Dia-lah sumber dari segala kepenuhan. Dalam penyerahan diri lewat tangan Bunda Maria saya mengenal arti kemiskinan sebagai makluk di hadapan Tuhan sekaligus mengenal kekayaan yang dimiliki Kristus dalam diri Maria.
Kemiskinan bagi saya adalah pembebasan. Pembebasan diri dari ketergantungan yang berlebihan akan makanan, pakaian, tempat tinggal, teman dan sahabat. Sehingga kaul kemiskinan yang saya hayati selama ini adalah suatu bentuk kesaksian dan tanda akan nilai yang dalam dan lebih tinggi yakni Yesus Kristus. Lewat injil saya belajar untuk memandang Allah sebagai yang tertinggi, kebaikan yang mutlak, yang maha kuasa yang dapat memenuhi kebutuhan saya setiap hari dan pada masa yang akan datang. St. Montfort juga mengajarkan bahwa barang-barang lain yang berharga menjadi relatif, simbolis dan sebagai pelengkap/sarana untuk sampai pada Allah. Maka dengan penuh keyakinan bahwa penyerahan diri pada Allah akan memperoleh buah-buah roh seperti pengampunan, rahmat, pengetahuan, kebijaksaan, kebajikan. Inilah harta sejati masih terus kucapai.
Kemiskinan bukan hanya soal materi, melainkan kemiskinan untuk menghampakan diri pada Allah semata. Seperti halnya Yesus, Dalam hidup-Nya ia tidak hanya mengajarkan orang untuk hidup dari penyelanggaraan Allah, tetapi juga Ia sungguh menjadi miskin dan bahkan menjadi miskin di antara yang miskin. Hidup dan diri-Nya telah menunjukan kemiskinan.
Bagaimana dengan penghayatan saya selama ini? Saya kadang bertanya dalam hati, apakah masih cocok penghayatan kemiskinan di tengah segalanya telah tersedia oleh Kongregasi? Segala fasilitas terjamin, makan-minum, tempat tinggal nyaman. Pertanyaan ini lahir manakala mata saya terbuka dengan melihat realitas, di mana banyak orang yang sungguh-sungguh miskin, mendapat sesuap nasi saja setengah mati, tempat tinggal yang sangat menyedihkan. Berhadapan dengan kenyataan ini, adalah suatu tantangan besar bagi saya dalam menghayati kemiskinan. Saya membawa pengalaman ini ke dalam diri saya.) Lalu apa bentuk partisipasi saya? Mendoakan bagi orang miskin, mungkin itulah yang dapat saya persembahkan bagi mereka. Dalam kaitan dengan segala fasilitas yang ada, saya disadarkan bahwa itu semua tidak menjadikan diri ini sombong, dan meninabobohkan diri. Dengan merawat, memelihara, menjaga segala apa yang ada tanapa harus menuntut untuk mendatangkan yang baru adalah bentuk solidaritas saya dengan orang miskin.
Bagi saya kemiskinan adalah sebuah sikap batin artinya saya ingin mepersembahkan sepenuhnya diri ini dalam penyelenggaran Allah. Menguburkan kecenderungan untuk terikat pada barang dan memberikan diri cuma-cuma pada Tuhan karena Ia telah memberikan kepada saya dengan cuma-cuma. Bentuk konkret lain penghayatan kemiskinan yang saya alami yakni dengan menshyaring kekayaan apa yang dimiliki. Dengan ”mensyaringkan kekayaan” saya diperkaya oleh yang lain. Misalnya ketika teman mengalami kesulitan dan membutuhkan bantuan dengan hati terbuka mengulurkan tangan untuk membantu. Dalam kemiskinan saya dipanggil untuk memberi, membagi, berkomunikasi dan bersolidaritas dengan sesama konfrater. Selain itu, dengan menerima keadaan speda apa adanya tanpa harus menuntut untuk mendapatkan yang baru. Inilah nilai-nilai kemiskinan yang saya hayati.
c. Kaul Ketaatan.
“tidaklah sukar mentaati, apabila apa yang diperintahkan itu dicintai”. Sepenggal kalimat ini telah menjadi dasar penghayatan ketaatan saya selama ini. Saya salut dengan para formator yang dengan setia mendampingi, mangarah, dan membimbing saya. Dari sikap mereka tercermin sikap ketaatan, ketaatan pada pimpinan dan lebih daripada itu yakni ketaatan kepada Tuhan yang telah mempercayai mereka sebagai perpanjangan tangan-Nya. Dalam kaul ketaatan ini saya menghayatinya sebagai sautu tanda yang dalamnya menekankan besarnya hubungan keluhuran sang pencipta dengan saya sebagai ciptaan-Nya. Hubungan keluhuran ini secara nyata saya alami dalam relasi dengan sesama konfrater. Relasi dengan sesama konfrater adalah suatu relasi yang dibangun di atas dasar yang sama yakni Yesus Kristus sendiri. Dan di atas dasar ini saya sebagai seorang religus memperlihatkan kepada dunia dan menolong dunia untuk secara mendalam membangun relasi dengan Tuhan.
Ketaatan bagi saya adalah mendengarkan. Mendengarkan teman saat berbicara, dan ketika menyampaikan pendapat. Mendengarkan pimpinan. Dalam hidup sehari-hari saya mengakui bahwa Kristus hadir dalam diri pemimpin. Allah bekerja melalui mereka. Allah hadir menyapa saya lewat teguran, nasehat, bimbingan mereka. Allah terlibat secara penuh dalam panggilan saya yang nyata lewat pengabdian yang total para formator. Dukungan teman-teman seperjalanan juga menunjukan betapa Allah mencintai dan bersahabat dengan saya. Dalam menghadapi kesulitan, peroalan dan sakit, teman seperjalananlah yang pertama saya boleh mensyharingkannya dan dari mereka pulalah pertama saya mendapat peneguhan, dan kekuatan.
Dalam komunitas ini ada sejumlah aturan yang sudah menjdai kesepakatan bersama. Karena sudah menjadi kesepakatan bersama maka yang dituntut dari saya adalah kesetiaan dan kepatuhan. Penghayatan kaul ketaatan saya dalam kontek aturan yang ada yakni aturan bukan untuk mengekang kebebasan saya melainkan agar saya semakin mendekatkan diri dengan Dia yang memanggil. Aturan yang ada mampu mengarahkan saya pada ketaatan yang total pada Tuhan. Taat pada aturan hanyalah pengejawantahan dari apa yang pernah saya ikrarkan dalam kaul ketaatan. Aturan yang ada semuanya bermaksud baik yakni agar saya tidak bertindak menurut kesenangan dan kehendak sendiri. Dengan demikian bagi saya seluruh proses pelaksanaan aturan menjadi tanda kehadiran Allah yang berwujud dalam waktu.
Ketaatan tidak terlepas juga dari kontek hidup bersama. Saya menyadari bahwa sebagi makluk sosial saya membutuhkan orang lain. Sebagai makluk sosial saya membutuhkan perhatian, sahabat, keterlibatan orang lain dalam hidup saya. Saya baru mempunyai arti ketika saya ada bersama “aku yang lain”. Diri ini tidak mempunyai arti apa-apa manakala selalu membentengi diri, tertutup, dan menarik diri dari hidup bersama. Aku yang lain adalah cerminan/gambaran diriku. Mengapa? Karena saya menyadari dan mengakui bahwa saya tak mampu menyingkapi seluruh realitas baik kekurangan maupun kelebihan dalam diri saya. Saya sungguh mengetahui kekurangan ketika apa yang tidak saya miliki, dimiliki oleh orang lain dan saya bisa mengetahui kelebihan dalam diri ini ketika apa yang saya miliki mungkin tidak dimiliki oleh orang lain. Saya sadari bahwa perkembangan pribadi ini banyak ditentukan dari luar diri saya. Dalam kaitan dengan ketaatan bahwa ketaatan dimaksud bukan saja menerima orang lain, tetapi ketaatan untuk membatasi diri supaya dapat memenuhi dan menuruti kodrat hidup bersama. Hal ini saya alami dan sadari dengan adanya sikap kepekaan untuk melihat dan menjawabi tuntutan hidup bersama, merelakan kepentingan diri sendiri dan minat pribadi demi tercapaianya kebaikan hidup bersama.

Demikian sedikit refleksi pengalaman panggilanku sebagai seorang Frater CMM.