Mungkin harus aku kata padamu bahwa aku mencintaimu …!!
Bahwa aku menyayangimu ….!!!
Kau lebih dari segala yang ada dalam hayal dan mimpiku …!!!
Lebih indah dari sekedar mimpi yang akan hilang saat kita tersadar …
wahai gadis perawan …!!
Harusnya kaupun tahu bahwa rasa ini telah membelenggu…
Gejolak ini hampir membuat aku terjatuh dari hayalku…
Dan harusnya kau tahu bahwa aku tersiksa oleh rasa ini ….
Terlebih aku tersiksa dengan ketidak mampuanku menjaga rasa ini ..
Harusnya aku sadar bahwa cinta ini hanya untukmu ..
Hanya dirimu semata …
Dan memang kejujuran hati harus berkata bahwa aku cinta padamu …
Aku sayang kamu …
Namun ada yang lebih dari itu ….!!!
Cinta ini telah tertahan oleh hukum kehidupan
Terpenjara oleh kebiasaan dan budaya yang begitu menghujat cintaku…
Sayang …!!!
Kamu harus tahu bahwa aku mencintaimu …
walaupun mereka tak mau mendengar dan acuh ..
walapun bumi begitu muram padaku …
Aku cinta padamu …!!!
Biarlah rasa ini tetap mengalir seiring waktu menentukan
seiring hari akan mengubah jalan takdir
Dan seiring cinta kita akan semakin kuat atau bahkan merapuh
Rabu, 10 Juli 2013
PERANAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Kajian
psikologi pendidikan telah melahirkan berbagai teori yang mendasari
sistem pembelajaran. Kita mengenal adanya sejumlah teori dalam
pembelajaran, seperti : teori classical conditioning, connectionism,
operant conditioning, gestalt, teori daya, teori kognitiff dan
teori-teori pembelajaran lainnya. Terlepas dari kontroversi yang
menyertai kelemahan dari masing masing teori tersebut, pada kenyataannya
teori-teori tersebut telah memberikan sumbangan yang signifikan dalam
proses pembelajaran. Di samping itu, kajian psikologi pendidikan telah
melahirkan pula sejumlah prinsip-prinsip yang melandasi kegiatan
pembelajaran Nasution (Daeng Sudirwo,2002) mengetengahkan tiga belas
prinsip dalam belajar, yakni :
1. Agar seorang benar-benar belajar, ia harus mempunyai suatu tujuan
2. Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang lain.
3. Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesulitan dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya.
4. Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya.
5. Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula hasil sambilan.
6. Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan.
7. Seseorang belajar sebagai keseluruhan, tidak hanya aspek intelektual namun termasuk pula aspek emosional, sosial, etis dan sebagainya.
8. Seseorang memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain.
9. Untuk belajar diperlukan insight. Apa yang dipelajari harus benar-benar dipahami. Belajar bukan sekedar menghafal fakta lepas secara verbalistis.
10. Disamping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seseorang sering mengejar tujuan-tujuan lain.
11. Belajar lebih berhasil, apabila usaha itu memberi sukses yang menyenangkan.
12. Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pemahaman.
13. Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar.
1. Agar seorang benar-benar belajar, ia harus mempunyai suatu tujuan
2. Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang lain.
3. Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesulitan dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya.
4. Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya.
5. Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula hasil sambilan.
6. Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan.
7. Seseorang belajar sebagai keseluruhan, tidak hanya aspek intelektual namun termasuk pula aspek emosional, sosial, etis dan sebagainya.
8. Seseorang memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain.
9. Untuk belajar diperlukan insight. Apa yang dipelajari harus benar-benar dipahami. Belajar bukan sekedar menghafal fakta lepas secara verbalistis.
10. Disamping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seseorang sering mengejar tujuan-tujuan lain.
11. Belajar lebih berhasil, apabila usaha itu memberi sukses yang menyenangkan.
12. Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pemahaman.
13. Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar.
PENGANTAR STATISTIK DASAR
Apakah metode statistika ?
Metode statistika adalah
metode-metode/prosedur-prosedur untuk pengumpulan, penyajian , analisis,
dan kesimpulan dari data. Metode statistika terbagi dua yaitu :
1.Statistika deskriptif yaitu berkaitan dengan kegiatan pencatatan dan peringkasan hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian-kejadian atau karakteristik-karakteristik manusia, tempat dan sebagainya, secara kuantitatif
1.Statistika deskriptif yaitu berkaitan dengan kegiatan pencatatan dan peringkasan hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian-kejadian atau karakteristik-karakteristik manusia, tempat dan sebagainya, secara kuantitatif
2.Statistika inferensial yaitu metode-metode untuk menganalisis
sampel dari populasi sehingga dapat ditarik kesimpulan tentang populasi
dari sampel tersebut.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek psikologis yang menjadi perhatian.
Populasi bisa populasi yang terhingga (contohnya : jumlah mahasiswa UNPAD) dan populasi tak terhingga (contohnya : jumlah mahasiswa UNPAD dari dulu hingga sekarang dan nantinya).
Sampel adalah himpunan bagian dari populasi.
Populasi adalah keseluruhan objek psikologis yang menjadi perhatian.
Populasi bisa populasi yang terhingga (contohnya : jumlah mahasiswa UNPAD) dan populasi tak terhingga (contohnya : jumlah mahasiswa UNPAD dari dulu hingga sekarang dan nantinya).
Sampel adalah himpunan bagian dari populasi.
Parameter dan Statistik
Parameter adalah sembarang nilai yang menjelaskan ciri populasi
Statistik adalah sembarang nilai yang menjelaskan ciri dari sampel
Himpunan data adalah kumpulan dari fakta yang dikumpulkan untuk maksudtertentu.
Data diskrit : data yang diperoleh dari proses hitungan
Data kontinu : data yang diperoleh dari proses pengukuran
Karakteristik dari himpunan data adalah :
Anggota : sekumpulan data terdiri dari sekumpulan dari anggota-anggota untuk masing-masing anggota informasi tentang satu atau lebih karakteristik yang diinginkan.
Variabel : sebuah karakteristik yang dapat diperoleh dari berbagai kemungkinan hasil yang berbeda-beda.
Variabel kuantitatif : variabel yang hasilnya berupa angka
Variabel kualitatif : variabel yang hasilnya hanya atribut.
Parameter adalah sembarang nilai yang menjelaskan ciri populasi
Statistik adalah sembarang nilai yang menjelaskan ciri dari sampel
Himpunan data adalah kumpulan dari fakta yang dikumpulkan untuk maksudtertentu.
Data diskrit : data yang diperoleh dari proses hitungan
Data kontinu : data yang diperoleh dari proses pengukuran
Karakteristik dari himpunan data adalah :
Anggota : sekumpulan data terdiri dari sekumpulan dari anggota-anggota untuk masing-masing anggota informasi tentang satu atau lebih karakteristik yang diinginkan.
Variabel : sebuah karakteristik yang dapat diperoleh dari berbagai kemungkinan hasil yang berbeda-beda.
Variabel kuantitatif : variabel yang hasilnya berupa angka
Variabel kualitatif : variabel yang hasilnya hanya atribut.
Pengamatan (observasi) : informasi tentang sebuah variabel tunggal untuk sebuah anggota dari sekumpulan data
Statistika parametrik adalah prosedur yang pengujian yang dilakukan berlandaskan distribusi. Salah satu karakteristiknya penggunaan prosedur ini melibatkan asumsi-asumsi tertentu. Contoh dari statistik parametrik adalah analisis regresi, analisis korelasi, analisis varians.
Statistika parametrik adalah prosedur yang pengujian yang dilakukan berlandaskan distribusi. Salah satu karakteristiknya penggunaan prosedur ini melibatkan asumsi-asumsi tertentu. Contoh dari statistik parametrik adalah analisis regresi, analisis korelasi, analisis varians.
Statistika non parametrik adalah prosedur dimana kita tidak
melibatkan parameter serta tidak terlibatnya distribusi. Contoh : uji
keacakan, uji kecocokan (goodness of fit),dll.
Kelebihan statistika non parametrik
•Asumsi yang digunakan dalam jumlah yang minimum maka kemungkina penggunaan secara salah juga kecil.
•Untuk beberapa prosedur perhitungan dapat dilakukan dengan mudah secara manual.
•Konsep-konsep dari prosedur ini menggunakan dasar matematika dan statistika yang mudah dipahami.
•Prosedur ini dapat digunakan pada skala ordinal maupun nominal.
•Asumsi yang digunakan dalam jumlah yang minimum maka kemungkina penggunaan secara salah juga kecil.
•Untuk beberapa prosedur perhitungan dapat dilakukan dengan mudah secara manual.
•Konsep-konsep dari prosedur ini menggunakan dasar matematika dan statistika yang mudah dipahami.
•Prosedur ini dapat digunakan pada skala ordinal maupun nominal.
Kelemahan dari prosedur statistika non parametrik
•Jika suatu kasus yang dapat dianalisis dengan statistika parametrik, kemudian digunakan analisis statistika non parametrik akan menyebabkan pemborosan informasi.
•Meskipun prosedur penghitungannya sederhana, perhitungannya kadang-kadang membutuhkan banyak tenaga dan menjemukan.
•Jika suatu kasus yang dapat dianalisis dengan statistika parametrik, kemudian digunakan analisis statistika non parametrik akan menyebabkan pemborosan informasi.
•Meskipun prosedur penghitungannya sederhana, perhitungannya kadang-kadang membutuhkan banyak tenaga dan menjemukan.
Kapan prosedur non parametrik digunakan ?
•Bila hipotesis yang harus diuji tidak melibatkan suatu parameter populasi.
•Bila skala pengukuran yang disyaratkan dalam statistika parametrik tidak terpenuhi misalnya skala ordinal dan nominal.
•Bila hipotesis yang harus diuji tidak melibatkan suatu parameter populasi.
•Bila skala pengukuran yang disyaratkan dalam statistika parametrik tidak terpenuhi misalnya skala ordinal dan nominal.
Data dibedakan menurut skala yang digunakan pada saat melakukan
pengukuran. Dengan pengukuran dimaksudkan sebagai upaya memberikan angka
numerik terhadap obyek menurut aturan-aturan tertentu. Aturan yang
berbeda akan menghasilkan skala yang berlainan sehingga akan memberikan
jenis pengukuran yang berbeda. Terdapat empat macam skala pengukuran
yang ada yaitu:
SKALA NOMINAL
Skala nominal merupakan skala pengukuran yang paling rendah tingkatannya di antara ke empat skala pengukuran yang lain. Seperti namanya, skala ini membedakan satu obyek dengan obyek lainnya berdasarkan lambang yang diberikan. Oleh karena itu data dalam skala nominal dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, dan kepada kategori tersebut dapat diberikan lambang yang sesuai atau sembarang bilangan. Bilangan yang diberikan tidak mempunyai arti angka numerik artinya kepada angka-angka tersebut tidak dapat dilakukan operasi aritmetika, tidak boleh menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, dan membagi. Bilangan yang diberikan hanyalah berfungsi sebagai lambang yang dimaksudkan hanya untuk membedakan antara data yang satu dengan data yang lainnya. Contoh : Data mengenai barang-barang yang dihasilkan oleh sebuah mesin dapat digolongkan dalam kategori cacat atau tidak cacat. Barang yang cacat bisa diberi angka 0 dan yang tidak cacat diberi angka 1. Data 1 tidaklah berarti mempunyai arti lebih besar dari 0. Data satu hanyalah menyatakan lambang untuk barang yang tidak cacat.
Kesimpulan : Bilangan dalam Skala Nominal berfungsi hanya sebagai lambang untuk membedakan, terhadap bilangan-bilangan tersebut tidak berlaku hukum aritmetika, tidak boleh menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, maupun membagi.
Hubungan yang membatasi adalah hubungan sama dengan dan tidak sama dengan ( dan ).
Statistik yang sesuai dengan data berskala Nominal adalah Statistik Nonparametrik. Contoh perhitungan statistik yang cocok adalah Modus, Frekuensi dan Koefisien Kontingensi.
Skala nominal merupakan skala pengukuran yang paling rendah tingkatannya di antara ke empat skala pengukuran yang lain. Seperti namanya, skala ini membedakan satu obyek dengan obyek lainnya berdasarkan lambang yang diberikan. Oleh karena itu data dalam skala nominal dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, dan kepada kategori tersebut dapat diberikan lambang yang sesuai atau sembarang bilangan. Bilangan yang diberikan tidak mempunyai arti angka numerik artinya kepada angka-angka tersebut tidak dapat dilakukan operasi aritmetika, tidak boleh menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, dan membagi. Bilangan yang diberikan hanyalah berfungsi sebagai lambang yang dimaksudkan hanya untuk membedakan antara data yang satu dengan data yang lainnya. Contoh : Data mengenai barang-barang yang dihasilkan oleh sebuah mesin dapat digolongkan dalam kategori cacat atau tidak cacat. Barang yang cacat bisa diberi angka 0 dan yang tidak cacat diberi angka 1. Data 1 tidaklah berarti mempunyai arti lebih besar dari 0. Data satu hanyalah menyatakan lambang untuk barang yang tidak cacat.
Kesimpulan : Bilangan dalam Skala Nominal berfungsi hanya sebagai lambang untuk membedakan, terhadap bilangan-bilangan tersebut tidak berlaku hukum aritmetika, tidak boleh menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, maupun membagi.
Hubungan yang membatasi adalah hubungan sama dengan dan tidak sama dengan ( dan ).
Statistik yang sesuai dengan data berskala Nominal adalah Statistik Nonparametrik. Contoh perhitungan statistik yang cocok adalah Modus, Frekuensi dan Koefisien Kontingensi.
SKALA ORDINAL
Skala pengukuran berikutnya adalah skala pengukuran ordinal. Skala pengukuran ordinal mempunyai tingkat yang lebih tinggi dari skala pengukuran nominal. Dalam skala ini, terdapat sifat skala nominal, yaitu membedakan data dalam berbagai kelompok menurut lambang, ditambah dengan sifat lain yaitu, bahwa satu kelompok yang terbentuk mempunyai pengertian lebih (lebih tinggi, lebih besar,…) dari kelompok lainnya. Oleh karena itu, dengan skala ordinal data atau obyek memungkinkan untuk diurutkan atau dirangking.
Contoh : Sistem kepangkatan dalam dunia militer adalah satu contoh dari data berskala ordinal Pangkat dapat diurutkan atau dirangking dari Prajurit sampai Sersan berdasarkan jasa, dan lamanya pengabdian. Jika peneliti merangking data lamanya pengabdian maka peneliti dapat memberikan nilai 1, 2, 3, … , 4 dst masing-masing terhadap seseorang anggota ABRI yang berpangkat Prajurit, Kopral, Sersan, dst. Berbeda dengan skala nominal, angka yang diberikan terhadap obyek tidak semata-mata berlaku sebagai lambang tetapi juga memperlihatkan urutan atau rangking.
Kesimpulan: Pada tingkat pengukuran ordinal, bilangan yang didapat berfungsi sebagai :
1.lambang untuk membedakan
2.untuk mengurutkan peringkat berdasarkan kualitas yang telah ditentukan (> atau < ).
Pada tingkat pengukuran ordinal kita bisa mengatakan lebih baik/lebih buruk, lebih besar/lebih kecil, tetapi tidak bisa menentukan berapa kali lebih besarnya/lebih buruknya.
Statistik yang sesuai dengan data berskala Ordinal adalah Statistik Nonparametrik. Contoh perhitungan statistik yang cocok adalah Median, Persentil, Korelasi Spearman (rs ), Korelasi Thau-Kendall dan Korelasi Thau-Kendall (W).
Skala pengukuran berikutnya adalah skala pengukuran ordinal. Skala pengukuran ordinal mempunyai tingkat yang lebih tinggi dari skala pengukuran nominal. Dalam skala ini, terdapat sifat skala nominal, yaitu membedakan data dalam berbagai kelompok menurut lambang, ditambah dengan sifat lain yaitu, bahwa satu kelompok yang terbentuk mempunyai pengertian lebih (lebih tinggi, lebih besar,…) dari kelompok lainnya. Oleh karena itu, dengan skala ordinal data atau obyek memungkinkan untuk diurutkan atau dirangking.
Contoh : Sistem kepangkatan dalam dunia militer adalah satu contoh dari data berskala ordinal Pangkat dapat diurutkan atau dirangking dari Prajurit sampai Sersan berdasarkan jasa, dan lamanya pengabdian. Jika peneliti merangking data lamanya pengabdian maka peneliti dapat memberikan nilai 1, 2, 3, … , 4 dst masing-masing terhadap seseorang anggota ABRI yang berpangkat Prajurit, Kopral, Sersan, dst. Berbeda dengan skala nominal, angka yang diberikan terhadap obyek tidak semata-mata berlaku sebagai lambang tetapi juga memperlihatkan urutan atau rangking.
Kesimpulan: Pada tingkat pengukuran ordinal, bilangan yang didapat berfungsi sebagai :
1.lambang untuk membedakan
2.untuk mengurutkan peringkat berdasarkan kualitas yang telah ditentukan (> atau < ).
Pada tingkat pengukuran ordinal kita bisa mengatakan lebih baik/lebih buruk, lebih besar/lebih kecil, tetapi tidak bisa menentukan berapa kali lebih besarnya/lebih buruknya.
Statistik yang sesuai dengan data berskala Ordinal adalah Statistik Nonparametrik. Contoh perhitungan statistik yang cocok adalah Median, Persentil, Korelasi Spearman (rs ), Korelasi Thau-Kendall dan Korelasi Thau-Kendall (W).
SKALA INTERVAL
Skala pengukuran Interval adalah skala yang mempunyai semua sifat yang dipunyai oleh skala pengukuran nominal, dan ordinal ditambah dengan satu sifat tambahan. Dalam skala interval, selain data dapat dibedakan antara yang satu dengan yang lainnya dan dapat dirangking, perbedaan (jarak/interval) antara data yang satu dengan data yang lainnya dapat diukur. Contoh : Data tentang suhu empat buah benda A, B, C , dan D yaitu masing-masing 20. 30, 60, dan 70 derajat Celcius, maka data tersebut adalah data dengan skala pengukuran interval karena selain dapat dirangking, peneliti juga akan tahu secara pasti perbedaan antara satu data dengan data lainnya. Perbedaan data suhu benda pertama dengan benda kedua misalnya, dapat dihitung sebesar 10 derajat, dst. Namun dalam skala interval, tidak mungkin kita melakukan perbandingan antara satu data dengan data yang lainnya. Kita tidak dapat mengatakan bahwa suhu 60 derajat Celcius dari benda C dan 30 derajat Celcius untuk suhu benda B berarti bahwa benda C 2x lebih panas dari benda B. Hal ini tidak mungkin karena skala interval tidak mempunyai titik nol yang mutlak. Titik nol yang tidak mutlak berarti : benda dengan suhu nol derajat Celcius bukan berarti bahwa benda tersebut tidak mempunyai panas. Kesimpulan : Bilangan pada skala interval fungsinya ada tiga yaitu :
1.Sebagai lambang untuk membedakan,
2.Untuk mengurutkan peringkat, misal, makin besar bilangannya, peringkat makin tinggi ( > atau <),
3.Bisa memperlihatkan jarak/perbedaan antara data obyek yang satu dengan data obyek yang lainnya.
Titik nol bukan merupakan titik mutlak, tetapi titik yang ditentukan berdasarkan perjanjian.
Statistik yang sesuai dengan data berskala Interval adalah Statistik Nonparametrik dan Statistik Parametrik. Contoh perhitungan statistik yang cocok adalah Rata-rata, Simpangan Baku, dan Korelasi Pearson.
Skala pengukuran Interval adalah skala yang mempunyai semua sifat yang dipunyai oleh skala pengukuran nominal, dan ordinal ditambah dengan satu sifat tambahan. Dalam skala interval, selain data dapat dibedakan antara yang satu dengan yang lainnya dan dapat dirangking, perbedaan (jarak/interval) antara data yang satu dengan data yang lainnya dapat diukur. Contoh : Data tentang suhu empat buah benda A, B, C , dan D yaitu masing-masing 20. 30, 60, dan 70 derajat Celcius, maka data tersebut adalah data dengan skala pengukuran interval karena selain dapat dirangking, peneliti juga akan tahu secara pasti perbedaan antara satu data dengan data lainnya. Perbedaan data suhu benda pertama dengan benda kedua misalnya, dapat dihitung sebesar 10 derajat, dst. Namun dalam skala interval, tidak mungkin kita melakukan perbandingan antara satu data dengan data yang lainnya. Kita tidak dapat mengatakan bahwa suhu 60 derajat Celcius dari benda C dan 30 derajat Celcius untuk suhu benda B berarti bahwa benda C 2x lebih panas dari benda B. Hal ini tidak mungkin karena skala interval tidak mempunyai titik nol yang mutlak. Titik nol yang tidak mutlak berarti : benda dengan suhu nol derajat Celcius bukan berarti bahwa benda tersebut tidak mempunyai panas. Kesimpulan : Bilangan pada skala interval fungsinya ada tiga yaitu :
1.Sebagai lambang untuk membedakan,
2.Untuk mengurutkan peringkat, misal, makin besar bilangannya, peringkat makin tinggi ( > atau <),
3.Bisa memperlihatkan jarak/perbedaan antara data obyek yang satu dengan data obyek yang lainnya.
Titik nol bukan merupakan titik mutlak, tetapi titik yang ditentukan berdasarkan perjanjian.
Statistik yang sesuai dengan data berskala Interval adalah Statistik Nonparametrik dan Statistik Parametrik. Contoh perhitungan statistik yang cocok adalah Rata-rata, Simpangan Baku, dan Korelasi Pearson.
SKALA RASIO
Skala rasio merupakan skala yang paling tinggi peringkatnya. Semua sifat yang ada dalam skala terdahulu dipunyai oleh skala rasio. Sebagai tambahan, dalam skala ini, rasio (perbandingan) antar satu data dengan data yang lainnya mempunyai makna. Contoh : Data mengenai berat adalah data yang berskala rasio. Dengan skala ini kita dapat mengatakan bahwa data berat badan 80 kg adalah 10 kg lebih berat dari yang 70 kg, tetapi juga dapat mengatakan bahwa data 80 kg adalah 2x lebih berat dari data 40 kg. Berbeda dengan interval, skala rasio mempunyai titik nol yang mutlak. Kesimpulan : Bilangan pada skala Rasio fungsinya ada tiga yaitu :
1.Sebagai lambang untuk membedakan
2.Untuk mengurutkan peringkat, misal, makin besar bilangannya, peringkat makin tinggi (> atau < ),
3.Bisa memperlihatkan jarak/perbedaan antara data obyek yang satu dengan data obyek yang lainnya.
4.Rasio (perbandingan) antar satu data dengan data yang lainnya dapat diketahui dan mempunyai arti. Titik nol merupakan titik mutlak.
Statistik yang sesuai dengan data berskala Rasio adalah Statistik Nonparametrik dan Statistik Parametrik. Contoh perhitungan statistik yang cocok adalah Rata-rata kur, Koefisien Variasi dan statistik-statistik lain yang menuntut diketahuinya titik nol mutlak.
Skala rasio merupakan skala yang paling tinggi peringkatnya. Semua sifat yang ada dalam skala terdahulu dipunyai oleh skala rasio. Sebagai tambahan, dalam skala ini, rasio (perbandingan) antar satu data dengan data yang lainnya mempunyai makna. Contoh : Data mengenai berat adalah data yang berskala rasio. Dengan skala ini kita dapat mengatakan bahwa data berat badan 80 kg adalah 10 kg lebih berat dari yang 70 kg, tetapi juga dapat mengatakan bahwa data 80 kg adalah 2x lebih berat dari data 40 kg. Berbeda dengan interval, skala rasio mempunyai titik nol yang mutlak. Kesimpulan : Bilangan pada skala Rasio fungsinya ada tiga yaitu :
1.Sebagai lambang untuk membedakan
2.Untuk mengurutkan peringkat, misal, makin besar bilangannya, peringkat makin tinggi (> atau < ),
3.Bisa memperlihatkan jarak/perbedaan antara data obyek yang satu dengan data obyek yang lainnya.
4.Rasio (perbandingan) antar satu data dengan data yang lainnya dapat diketahui dan mempunyai arti. Titik nol merupakan titik mutlak.
Statistik yang sesuai dengan data berskala Rasio adalah Statistik Nonparametrik dan Statistik Parametrik. Contoh perhitungan statistik yang cocok adalah Rata-rata kur, Koefisien Variasi dan statistik-statistik lain yang menuntut diketahuinya titik nol mutlak.
MENJADI PEMIMPIN YANG BAIK
Apakah anda bercita-cita menjadi seorang pemimpin? Saya yakin bahwa
ada sebagian orang diantara para pembaca yang akan menjawab “ya”, dan
sebagian lagi yang akan menjawab “tidak” untuk pertanyaan tersebut.
Namun tahukah anda bahwa sebenarnya kita semua adalah seorang pemimpin?
Ya, pemimpin tidak hanya mereka yang berkuasa memegang jabatan penting
seperti presiden, gubernur, direktur, dan sebagainya. Kita semua
sebenarnya telah dibebani tanggung jawab kepemimpinan karena telah
menjadi seorang pemimpin, setidaknya bagi diri kita sendiri. Untuk itu,
kita semua perlu mempelajari cara menjadi pemimpin yang baik. Jika kita
saat ini hanya memimpin diri kita sendiri, apakah kita tetap perlu
mempelajari bagaimana untuk menjadi pemimpin yang baik? Kalau kita
menginginkan keberhasilan di dalam hidup kita, maka jawabannya tidak
lain dan tidak bukan adalah “iya”. Apakah berbeda antara cara menjadi
seorang pemimpin dengan cara menjadi pemimpin yang baik? Menjadi seorang
pemimpin, berarti kita menjalankan tanggung jawab kita memimpin apa
yang kita pimpin, namun untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, itu
saja tidak cukup. Pemimpin yang baik harus mampu menjalankan tanggung
jawabnya dengan cara-cara yang baik dan harus mampu mengatasi segala
macam masalah yang dihadapi sehingga tujuan dari kepemimpinannya
benar-benar tercapai. Itulah yang membedakannya. Lalu, bagaimanakah cara
menjadi pemimpin yang baik?
Pedoman Kepemimpinan yang Baik
Setidaknya, ada dua pedoman dasar yang bisa kita ingat dan terapkan
dalam kegiatan sehari-hari agar kita bisa menjadi seorang pemimpin yang
baik untuk apapun yang kita pimpin. Yang pertama yaitu ketahanan mental.
Sebagai seorang pemimpin yang baik, kita harus memiliki ketahanan
mental yang bagus. Ini akan sangat berguna ketika kepemimpinan kita
sedang diterpa hantaman cobaan, sehingga kita tidak akan mudah putus
asa. Kemudian yang kedua yaitu membuang jauh keragu-raguan. Seorang
pemimpin yang baik harus mampu membuat keputusan yang tegas dan baik
bagi apa yang dipimpinnya. Untuk itu, dia harus tahu betul batas-batas
antara nilai kebaikan dan yang buruk sehingga dia tidak lagi ragu-ragu
untuk “iya” pada keputusan yang baik dan “tidak” pada keputusan yang
buruk bagi apa yang dipimpinnya.
Sifat-Sifat Pemimpin yang Baik
Jika kita ingin menjadi seorang pemimpin yang baik, maka ada beberapa
sifat yang harus kita tanamkan dan miliki pada diri kita. Yang pertama
adalah sifat berani. Jika anda ingin baik dalam memimpin, maka anda
harus memiliki keberanian. Keberanian yang dimaksud yaitu berani
memegang teguh pendirian yang didasarkan pada nilai-nilai kebikan.
Kemudian yang berikutnya adalah sifat bijaksana. Jika anda bijaksana,
maka anda bisa menghindari terjadinya konflik di tubuh apa yang anda
pimpin. Lalu sifat yang berikutnya yang harus dimiliki adalah sifat
pengasih. Jika kita memiliki sifat pengasih, maka kita akan dicintai
oleh siapapun yang kita pimpin sehingga kebijakan kebijakan kita akan
mendapatkan dukungan penuh
SEJARAH SMA FRATER DON BOSCO BANJARMASIN
SEKILAS TENTANG :
SMA FRATER "DON BOSCO" BANJARMASIN
A. Sejarah SMA Frater Don Bosco Banjarmasin
1. SMA Katolik Banjarmasin.
Sejarah SMA Katolik Banjarmasin ini akan dibagi dalam tiga periode yaitu :
1. Periode tahun 1959-1977 dengan nama SMAK di bawah naungan Yayasan Siswarta. Akta Yayasan tanggal 26 Agustus 1958 nomor 34. Yayasan Siswarta Perwakilan Banjarmasin(1962).
2. Periode tahun 1977-2005 dengan nama SMU Siswarta. Keuskupan sebagai Yayasan Pusat.
3. Periode tahun 2005 sampai sekarang dengan nama SMA Frater Don Bosco. Pengelola “Yayasan Don Bosco” berpusat di Yogyakarta, dan Banjarmasin sebagai perwakilan Yayasan.
SMAK PERIODE 1
1959-1977
PENDAHULUAN
Rencana untuk mendirikan SMAK sudah dimulai pada tahun 1955. Pada tanggal 14 Juli 1956 adalah rapat pertama untuk merencanakan berdirinya SMAK di Banjarmasin. Pada tanggal 5 Februari 1957 Sekjen Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Bapak Hutasoit, berkunjung ke Banjarmasin. Pada kesempatan itulah Br. Mauritius, MTB, dan Bpk. Tan Tjie Kong menghadap beliau untuk membicarakan perencanaan mendirikan :”SMA Katolik di Banjarmasin”. Maka pada tanggal 27 Juni 1959 dimulailah pembangunan gedung SMAK di Jalan Samudera yang sekarang ini bernama “Sasana Sehati” letaknya di bagian belakang Gereja Katedral.
Pada tanggal 18 Agustus 1959 SMAK resmi didirikan di bawah naungan Yayasan Pengelola bernama “Yayasan Siswarta”.
SMAK TAHAP AWAL
Pada waktu SMAK didirikan, baru dimulai dengan satu kelas yang terdiri dari 32 siswa dengan jurusan IPS atau bagian C menurut Kurikulum 1975 atau Program A3 untuk Kurikulum 1984. Di gedung SMA Negeri yang terletak di komplek Pelajar Mulawarman siswa SMAK menumpang belajar pada sore hari.
Pada saat Ujian NEgeri semua siswa lulus. Kepala Sekolah pada waktu itu adalah Br. Mauritsius, MTB dengan 11 Guru tidak tetap.
Pada tanggal 17 November 1960 gedung SMAK yang terletak di Jalan Pangeran Samudera diresmikan. Alamat : Jln. Pangeran Samudera No. 36 A Telp. 4725
GEDUNG BARU
Tanggal 4 Mei 1976 SMAK menempati gedung baru yang dibangun oleh Br. Longinus, MSF terletak di Jl. Rantauan Keliling (RK) Ilir nomor 481, nomor telpon 8632.
Pada peresmian gedung baru tersebut hadir pula Kakanwil Depdikbud Kalimantan Selatan Bapak Broto Mulyono, Kabid Dikmenum, Bpk. H. Ismail BA beserta staf, dan Gubernur Kalimantan Selatan Bpk. H. Subardjo.
PERUBAHAN STATUS
Pada tanggal 1 September 1961 SMAK berubah status dari “Terdaftar” menjadi “Berpiagam”. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1966 menjadi SMAK Swasta “Berbantuan”, dan pada tanggal 10 Maret 1984 berubah menjadi SMAK “Diakui” dengan demikian SMAK sekarang ini sudah bias melaksanakan Ujian sendiri. Pada tahun 1977 berubah lagi statusnya dari “Diakui” menjadi “Disamakan”.
Pada 09-10-1973 terjadi musibah kebakaran, 2 sekolah dan 6 rumah guru terbakar demikian juga dengan semua arsip SD & SMP.
PROYEK PEMERINTAH
Pada tahun Ajaran 1984/1985 ada Proyek dariDepartemenPendidikan dan KEbudayaan PRopinsi Kalimantan Selatan tentang “PENINGKATAN SMA KALIMANTA SELATAN”. Panitia Pelelangan Terbatas Proyek Peningkatan SMA Kalimantan Selatan Tahun 1984/1985 dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kantor Wilayah Propinsi Kalimantan Selatan mengumumkan Order secara terbuka kepada Perusahaan atau Pemborong untuk menawarkan diri mengikuti penawaran pelelangan. Dari sekian banyak Perusahaan atau Pemborong yang menyatakan diri untuk mengikuti pelelangan setelah diteliti oleh Panitia, maka CV yang memenangkan Order adalah :”CV. SEBUKUT”, Jln. A.E.S. Nasution No. 3 Banjarmasin.
PEMBANGUNAN DIMULAI
Setelah oleh Panitia mengumumkan bahwa pemenang Tender adalah dari CV. SEBUKUT, maka pada tanggal 19 Maret 1985 PT tersebut melayangkan surat Penawaran kepada Panitia Lelang Proyek Peningkatan SMA Kalimatan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan yaitu “PEMBANGUNAN DUA RUANG KELAS” SMA Katolik Banjarmasin dengan segala Anggaran Biaya Pembangunan. Dengan demikian mulailah pembangunan tambahan dua buah ruangkelas SMA Katolik Banjarmasin. Dengan demikian mulailah pembangunan tambahan dua buah ruangan kelas SMA Katolik Banjarmasin.
Selanjutnya pada tanggal 5 Desember 1985 bertempat di Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Kalimantan Selatan telah diadakan “Berita Acara Serah Terima” barang-barang Inventaris yang berasal dari Proyek Peningkatan SMA Kalimantan Selatan kepada Kepala SMA Katolik Banjarmasin Sr. Laurentia Kartini, SPM sebagai pihak II. Barang-Inventaris yang diterima adalah berupa dua ruang kelas seluas 144 M2, pelaksana CV. Sekubut dengan biaya Rp. 21.289.000,- Pada tanggal 21 Januari 1986 Panitia menyerahkan kepada SMA K Berita Acara Serah Terima dari Aparatur Rutin (Kanwil) ke Pemakai/Pengelola yaitu “Surat Perjanjian Pemborongan beserta gambar bangunan”.
Dengan demikian SMA Katolik Siswarta telah ketambahan dua buah ruang belajar dari proyek Pemerintah.
SMAK SISWARTA PERIODE 2
1977-2005
Setelah kurang lebih 46 tahun berkarya, akhirnya Kongregasi ini harus berpisah dengan Keuskupan Banjarmasin. Perpisahan ini meninggalkan suatu perasaan duka yang mendalam bagimasyarakat khususnya umat Katolik Keuskupan Banjarmasin, karena Kongregasi ini sungguh sangat berjasa di bidang pendidikan. Pada tahun 1974 Superior Jendral Kongregasi Bruder MTB telah memberitahukan kepada Mgr. Demarteau, MSF bahwa tidak lama lagi para Bruder MTB akan ditarik dari Keuskupan Banjarmasin karena tenaga mereka sangat dibutuhkan di Kalimantan Barat. Oleh sebab itu, Br. Antonissen Yulianus, MTB yang telah memimpin SMAK selama kurang lebih 15 tahun menyerahkan kepemimpinannya sebagai Kepala Sekolah kepada wakilnya yaitu Bapak Drs. F.X. Santoso. Sehubungan dengan kepindahan Kongregasi Bruder MTB dari Keuskupan Banjarmasin, maka SMAK yang telah bertahun-tahun dipimpin oleh Misionaris dari Negeri Belanda kini kepemimpinannya beralih ke tangan orang Indonesia.
REUNI 1988
Pada tanggal 10 Juli 1988,tujuh tahun setelah SMAK dipimpin oleh Orang Indonesia, suatu Reuni tamatan SMAK diselenggarakan. Pada waktu itu Kepala Sekolah adalah Sr. Laurentia, SPM yang mulai memimpin sekolah ini mulai tahun 1985. Dalam Sambutan Mantan Kepala Sekolah SMAK Bpk. Drs. F.X. Santoso, menyebutkan bahwa Reuni ini adalah reuni yang ke VI. Jadi semenjak SMAK ini berdiri pada tahun 1959, sudah lima kali diadakan reuni. Reuni yang dilakasanakan secara periodic ini adalah sebagai tanda rasa syukur kepada Tuhan atas rahmat yang dilimpahkan-Nya kepada Alumnus SMAK di bawah naungan Yayasan Siswarta, yang dating dari mana-mana sekedar melepas rindu,mengenang masa lalu sambil bernostalgia ketika masih belajar di SMAK. Reuni sekaligus mengenang akan alamater yang sadar bahwa mereka adalah putera-puteri kandung SMAK. Tujuan mengadakan Reuni adalah menghimpun suatu gerak yang positif dalam pengembangan Alma Maternya.
Bruder Antonissen Yulianus, MTB yang menjadi Kepala SMAK sejak tahun 1962 s/d 1977 mungkin sengaja diundang oleh Panitia dating jauh-jauh dari Negeri Kincir Angin, Belanda begitu nama Negerinya, hadir bersama para mantan murid sekedar member penghormatan sedalam-dalamnya atas jasa-jasanya selama di Indonesia khususnya memimpin SMAK Banjarmasin. Dalam sambutannya yang beliau tulis pada bulan Juli di Negeri Belanda, beliau mengatakan:” Dengan segala senang hati dan rasa haru serta kebahagiaan yang sangat mendalam kami penuhi undangan Panitia Reuni yang diselenggarakan di Banjarmasin-Indonesia tercinta tempat kami membaktikan diri sebagai Pendidik maupun Kepala Sekolah yang puluhan tahun lamanya.
Melalui kesempatan yang sangat indah ini, kami ucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada segenap Panitia dan Para Penasehatnya, tidak lupa kami salut pula kepada pemrakarsa Reuni ini yang walaupun jauh di seberang, toh kami tidak dilupakan, bahkan surat-surat dari Surat Kabar Kompas dan Banjarmasin Post, masih selalu kami terima dari Alumnus di Indonesia.
Kepada dewan Guru dari berbagai angkatan sudah sepantasnya kami ucapkan terima kasih atas keterlibatannya dalam Reuni saat ini. Pesan kami kepada Alumnus dan Panitia : Teruskan dan kembangkan Isi dan Jiwa serta Semangat reuni ini demi kejayaan SMAK kita. Selamat berjumpa dalam rindu dan bahagia…. Selamat bernostalgia”.
PERMINTAAN TENAGA KEPALA SEKOLAH
Pada tanggal 12 Maret 1992 Bpk. Uskup FX. Prajasuto, MSF mengirim surat kepada pimpinan Suster-suster Santa Maria di Pekalongan untuk meminta tenaga Kepala SMAK Banjarmasin. Kepala SMA pada waktu itu adalah Bpk. Drs. FX. Santoso. Bpk. Drs. FX. Santoso telah memimpin SMAK menggantikan Br. Antonissen Yulianus, sejak tahun 1997 s/d 1985. Itu berarti bahwa Bpk. Drs. FX. Santoso telah diangakat kembali untuk memimpin sekolah untuk yang kedua kalinya tahun 1991 s/d 1995. Sebagai Uskup, beliau sangat memperhatikan pendidikan di Keuskupannya. Maka jauh-jauh sebelum itu sudah mempersiapkan orang-orang yang dapat memimpin SMA. Kongregasilah yang menjadi prioritas utama. Sayang sekali bahwa pada waktu itu Kongregasi SND juga belum siap untuk memberikan tenaga bagi perkembangan pendidikan di Keuskupan Banjarmasin karena dari pihak kongregasi pun masih terbatas orang-orang yang mampu untuk menjadi Kepala Sekolah. Maka pimpinan Suster-suster SND pada tanggal 20 Maret 1992 membalas surat bapak Bapak Uskup dengan permohonan maaf karena sekarang ini belum dapat mengirim suster untuk memenuhi permintaan bakap uskup. Dengan demikian Bpk. Drs. F.X. Santoso, tetap memimpin SMAK. Baru setelah melewati kurun waktu 9 tahun kemudian barulah pimpinan memenuhi janjinya dengan mengirim Sr. M. Bernadette, SND, S.Pd. untuk menjadi Kepala SMAK Banjarmasin.
Sr. Bernadette, SND S.Pd. memimpin SMAK dari tahun 2001 s/d 2004. Selanjutnya beliau diganti oleh Bpk. Martambuan Baji, S.Pd. yang memimpin SMAK dari 2004 sampai 2005 karena pada tahun 2004 Bapak Uskup Prajasuta, MSF meminta Frater CMM untuk berkarya di Keuskupan Banjarmasin khususnya mengenai SMA dan Asrama. Maka pada tanggal 20 Maret 2004 Bpk. Martambuan Baji, S.Pd. digantikan oleh Fr. Yos Bille, CMM menjadi Kepala SMAK yang ke 11 (2004 s/d 2009). Selanjutnya terhitung tanggal 28 Agustus 2009 jabatan Kepala SMA diserahkan kepada Fr. Theodorus Hera Demon, CMM S.Pd.
KENANGAN INDAH DI HARI TUA
Selanjutnya, pada detik-detik terakhir ketika Yayasan Siswarta akan beranjak ke peraduannya dan pergi untuk selamanya, para siswa-siswi Tahun Ajaran 2004-2005, SMAK Siswarta masih membuat kenangan indah disaat-saat mereka akan berpisah. Mereka menciptakan satu buku kenangan yang tak akan pernah terlupakan dimana mereka mengenang saat-saat indah “Persahabatan” di SMAK, dengan menerbitkan satu buku kenangan : “The Blooms Memories”.
ERA DON BOSCO
SMA PERIODE 3
TAHUN AJARAN 2005 SAMPAI SEKARANG
SMA Frater Don Bosco Banjarmasin yang beralamatkan Jl. Rantauan Darat no. 24 ini pada awalnya bernama SMA Katolik Siswarta. Pada tanggal 27 Maret 2004 Mgr. Fransiskus Xaverius Prajasuta, MSF uskup Keuskupan Banjarmasin mengirim surat kepada Provinsial Frater CMM (Fr. Lukas Mandagi) yang isinya mengundang Frater CMM untuk membaktikan dirinya di Keuskupan Banjarmasin. Karya pokok yang ditawarkan adalah mengelola bidang Pendidikan khususnya menangani SMUK dan menangani asrama yang telah lama sangat didambakan umat.
Permintaan Bapak Uskup ditanggapi secara positif oleh Dewan Umum dan Dewan Provinsi CMM Indonesia. Sebagai tanggapan atas permohonan tersebut Dewan Pimpinan Provinsi dan DPU mulai menjajaki kemungkinan bagi Frater CMM untuk mulai berkarya di Keuskupan Banjarmasin.
Tanggal 1 Juli 2004 merupakan tanggal resmi Frater CMM mulai berkarya di Keuskupan Banjarmasin. Sedangkan perubahan nama dari SMAK Siswarta menjadi SMA Frater Don Bosco terjadi setelah secara resmi diserahkan pengelolanya kepada Yayasan Don Bosco, dengan ditandatanganinya “Berita Acara Serah Terima” dari Yayasan Siswarta ke Yayasan Don Bosco pada tanggal 28 Juni 2005.
PENGGABUNGAN ANTAR DUA YAYASAN
Bertempat di “Wisma Ventimiglia”, Jl. Gatot Subroto No. 10 Banjarmasin, berlangsunglah acara penggabungan dua Yayasan yaituYayasan Siswarta dan Yayasan Don Bosco. Pada saat itu Gaby Siantori,, SH Notaris di Banjarmasin, membacakan “Akta Penggabungan Yayasan Siswarta dan Yayasan Don Bosco nomor 72.” Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan “Berita Acara Serah Terima dari Yayasan Siswarta, ke Yayasan Don Bosco. Ketua Yayasan Siswarta Pastor Aloysius Darmakusuma, MSF sebagai ketua dan Fr. Lukas Mandagi, CMM yang waktu itu jabatannya sebagai Provinsial Frater CMM sekaligus ketua Yayasan Don Bosco Pusat menandatangani berita acara tersebut beserta saksi-saksinya.
Dalam Akta yang ditandatangani pada hari Selasa, tanggal 28 Juni 2005 disebutkan dalam pasal 4 tentang “Peralihan Harta Kekayaan” yang mana dalam nomor 4.1. tertulis : “Dalam rangka penggabungan YAYASAN SISWARTA digabungkan ke dalam YAYASAN DON BOSCO, maka semua harta kekayaan YAYASAN SISWARTA dialihkan atau dengan kata lain dipindahkan kepada dan diambilalih oleh YAYASAN DON BOSCO”.
Sejak saat itulah baru secara resmi Yayasan Don Bosco sebagai pengelola, setelah dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Frater CMM sudah berkarya di Keuskupan Banjarmasin.
1. Periode tahun 1959-1977 dengan nama SMAK di bawah naungan Yayasan Siswarta. Akta Yayasan tanggal 26 Agustus 1958 nomor 34. Yayasan Siswarta Perwakilan Banjarmasin(1962).
2. Periode tahun 1977-2005 dengan nama SMU Siswarta. Keuskupan sebagai Yayasan Pusat.
3. Periode tahun 2005 sampai sekarang dengan nama SMA Frater Don Bosco. Pengelola “Yayasan Don Bosco” berpusat di Yogyakarta, dan Banjarmasin sebagai perwakilan Yayasan.
SMAK PERIODE 1
1959-1977
PENDAHULUAN
Rencana untuk mendirikan SMAK sudah dimulai pada tahun 1955. Pada tanggal 14 Juli 1956 adalah rapat pertama untuk merencanakan berdirinya SMAK di Banjarmasin. Pada tanggal 5 Februari 1957 Sekjen Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Bapak Hutasoit, berkunjung ke Banjarmasin. Pada kesempatan itulah Br. Mauritius, MTB, dan Bpk. Tan Tjie Kong menghadap beliau untuk membicarakan perencanaan mendirikan :”SMA Katolik di Banjarmasin”. Maka pada tanggal 27 Juni 1959 dimulailah pembangunan gedung SMAK di Jalan Samudera yang sekarang ini bernama “Sasana Sehati” letaknya di bagian belakang Gereja Katedral.
Pada tanggal 18 Agustus 1959 SMAK resmi didirikan di bawah naungan Yayasan Pengelola bernama “Yayasan Siswarta”.
SMAK TAHAP AWAL
Pada waktu SMAK didirikan, baru dimulai dengan satu kelas yang terdiri dari 32 siswa dengan jurusan IPS atau bagian C menurut Kurikulum 1975 atau Program A3 untuk Kurikulum 1984. Di gedung SMA Negeri yang terletak di komplek Pelajar Mulawarman siswa SMAK menumpang belajar pada sore hari.
Pada saat Ujian NEgeri semua siswa lulus. Kepala Sekolah pada waktu itu adalah Br. Mauritsius, MTB dengan 11 Guru tidak tetap.
Pada tanggal 17 November 1960 gedung SMAK yang terletak di Jalan Pangeran Samudera diresmikan. Alamat : Jln. Pangeran Samudera No. 36 A Telp. 4725
GEDUNG BARU
Tanggal 4 Mei 1976 SMAK menempati gedung baru yang dibangun oleh Br. Longinus, MSF terletak di Jl. Rantauan Keliling (RK) Ilir nomor 481, nomor telpon 8632.
Pada peresmian gedung baru tersebut hadir pula Kakanwil Depdikbud Kalimantan Selatan Bapak Broto Mulyono, Kabid Dikmenum, Bpk. H. Ismail BA beserta staf, dan Gubernur Kalimantan Selatan Bpk. H. Subardjo.
PERUBAHAN STATUS
Pada tanggal 1 September 1961 SMAK berubah status dari “Terdaftar” menjadi “Berpiagam”. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1966 menjadi SMAK Swasta “Berbantuan”, dan pada tanggal 10 Maret 1984 berubah menjadi SMAK “Diakui” dengan demikian SMAK sekarang ini sudah bias melaksanakan Ujian sendiri. Pada tahun 1977 berubah lagi statusnya dari “Diakui” menjadi “Disamakan”.
Pada 09-10-1973 terjadi musibah kebakaran, 2 sekolah dan 6 rumah guru terbakar demikian juga dengan semua arsip SD & SMP.
PROYEK PEMERINTAH
Pada tahun Ajaran 1984/1985 ada Proyek dariDepartemenPendidikan dan KEbudayaan PRopinsi Kalimantan Selatan tentang “PENINGKATAN SMA KALIMANTA SELATAN”. Panitia Pelelangan Terbatas Proyek Peningkatan SMA Kalimantan Selatan Tahun 1984/1985 dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kantor Wilayah Propinsi Kalimantan Selatan mengumumkan Order secara terbuka kepada Perusahaan atau Pemborong untuk menawarkan diri mengikuti penawaran pelelangan. Dari sekian banyak Perusahaan atau Pemborong yang menyatakan diri untuk mengikuti pelelangan setelah diteliti oleh Panitia, maka CV yang memenangkan Order adalah :”CV. SEBUKUT”, Jln. A.E.S. Nasution No. 3 Banjarmasin.
PEMBANGUNAN DIMULAI
Setelah oleh Panitia mengumumkan bahwa pemenang Tender adalah dari CV. SEBUKUT, maka pada tanggal 19 Maret 1985 PT tersebut melayangkan surat Penawaran kepada Panitia Lelang Proyek Peningkatan SMA Kalimatan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan yaitu “PEMBANGUNAN DUA RUANG KELAS” SMA Katolik Banjarmasin dengan segala Anggaran Biaya Pembangunan. Dengan demikian mulailah pembangunan tambahan dua buah ruangkelas SMA Katolik Banjarmasin. Dengan demikian mulailah pembangunan tambahan dua buah ruangan kelas SMA Katolik Banjarmasin.
Selanjutnya pada tanggal 5 Desember 1985 bertempat di Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Kalimantan Selatan telah diadakan “Berita Acara Serah Terima” barang-barang Inventaris yang berasal dari Proyek Peningkatan SMA Kalimantan Selatan kepada Kepala SMA Katolik Banjarmasin Sr. Laurentia Kartini, SPM sebagai pihak II. Barang-Inventaris yang diterima adalah berupa dua ruang kelas seluas 144 M2, pelaksana CV. Sekubut dengan biaya Rp. 21.289.000,- Pada tanggal 21 Januari 1986 Panitia menyerahkan kepada SMA K Berita Acara Serah Terima dari Aparatur Rutin (Kanwil) ke Pemakai/Pengelola yaitu “Surat Perjanjian Pemborongan beserta gambar bangunan”.
Dengan demikian SMA Katolik Siswarta telah ketambahan dua buah ruang belajar dari proyek Pemerintah.
SMAK SISWARTA PERIODE 2
1977-2005
Setelah kurang lebih 46 tahun berkarya, akhirnya Kongregasi ini harus berpisah dengan Keuskupan Banjarmasin. Perpisahan ini meninggalkan suatu perasaan duka yang mendalam bagimasyarakat khususnya umat Katolik Keuskupan Banjarmasin, karena Kongregasi ini sungguh sangat berjasa di bidang pendidikan. Pada tahun 1974 Superior Jendral Kongregasi Bruder MTB telah memberitahukan kepada Mgr. Demarteau, MSF bahwa tidak lama lagi para Bruder MTB akan ditarik dari Keuskupan Banjarmasin karena tenaga mereka sangat dibutuhkan di Kalimantan Barat. Oleh sebab itu, Br. Antonissen Yulianus, MTB yang telah memimpin SMAK selama kurang lebih 15 tahun menyerahkan kepemimpinannya sebagai Kepala Sekolah kepada wakilnya yaitu Bapak Drs. F.X. Santoso. Sehubungan dengan kepindahan Kongregasi Bruder MTB dari Keuskupan Banjarmasin, maka SMAK yang telah bertahun-tahun dipimpin oleh Misionaris dari Negeri Belanda kini kepemimpinannya beralih ke tangan orang Indonesia.
REUNI 1988
Pada tanggal 10 Juli 1988,tujuh tahun setelah SMAK dipimpin oleh Orang Indonesia, suatu Reuni tamatan SMAK diselenggarakan. Pada waktu itu Kepala Sekolah adalah Sr. Laurentia, SPM yang mulai memimpin sekolah ini mulai tahun 1985. Dalam Sambutan Mantan Kepala Sekolah SMAK Bpk. Drs. F.X. Santoso, menyebutkan bahwa Reuni ini adalah reuni yang ke VI. Jadi semenjak SMAK ini berdiri pada tahun 1959, sudah lima kali diadakan reuni. Reuni yang dilakasanakan secara periodic ini adalah sebagai tanda rasa syukur kepada Tuhan atas rahmat yang dilimpahkan-Nya kepada Alumnus SMAK di bawah naungan Yayasan Siswarta, yang dating dari mana-mana sekedar melepas rindu,mengenang masa lalu sambil bernostalgia ketika masih belajar di SMAK. Reuni sekaligus mengenang akan alamater yang sadar bahwa mereka adalah putera-puteri kandung SMAK. Tujuan mengadakan Reuni adalah menghimpun suatu gerak yang positif dalam pengembangan Alma Maternya.
Bruder Antonissen Yulianus, MTB yang menjadi Kepala SMAK sejak tahun 1962 s/d 1977 mungkin sengaja diundang oleh Panitia dating jauh-jauh dari Negeri Kincir Angin, Belanda begitu nama Negerinya, hadir bersama para mantan murid sekedar member penghormatan sedalam-dalamnya atas jasa-jasanya selama di Indonesia khususnya memimpin SMAK Banjarmasin. Dalam sambutannya yang beliau tulis pada bulan Juli di Negeri Belanda, beliau mengatakan:” Dengan segala senang hati dan rasa haru serta kebahagiaan yang sangat mendalam kami penuhi undangan Panitia Reuni yang diselenggarakan di Banjarmasin-Indonesia tercinta tempat kami membaktikan diri sebagai Pendidik maupun Kepala Sekolah yang puluhan tahun lamanya.
Melalui kesempatan yang sangat indah ini, kami ucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada segenap Panitia dan Para Penasehatnya, tidak lupa kami salut pula kepada pemrakarsa Reuni ini yang walaupun jauh di seberang, toh kami tidak dilupakan, bahkan surat-surat dari Surat Kabar Kompas dan Banjarmasin Post, masih selalu kami terima dari Alumnus di Indonesia.
Kepada dewan Guru dari berbagai angkatan sudah sepantasnya kami ucapkan terima kasih atas keterlibatannya dalam Reuni saat ini. Pesan kami kepada Alumnus dan Panitia : Teruskan dan kembangkan Isi dan Jiwa serta Semangat reuni ini demi kejayaan SMAK kita. Selamat berjumpa dalam rindu dan bahagia…. Selamat bernostalgia”.
PERMINTAAN TENAGA KEPALA SEKOLAH
Pada tanggal 12 Maret 1992 Bpk. Uskup FX. Prajasuto, MSF mengirim surat kepada pimpinan Suster-suster Santa Maria di Pekalongan untuk meminta tenaga Kepala SMAK Banjarmasin. Kepala SMA pada waktu itu adalah Bpk. Drs. FX. Santoso. Bpk. Drs. FX. Santoso telah memimpin SMAK menggantikan Br. Antonissen Yulianus, sejak tahun 1997 s/d 1985. Itu berarti bahwa Bpk. Drs. FX. Santoso telah diangakat kembali untuk memimpin sekolah untuk yang kedua kalinya tahun 1991 s/d 1995. Sebagai Uskup, beliau sangat memperhatikan pendidikan di Keuskupannya. Maka jauh-jauh sebelum itu sudah mempersiapkan orang-orang yang dapat memimpin SMA. Kongregasilah yang menjadi prioritas utama. Sayang sekali bahwa pada waktu itu Kongregasi SND juga belum siap untuk memberikan tenaga bagi perkembangan pendidikan di Keuskupan Banjarmasin karena dari pihak kongregasi pun masih terbatas orang-orang yang mampu untuk menjadi Kepala Sekolah. Maka pimpinan Suster-suster SND pada tanggal 20 Maret 1992 membalas surat bapak Bapak Uskup dengan permohonan maaf karena sekarang ini belum dapat mengirim suster untuk memenuhi permintaan bakap uskup. Dengan demikian Bpk. Drs. F.X. Santoso, tetap memimpin SMAK. Baru setelah melewati kurun waktu 9 tahun kemudian barulah pimpinan memenuhi janjinya dengan mengirim Sr. M. Bernadette, SND, S.Pd. untuk menjadi Kepala SMAK Banjarmasin.
Sr. Bernadette, SND S.Pd. memimpin SMAK dari tahun 2001 s/d 2004. Selanjutnya beliau diganti oleh Bpk. Martambuan Baji, S.Pd. yang memimpin SMAK dari 2004 sampai 2005 karena pada tahun 2004 Bapak Uskup Prajasuta, MSF meminta Frater CMM untuk berkarya di Keuskupan Banjarmasin khususnya mengenai SMA dan Asrama. Maka pada tanggal 20 Maret 2004 Bpk. Martambuan Baji, S.Pd. digantikan oleh Fr. Yos Bille, CMM menjadi Kepala SMAK yang ke 11 (2004 s/d 2009). Selanjutnya terhitung tanggal 28 Agustus 2009 jabatan Kepala SMA diserahkan kepada Fr. Theodorus Hera Demon, CMM S.Pd.
KENANGAN INDAH DI HARI TUA
Selanjutnya, pada detik-detik terakhir ketika Yayasan Siswarta akan beranjak ke peraduannya dan pergi untuk selamanya, para siswa-siswi Tahun Ajaran 2004-2005, SMAK Siswarta masih membuat kenangan indah disaat-saat mereka akan berpisah. Mereka menciptakan satu buku kenangan yang tak akan pernah terlupakan dimana mereka mengenang saat-saat indah “Persahabatan” di SMAK, dengan menerbitkan satu buku kenangan : “The Blooms Memories”.
ERA DON BOSCO
SMA PERIODE 3
TAHUN AJARAN 2005 SAMPAI SEKARANG
SMA Frater Don Bosco Banjarmasin yang beralamatkan Jl. Rantauan Darat no. 24 ini pada awalnya bernama SMA Katolik Siswarta. Pada tanggal 27 Maret 2004 Mgr. Fransiskus Xaverius Prajasuta, MSF uskup Keuskupan Banjarmasin mengirim surat kepada Provinsial Frater CMM (Fr. Lukas Mandagi) yang isinya mengundang Frater CMM untuk membaktikan dirinya di Keuskupan Banjarmasin. Karya pokok yang ditawarkan adalah mengelola bidang Pendidikan khususnya menangani SMUK dan menangani asrama yang telah lama sangat didambakan umat.
Permintaan Bapak Uskup ditanggapi secara positif oleh Dewan Umum dan Dewan Provinsi CMM Indonesia. Sebagai tanggapan atas permohonan tersebut Dewan Pimpinan Provinsi dan DPU mulai menjajaki kemungkinan bagi Frater CMM untuk mulai berkarya di Keuskupan Banjarmasin.
Tanggal 1 Juli 2004 merupakan tanggal resmi Frater CMM mulai berkarya di Keuskupan Banjarmasin. Sedangkan perubahan nama dari SMAK Siswarta menjadi SMA Frater Don Bosco terjadi setelah secara resmi diserahkan pengelolanya kepada Yayasan Don Bosco, dengan ditandatanganinya “Berita Acara Serah Terima” dari Yayasan Siswarta ke Yayasan Don Bosco pada tanggal 28 Juni 2005.
PENGGABUNGAN ANTAR DUA YAYASAN
Bertempat di “Wisma Ventimiglia”, Jl. Gatot Subroto No. 10 Banjarmasin, berlangsunglah acara penggabungan dua Yayasan yaituYayasan Siswarta dan Yayasan Don Bosco. Pada saat itu Gaby Siantori,, SH Notaris di Banjarmasin, membacakan “Akta Penggabungan Yayasan Siswarta dan Yayasan Don Bosco nomor 72.” Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan “Berita Acara Serah Terima dari Yayasan Siswarta, ke Yayasan Don Bosco. Ketua Yayasan Siswarta Pastor Aloysius Darmakusuma, MSF sebagai ketua dan Fr. Lukas Mandagi, CMM yang waktu itu jabatannya sebagai Provinsial Frater CMM sekaligus ketua Yayasan Don Bosco Pusat menandatangani berita acara tersebut beserta saksi-saksinya.
Dalam Akta yang ditandatangani pada hari Selasa, tanggal 28 Juni 2005 disebutkan dalam pasal 4 tentang “Peralihan Harta Kekayaan” yang mana dalam nomor 4.1. tertulis : “Dalam rangka penggabungan YAYASAN SISWARTA digabungkan ke dalam YAYASAN DON BOSCO, maka semua harta kekayaan YAYASAN SISWARTA dialihkan atau dengan kata lain dipindahkan kepada dan diambilalih oleh YAYASAN DON BOSCO”.
Sejak saat itulah baru secara resmi Yayasan Don Bosco sebagai pengelola, setelah dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun Frater CMM sudah berkarya di Keuskupan Banjarmasin.
Alumni Kepengurusan Yayasan Don Bosco Banjarmasin, semenjak masa pengambilalihan dari yayasan siswarta ke Don Bosco.
1. Ketua Yayasan : Fr. Florentinus Halawa, CMM
- Sekretaris : Fr. Antonius Kodoatie, CMM
- Bendahara Yayasan : Fr. Zakarias, CMM (Mantan)
2. Ketua Yayasan : Fr. Martinus Gulo, CMM (Mantan)
- Sekretaris : Fr. Antonius Kodoatie, CMM
- Bendahara : Fr. Yohanes Mellolo Buranna, CMM (Mantan)
3. Ketua Yayasan : Fr. Nikodemus Tala Lamak, CMM
- Sekretaris : Fr. Antonius Kodoatie, CMM
: Fr. Rufinus Ndruru, CMM
- Bendahara : Fr. Stanislaus Sene, CMM
4. Ketua Yayasan : Fr. Frans Kilat, CMM
- Sekretaris : Fr. Lambertus Kato'o, CMM
- Bendahara : Fr. Lambertus Kato'o, CMM
- Pelaksana Harian : Fr. Stanislaus Sene, CMM
Langganan:
Postingan (Atom)