Senin, 13 Februari 2012

Panggilan Tuhan merupakan sebuah Tanggungjawab

Fr. Stanislaus Sene, CMM.

Setiap orang percaya memiliki panggilan Tuhan dalam hidupnya. Sesungguhnya, semua orang percaya menerima panggilan Tuhan yang sama, hanya saja setelah kita meresponi panggilan Tuhan dalam hidup kita, sampai pada titik tertentu kita berjalan mengikuti panggilan itu, Tuhan akan mulai memposisikan kita untuk secara spesifik mengerjakan tugas-tugas atau pelayanan-pelayanan yang memang Dia khususkan untuk kita kerjakan.Sebagai contoh: ada yang dipanggil sebagai seorang Gembala, ada yang dipanggil sebagai seorang penginjil, sebagai seorang guru, dan lain sebagainya. Akan tetapi, semua bidang pelayanan itu secara spesifik baru akan bisa kita masuki,  setelah kita meresponi panggilan Tuhan dalam hidup kita. Panggilan Tuhan adalah suatu penetapan Tuhan tentang kehidupan kita, yang jika kita responi secara tepat, akan memposisikan kita untuk mulai menikmati penyertaan Tuhan.


 Berikut ini beberapa refleksi Saya melihat Panggilan Tuhan atas Beberapa dimensi kepada manusia, berdasarkan Kejadian 1:26-28  

1.       Tuhan memanggil manusia untuk mengalami proses pembentukan menjadi suatu pribadi seperti yang sudah Dia rencanakan (ayat 26).
Tuhan sudah mengetahui dengan jelas apa yang harus kita kerjakan dalam fungsi pelayanan kita , tapi untuk kita bisa berfungsi seperti yang Tuhan inginkan, pertama-tama Tuhan akan membentuk hidup kita terlebih dahulu, sehingga kita menjadi sosok pribadi yang akan bisa berfungsi dengan maksimal dan sempurna untuk tugas yang Dia rencanakan.Tuhan mau memastikan bahwa ketika kita difungsikan, kita akan sama seperti seekor ikan di air. Jika kita melihat seekor ikan yang ada di air, kita tidak akan bertanya kapan ikan itu belajar berenang; begitu lahir, ikan itu bisa langsung berenang. Tuhan ingin memastikan, ketika kita dibawa masuk ke dalam fungsi pelayanan kita, kita tidak perlu lagi bertanya-tanya atau bergumul, ataupun menghadapi berbagai kesulitan atau kendala yang ada dalam diri kita, sehingga kita bisa berfungsi dengan maksimal dalam apa yang Tuhan suruh untuk kita kerjakan.Demikian pula ketika Tuhan ingin membentuk ulang/mencipta ulang diri kita; Dia ingin memastikan kita bisa berfungsi seperti yang seharusnya. Jadi jika sekali waktu kita mengalami berbagai peristiwa yang seakan-akan “memaksa” kita untuk mengalami perubahan hidup, yang kita perlu lakukan hanyalah belajar meresponi setiap peristiwa yang terjadi dengan respon yang benar, karena itu semua adalah bagian dari proses pembentukan yang Tuhan sudah persiapkan untuk membentuk kita menjadi seperti yang Dia mau.Dalam Matius 4:19, Yesus berkata: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia”, artinya bahwa ada hasil akhir yang Tuhan sudah tetapkan buat kita, tapi untuk kita bisa mencapai hasil akhir itu (menjadi seperti yang Tuhan inginkan), kita harus melewati proses pembentukan terlebih dahulu. Seringkali, ada banyak orang percaya yang sebetulnya dipanggil Tuhan untuk menjadi seperti yang Dia mau, tapi dalam proses pembentukannya, peristiwa demi peristiwa, situasi dan keadaan yang terjadi seakan-akan membuat mereka terus terpojok dan mereka meresponinya dengan keliru, sehingga tidak ada perubahan ke arah positif yang terjadi, melainkan perubahan ke arah yang negatif.Tuhan menghendaki, setiap kali kita melewati proses pembentukan itu, kita meresponinya dengan ilahi dan akurat, karena apapun yang terjadi dalam hidup kita adalah proses pembentukan yang memang Tuhan berikan untuk membentuk kita menjadi seperti yang Dia mau. Karena itu, belajarlah untuk lebih “waspada”; apapun yang terjadi dalam hidupmu, belajarlah untuk responi dengan tepat, dan respon yang tepat akan membuat proses pembentukan dalam hidup kita selesai dengan cepat.

2.      Tuhan memanggil kita untuk diberkati dan menjadi saluran berkat.
Selama ini, masih banyak orang  terus berpindah dari satu gereja ke gereja lain, hanya karena mereka ingin “menghindari” konflik yang ada. Padahal sebenarnya, konflik itu bukan ada di dalam gereja, melainkan dalam diri mereka sendiri. Itu sebabnya Tuhan sengaja mengirim orang-orang untuk “membantu” kita keluar dari konflik itu agar kita bisa menanggulanginya. Ketika kita terus meresponi proses pembentukan Tuhan seperti yang Tuhan inginkan, kita pasti akan mulai mengalami perubahan menjadi pribadi seperti yang Tuhan inginkan, dan di situlah kita akan mulai menikmati berkat Tuhan. Jangan berpikir bahwa menjadi orang yang diberkati sama dengan memiliki uang yang banyak, karena itu hanya level paling dasar dari pengertian “diberkati.” Level yang lebih tinggi dari pengertian “menjadi orang yang diberkati” adalah: apapun yang kita kerjakan selalu Tuhan buat berhasi, baik itu  Di tempat pekerjaan kita ataupun dalam pelayanan kita. Lalu level yang tertinggi dari pengertian “menjadi orang yang diberkati” artinya: kita selalu mengalami penyertaan, penjagaan dan perlindungan Tuhan. Karena itu, di level manapun kita berada, pastikan proses pembentukan terus terjadi dalam hidup kita, karena pada dasarnya Tuhan memang memanggil kita untuk menjadi orang yang diberkati!

3. Tuhan memanggil kita untuk berkomunikasi dengan diriNYA secara langsung dan terus –menerus.
Kerapkali, konsep pikir kita yang justru membuat kita tidak bisa mendengar suara Tuhan. Kadangkala kita berpikir, “Aku belum cukup berdoa, jadi aku tidak bisa dengar suara Tuhan.” Atau “Aku masih jatuh bangun dalam dosa, jadi Tuhan tidak mungkin berbicara dengan aku.” Padahal, jika kita mengingat dulu pada waktu kita menerima keselamatan, bahkan saat kita masih hidup dalam dosapun kita bisa mendengar Tuhan memanggil kita kepada keselamatan; itu sebabnya kita bisa meresponinya. Karena itu, konsep pikir kita yang terlebih dahulu harus dirombak. Selain konsep pikir, gaya hidup yang kita miliki juga bisa membuat kita tidak bisa mendengar suara Tuhan, kita sengaja punya gaya hidup yang menjauh dari Tuhan; ketika Tuhan memanggil kita untuk mendekat, kita justru menyibukkan diri dengan berbagai kesibukan. Tapi ketika kita mengambil sikap untuk terus membenahi hidup kita selaras dengan kebenaran, kita pasti akan bisa dengan mudah kembali mendengar suaraNYA, sehingga Tuhan bisa dengan mudah memberikan arahan-arahan dan tuntunanNYA. Dan satu hal yang saya amati, semakin kita mendengar suaraNYA, semakin lembut pula hati kita; semakin kita mendengar suaraNYA, semakin mudah untuk kita taat. Dan makin sering kita mendengar suara Tuhan, makin kita akan mengenali ketika suara yang sama diperdengarkan lewat orang-orang lain di sekitar kita. Itu sebabnya, orang yang keras kepala pasti adalah orang yang tidak pernah mendengar suara Tuhan, ia hanya mendengar suara dari pikirannya sendiri, sementara seringkali pikirannya itu keliru, sehingga ia disesatkan oleh pikirannya sendiri. Karena orang yang keras kepala adalah orang yang memiliki pikiran yang tertutup/sempit, sehingga ia tidak bisa menerima input dari luar. Namun ketika Tuhan berbicara dan kita mendengar suaraNYA, apa yang Tuhan sampaikan tersebut secara otomatis akan membuat pikiran kita terbuka. Seringkali, ada seseorang yang memanggil kita, namun kita tidak bisa mendengarnya. Apa penyebabnya? Karena fokus kita sedang tertuju kepada hal yang lain, kita tidak mengharapkan orang tersebut tiba-tiba memanggil kita. Demikian pula, seringkali ketika Tuhan memanggil kita, karena fokus perhatian kita sedang tertuju kepada hal yang lain, meskipun kita rindu berbicara dengan Dia, kita tidak bisa mendengar ketika Dia sungguh-sungguh berbicara. Yang dimaksud dengan fokus perhatian kita teralih adalah hati kita tidak lagi memprioritaskan Dia. Selama kita terus memprioritaskan Tuhan dan rencanaNYA dalam hidup kita, kapanpun dan dengan cara apapun Tuhan berbicara, kita akan segera bisa mendengarnya.

4. Tuhan memanggil kita untuk memberi yang terbaik bagi orang-orang lain dengan kehidupan Roh yang telah kita miliki.
Semakin saya merenung, semakin saya menyadari bahwa Tuhan ingin saya menjadi orang yang berpengaruh. Meskipun saya harus mengawali dengan satu atau dua orang, selama saya setia, Tuhan akan membawa saya untuk mulai mempengaruhi sepuluh-dua puluh orang. Dan ketika saya setia dengan yang sepuluh-dua puluh itu, saya akan diberi kepercayaan lebih lagi dengan seratus-dua ratus orang, dan begitu seterusnya. Karena itu, dalam hidup perlu kita pastikan bahwa belajar untuk menyadari,  bahwa Tuhan ingin setiap kita terus memberi pengaruh. Ketika kita bertemu dengan seseorang yang sedang membutuhkan sesuatu dari Tuhan, pastikan kita segera bertindak. Apa yang selama ini kita terima dari Tuhan, mungkin telah menjadi sesuatu yang kita anggap “biasa,” tapi bagi orang lain itu adalah sesuatu yang “luar biasa.” Sama seperti nasi satu bungkus mungkin adalah hal yang biasa bagi kita, tetapi bagi orang yang sudah berhari-hari tidak makan, nasi sebungkus itu menjadi sesuatu yang sangat berharga dan disyukuri. Karena itu, marilah kita belajar untuk membagikan apa yang Tuhan sudah percayakan kepada kita, sehingga wilayah pengaruh kita pun akan semakin diperluas oleh Tuhan. Kejadian 1:26 berkata, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan [+] burung-burung di udara dan [+] atas ternak dan atas seluruh bumi dan [+] atas segala binatang melata yang merayap di bumi”, ada penambahan wilayah pengaruh dari waktu ke waktu. Selama kita terus bertumbuh di dalam Tuhan, wilayah pengaruh yang Tuhan berikan kepada kitapun akan semakin berkembang. Akan tetapi ada satu peringatan yang perlu kita perhatikan di sini: Semakin besar lingkup pengaruh yang Tuhan beri kepada kita, semakin banyak pula orang yang ingin memberkati kita secara materil; untuk itu kita perlu mengenali mana pemberian yang boleh kita terima dan mana yang tidak. Tuhan memberikan dengan Cuma-Cuma maka bagikan atau berikanlah kepada mereka dengan Cuma-Cuma pula. Pastikan hati kita terus tertuju kepada kebenaran, sehingga kita akan selalu ada dalam zona aman. Karena dengan semakin banyaknya kehidupan orang yang kita pengaruhi, selama hati kita terus tertuju kepada kebenaran, kita tidak akan pernah tergoda untuk mengambil keuntungan atau memanfaatkan orang-orang yang hidupnya diberkati oleh karena pengaruh kita itu.

5. Tuhan memanggil kita untuk menaklukkan segala sesuatu yang negatif yang masih ada dalam hidup kita dan sekeliling hidup kita.
Jika kita masih terus bergumul menghadapi kemanusiawian, kekurangan dan kelemahan manusiawi, dan kedagingan yang masih sering mengganggu, maka hari ini perlu kita buat satu  tegasan bahwa ada sebuah panggilan Tuhan yang secara khusus Dia berikan kepada kita: Dia memanggil kita untuk menaklukkan segala hal negatif yang masih ada dalam diri kita. Kalau Dia memanggil kita, Diapun yang memperlengkapi kehidupan kita. Kita hanya perlu bangkit dalam kuasa Roh dan pergunakan tangan iman kita untuk meraih anugerah dan otoritas yang Tuhan sediakan buat kita, dan taklukkanlah segala kelemahan, kekurangan, kedagingan, dan kemanusiawian yang masih ada dalam hidup kita. Tuhan sudah menaklukkan semua itu di kayu salib, kini kita yang bertanggung jawab untuk menaklukkannya atas hidup kita. Ketika kita bisa menaklukkan semua yang negatif dalam diri kita, akan jauh lebih mudah untuk kita menaklukkan semua yang negatif di sekeliling kita. Karena iblis yang terkuat yang masih berkeliaran di dunia ini adalah iblis yang ada di dalam diri kita. Jika kita bisa menaklukkan roh keserakahan yang masih ada di dalam kita, maka untuk menggerakkan bangsa-bangsa meninggalkan keserakahan akan menjadi sesuatu yang mudah untuk terjadi. Jika kita bisa menaklukkan hawa nafsu yang masih ada di dalam kita, kita akan bisa dengan mudah menaklukkan hawa nafsu yang ada di luar sana. Apapun yang negatif yang masih ada dalam diri kita: ketakutan-ketakutan, trauma, kemanusiawian, atau apapun juga, tanggulangilah semua itu! Tuhan telah memberikan panggilanNYA, responilah, karena di dalam panggilan Tuhan itu ada anugerah. Ketika kita meresponi panggilanNYA, anugerah pun akan tercurah. Ketika kita meresponi panggilanNYA, hidup kitapun akan mengalami perubahan yang luar biasa. Tuhan memberkati kita. Amin


“We get the best from God,
So give also the best to others “.